35 | Lo Jahat!

3.2K 196 9
                                    

Ketika sarapan pagi ini, Melvin sengaja tidak menuangkan air putih ke dalam gelasnya. Dia menahan senyumnya, mengambil minuman ceweknya yang duduk di sebelahnya itu. Tak peduli kalau Retta sadar dan menatapnya agak terkejut, dia langsung menenggaknya habis.

"Melvin, itu punya gue!" tegur Retta.

"Emangnya kenapa kalo punya lo?" Melvin menatap Retta dengan ekspresi dingin yang dibuat-buat. "Gak boleh, ya?"

"Tapi lo, kan ada gelas punya sendiri."

"Kalian ini pagi-pagi udah ribut aja." Sambil tersenyum Indira geleng-geleng kepala.

"Itulah. Melvin ini, nah!" Retta berdecak.

Melvin berbisik, " Gue yakin lo gak benar-benar kesal."

Sial, kenapa Melvin tahu? Dia memang tidak benar-benar kesal. Kemarin Melvin minum dari sedotan yang sama dengannya. Dan pagi ini dari gelas yang sama.

Retta tidak membalas, pura-pura cuek. Kini dia fokus menghabiskan sarapannya.

"Kenapa bisik-bisik Melvin?" tanya Indira selidik ketika menyadari itu.

Melvin menggeleng sambil tersenyum simpul.

Indira senang, suasana di meja makan tidak terasa sepi. Ada senyum, tawa, pun kehangatan.

Setelah sarapan, Melvin dan Retta bangkit dari duduk. Kemudian berpamitan pada Indira, hendak berangkat ke sekolah.

"Belajar giat-giat di sekolah. Jangan asyik pacaran aja," pesan Indira sebelum keduanya benar-benar berangkat.

🌠🌠

Karena guru-guru ada rapat mendadak, semua kelas sedang jam kosong saat ini. Bersamaan dengan kelas Retta sedang jam olahraga.

Meskipun tidak masuk, guru olahraganya tetap meminta mereka untuk bermain basket. Pada akhirnya hanya para siswa yang bermain, sedangkan para siswinya duduk-duduk di tribune lapangan basket outdoor itu.

Retta duduk bersebelahan dengan Adora. Temannya itu tengah menyemangati pacar yang sedang bermain. Retta tampak bosan, melihat-lihat ponselnya tanpa tujuan. Hingga dia mendapat SMS dari Melvin dan senyumnya pun terukir.

Sementara itu, di kelasnya Melvin berdiri di dekat jendela yang tingginya hanya sepinggang. Dia menopang tangan kirinya di kusen jendela, sedangkan tangan kanannya memegangi ponselnya. Dia menatap Retta diam-diam dari sana. Ceweknya itu sedang duduk di tribune dengan wajah kentara akan bosan.

Karena itu, dia me-SMS Retta. Jika dia chat melalui WhatsApp, kemungkinan Retta tidak akan langsung membaca jika data koneksi tidak hidup, meskipun sedang memegang ponsel. Dia ingin Retta langsung membacanya.

Retta membuka isi SMS dari Melvin.

Melvin 🖤 : Ada yang natap lo diam-diam.

Retta mengernyitkan keningnya. Kemudian mengetikkan balasan, bertanya siapa yang menatapnya diam-diam.

Melvin 🖤 : Coba lihat ke arah kelas gue!

Retta langsung mengikuti instruksi dari Melvin. Kelas Melvin memang berada sekitar empat puluh meter dari seberang lapangan, berhadapan dengan tribune di mana Retta duduk. Retta tersenyum kala bertemu pandang dengan Melvin.

Cowoknya itu berdiri di balik jendela kelas, tepat sekali lurus dengannya duduk. Melvin melambaikan tangan ke arahnya. Baru saja dia hendak mengetikkan balasan, dia sudah mendapat sambungan telepon dari cowok itu. Langsung saja dia mengangkatnya hingga keduanya terhubung.

Approccio [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang