"Bu, Retta gak sarapan di rumah pagi ini ya?" Retta berucap kala Indira dan Melvin sudah bersiap-siap sarapan. Seragam SMA Orchid sudah melekat di tubuh Retta.
"Terus kamu mau sarapan di mana?" Indira bertanya.
"Mau sarapan di luar sama Ziggy," ucap Retta semangat.
Melvin yang hendak sarapan itu melihat ke arah Retta sekilas. Lalu kembali menatap ke arah piringnya. Tanpa sadar, dia meremas sendok yang ada di tangannya. Entah kenapa, dia kesal.
Retta memang sudah berjanji dengan Ziggy pagi ini. Keduanya berniat sarapan bersama di luar dan berangkat bersama. Sebenarnya, ini adalah rencana Ziggy.
"Jangan, makan di sini aja! Ngapain makan di luar? Hemat, Retta. Lagian masakan Ibu gak buruk juga. Ayo, ajak Nak Ziggy makan bareng kita!" pinta Indira.
Retta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Rencananya bukan seperti ini. Tapi, yasudahlah, akhirnya dia keluar rumah untuk menyuruh Ziggy yang baru sampai di depan untuk masuk ke rumah dan ikutan sarapan.
Ziggy duduk di sebelah Retta dan berhadapan dengan Melvin. Suddenly, Ziggy punya ide lagi. Mendekatkan mulutnya ke telinga Retta dan berbisik, "Buka WA lo sekarang!"
Retta awalnya bingung. Setelah paham, dia mengambil ponselnya. Di sana Ziggy chat Retta. Lagian kalau dia langsung bicara walaupun Retta di sebelahnya, itu akan kedengaran oleh Melvin. Berbisik-bisik terus pun tidak enak karena ada Indira di sana.
Ziggy : Taruh nasinya ke piring gue lah. Pokoknya buat dia cemburu!
Retta : Oke.
"Makan yang banyak ya, Nak Ziggy!" ucap Indira ramah pada Ziggy.
Ziggy tersenyum. "Makasih, Tan."
Retta pun mulai menaruh nasi ke dalam piring untuk Ziggy. Tak lupa, ditambahkan lauk juga. Setelah itu, Retta juga menuangkan air putih ke dalam gelas, juga untuk Ziggy. Retta sengaja menyunggingkan senyum manisnya untuk Ziggy.
Sial, Melvin yang melihat itu entah kenapa jadi kesal lagi. Ternyata, diabaikan itu tidak enak. Karena biasanya Retta selalu memperhatikannya walau diam-diam.
"Makasih, Rett," ucap Ziggy sok dekat.
"Sama-sama, Ziggy," balas Retta dengan senyum yang masih utuh di wajahnya.
Indira geleng-geleng kepala kala sadar hanya wajah Melvin yang masam saat ini.
Setelah sarapan, Retta dan Ziggy berpamitan pada Indira. Dan sampai saat itu dia dan Ziggy masih saja mengabaikan Melvin, sedikitpun tidak berbicara pada Melvin.
🌠🌠
Melvin menaruh tasnya di atas mejanya dengan kasar kala tiba di kelas pagi itu. Setelah duduk di kursinya, Melvin menatap tajam ke arah Ziggy yang sudah duluan tiba di kelas.
Merasa ditatap, Ziggy yang sibuk dengan ponselnya pun kini balas menatap Melvin. "Kenapa lo natap gue? Tatapan lo tajam banget. Setajam silet. Ih, takut!"
Tatapan tajam itu berubah menjadi tatapan jijik kala mendengar kalimat terakhir Ziggy.
"Kenapa lo natap gue? Jangan-jangan lo suka sama gue ya?" Ziggy mulai ngelantur tidak jelas.
"Suka-suka gue mau natap siapa!" ketus Melvin.
Lalu hening. Seperti biasa, Melvin kini sibuk dengan buku paket, sok rajin. Tapi emang rajin sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Approccio [Completed]
Teen FictionSatu sekolah tahu kalau Retta suka Melvin. Satu sekolah juga tahu kalau Melvin tidak suka Retta. Tapi, karena suatu hal, Melvin mulai mencemaskan Retta. Apalagi setelah keduanya sering bertemu di rumah yang sama. Dan memanggil seseorang dengan pangg...