"Jadi rencana lo apa?" Retta langsung bertanya ketika Ziggy menghentikan langkahnya tepat di lorong sekolah yang mulai sepi.
Ziggy menahan senyumnya. Lalu menjawab, memberitahu Retta mengenai rencananya. "Nanti malam lo jalan sama gue."
"Ha?" mata Retta sedikit terbelalak. "Lo serius?"
Ziggy mengangguk mantap. "Why not? Lo jalan sama gue nanti malam. Terus gue bakalan manas-manasin melvin. Nah, terus gue mau lihat apa dia cemburu atau nggak."
Retta terdiam sesaat, masih menimang. Lalu mengangguk. Tidak ada salahnya mengikuti rencana Ziggy. Barangkali Melvin benar-benar cemburu.
"Oh iya, kasih nomor WA lo. Nanti sore gue kabarin lagi."
Retta pun langsung mengiyakan permintaan Ziggy, memberi nomor WhatsApp nya pada cowok itu. Setelah itu, dia pun bergegas pergi dari sana.
🌠🌠
Melvin melipat kedua tangannya di dada. Menatap selidik ke arah teman sebangkunya yang habis Maghrib tiba-tiba datang ke rumah ibunya. Saat ini duduklah dia berhadapan dengan Ziggy di ruang tamu. Tak lama, langsung saja dia menginterogasi temannya itu. "Ngapain lo ke sini? Yang pasti bukan mau ketemu sama gue, kan?"
Ziggy mengangguk mantap. "Benar sekali. Gue mah bosan ketemu lo terus. Yakali gue ke sini gara-gara lo."
"Terus ngapain juga lo ke sini? Gak mungkin lo mau ketemu Ibu gue kan?!" ketus Melvin.
Ziggy mengangguk lagi. "Iya, gue mau ketemu Ibu lo. Tapi, buat minta izin biar gue dikasih jalan sama Retta malam ini."
Raut wajah Melvin langsung berubah kala Ziggy menyebut nama Retta. "Lo mau jalan sama Retta?"
Lagi-lagi Ziggy mengangguk. "Kenapa? Lo mau ikut? Gak deh, gue gak jadi jalan kalo lo ikut. Gue gak mau diganggu sama kingkong kayak lo."
"Lo gak dekat sama Retta."
"Ya terus, kenapa? Suka-suka gue dong mau jalan sama siapa." Ziggy sok-sokan ketus. "Lagian, kalo gue jalan sama Retta, itu bukan urusan lo!"
Dalam hatinya, Ziggy tertawa dengan kerasnya. Dapat dirasakannya, ada aura aneh pada Melvin. Temannya itu seperti menahan sesuatu.
Melvin tersenyum sinis dan tidak membalas apapun lagi hingga Retta tiba di ruang tamu.
"Hai!" Retta melambaikan tangannya pada Ziggy. Cewek itu mengenakan pakaian kasual. Dengan rambut yang tergerai. Bibir pink Retta tersenyum manis pada Ziggy, dan sengaja mengabaikan Melvin.
"Hai juga nona manis. Mari, kita langsung jalan!" Ziggy mengedipkan matanya pada Retta.
Sedangkan Melvin yang melihat itu langsung menatap temannya itu jijik.
"Hati-hati di jalan. Jagain Retta ya! Awas kalau sesuatu terjadi sama anak saya!Jangan pulang larut malam ya!" ucap Indira yang tiba-tiba datang. Retta dan Ziggy mengangguk lalu mereka bersalaman dengan Indira.
Setelah itu, keduanya pun bergegas pergi dengan motor sport milik Ziggy.
Sedangkan Melvin, bangkit berdiri dan berjalan ke ruang tengah. Mengambil buku paketnya, dan belajar.
Belajar lebih baik daripada memikirkan hal-hal yang sangat tidak penting dan bukan urusannya, seperti Ziggy dan Retta yang sudah pergi entah ke mana. Itu bukan urusannya! Buku paket yang sedang dia baca seratus kali lebih penting. Jadi, dia harus fokus belajar yang lebih menguntungkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Approccio [Completed]
Teen FictionSatu sekolah tahu kalau Retta suka Melvin. Satu sekolah juga tahu kalau Melvin tidak suka Retta. Tapi, karena suatu hal, Melvin mulai mencemaskan Retta. Apalagi setelah keduanya sering bertemu di rumah yang sama. Dan memanggil seseorang dengan pangg...