21 | Mulai Tertarik?

3.9K 262 3
                                    

Keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju kelasnya.

Namun, langkah Melvin malah terhenti di koridor. Tatapannya mengarah pada lapangan voli yang tak jauh darinya. Di lapangan, ada kelas Retta yang sedang jam olahraga, bermain voli di sana.

Melvin menatap ke arah Retta. Wajah cewek itu terlihat lesu, berkeringat, dan bermandikan cahaya matahari. Cewek itu seakan ingin mengakhiri permainan itu, benar-benar tidak semangat. Mungkin saja karena sudah kelelahan.

Melvin terus memperhatikan gerak-gerik cewek itu. Ketika tiba-tiba dia tersadar apa yang dia lakukan, sebuah tangan merangkul bahunya. Jika tebakan kalian itu adalah Ziggy, maka selamat! Kalian benar. Si empunya tangan itu adalah Ziggy.

"Eh Kingkong lagi liatin siapa?" goda Ziggy. Ziggy mengikuti arah pandangan Melvin. Detik berikutnya, matanya terbelalak, sengaja, sok berlebihan. "Gawat! Lo mulai tertarik sama adik angkat lo yang ternyata suka sama lo?"

Melvin terdiam, mencerna ucapan Ziggy dengan serius. Aneh, ini aneh. Langkahnya tiba-tiba terhenti karena hendak memperhatikan gerak-gerik cewek itu, tanpa sadar. Apa mungkin ... dia mulai tertarik dengan Retta?

Melvin menggeleng, mencoba menepis dugaannya dengan jawabannya sendiri, yaitu tidak mungkin. Oleh sebab itu, dia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti itu. Meninggalkan Ziggy yang masih mencoba menerka.

Ziggy yang sadar ditinggal oleh Melvin kini berlari, menyamakan langkahnya dengan Melvin.

"Eh, Vin!"

"Apa?!" ketus Melvin.

"Judes amat lo!"

"Bukan urusan lo!"

"Nih, gue mau mastiin sesuatu," Ziggy menjeda, "kalo suatu hari ... gue yakin banget lo bakalan suka sama adik angkat lo itu. Secara, lo bakalan tiap hari ketemu sama dia di rumah Ibu lo."

Ziggy senyum-senyum sendiri, lalu lanjut bicara, "Pasti bakalan ada percikan cinta di hati lo. Hahaha ... akan gue pastiin."

🌠🌠

Suami dari salah satu guru SMA Orchid meninggal dunia, jadi siswa-siswi SMA Orchid pulang lebih awal hari ini karena para guru hendak melayat ke rumah duka.

Retta melambaikan tangan ke tempat parkir, tepatnya ke arah Adora yang pulang bersama Mark. Jujur, dia iri. Dia ingin juga kisah percintaannya mulus. Dia ingin ... pulang dengan Melvin.

Baru saja dia pikirkan, ada Melvin yang berjalan di sebelahnya. Cowok itu tidak melihat sedikitpun ke arahnya.

"Gue mau pulang ke rumah Ibu. Kalo mau bareng silakan!" ucap Melvin tanpa menoleh ke arah Retta. Lalu cowok itu mempercepat langkahnya.

Sedangkan Retta, menghentikan langkahnya. Apa barusan Melvin berbicara dengannya? Melvin mengajaknya pulang bareng? Sepertinya iya, emangnya siapa lagi siswa SMA Orchid yang tinggal di rumah Indira kecuali dirinya?

Sebenarnya Retta berniat ke mini market sekarang, namun, karena diajak pulang bareng oleh Melvin, tentu saja pilihannya jatuh ke Melvin. Ini kesempatan namanya. Jadi, mana mungkin dia menyia-nyiakannya. Apalagi, sepertinya Melvin sedang baik saat ini.

Retta duduk di sebelah Melvin. Meskipun mobil mulai melaju dan Melvin terlihat cuek, tak terelak kalau Retta ingin tersenyum bahagia, dia menahan senyumnya. Melvin itu memang aneh. Padahal cowok itu sendiri yang menyuruhnya menjauh, namun, kadang cowok itu seolah menariknya agar lebih dekat.

Kata Adora, tadi saat jam olahraga, Melvin melihat ke arahnya. Apa itu benar? Apakah ini namanya kemajuan? Melvin perlahan-lahan mulai baik padanya, walau kadang-kadang tetap suka marah-marah.

"Liatin apa lo?!" tanya Melvin dingin, pandangannya tetap lurus ke depan.

Retta mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sial, dia kepergok.

"Eng-enggak liat apa-apa kok!" Retta gugup.

Tadi, dia memang iri melihat Adora dengan Mark. Dan sekarang, keinginannya malah terkabul. Retta senang sekali. Walaupun Melvin begitu cuek dan dingin.

🌠🌠

R

etta menyalami tangan Indira begitu sampai di rumah. Diikuti oleh Melvin yang juga menyalami tangan Indira. Melihat pemandangan itu, Indira tersenyum bahagia. Apalagi setelah tahu kalau dua remaja di depannya itu pulang bersama. Sepertinya, keduanya mulai dekat. "Gini nih Ibu suka. Lihat kalian akur. Bukan kek biasa, saling ngejauh. Oh iya, kenapa kalian cepat pulang hari ini?"

Retta lagi-lagi menahan senyumnya. Moodnya sedang bagus saat ini. Lalu dia memberi tahu Indira mengapa dia dan Melvin cepat pulang hari ini.

"Ya udah, Retta cepat ganti baju sana! Bantuin Ibu masak," titah Indira.

"Siap, Bu!" Retta mengacungkan jempolnya. Lalu bergegas ke kamarnya untuk ganti seragam dengan pakaian rumahan.

Sedangkan Melvin mengikuti Indira ke dapur setelah menaruh tasnya di sofa dan sepatu sekolah sudah ia lepas, berganti dengan sendal jepit yang ada di rumah Indira. Melvin duduk di meja makan, hanya memperhatikan Indira dan Retta yang sedang masak untuk siang ini.

Melvin tidak sadar, kalau Retta jadi gugup diperhatikan seperti itu olehnya. Dan Melvin juga tidak sadar, kalau dari tadi dia ingin terus memperhatikan Retta.

Indira sadar kalau Retta gugup. Indira menoleh ke belakang, lalu tersenyum. Mengerti mengapa Retta jadi gugup seperti itu.

Retta menggoreng ikan, hingga dirasakannya ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Begitu terkejutnya dia karena sosok yang berdiri di belakangnya adalah Melvin. Jaraknya dengan Melvin pun begitu dekat.

"Lo duduk aja!" titah Melvin dengan suara beratnya.

"Kenapa?" heran Retta.

"Gue mau bantu Ibu gue. Sesekali biar gue! Jadi, lo duduk aja!"

Retta mengangguk dan berjalan ke arah meja makan. Dan tugas memperhatikan jatuh padanya.

Indira yang sedang mengaduk kuah tersenyum lagi saat posisi Retta digantikan oleh Melvin. Indira mendekat ke arah Melvin dan berbisik, "Ibu sayang banget sama Retta. Jadi, Ibu mau kamu jagain dia buat Ibu ya!"

Melvin terdiam. Dia tidak mengerti maksud Ibunya itu.

"Jangan sakiti dia! Kalo bisa, suka aja sama dia. Ibu sudah merestui hubungan kalian. Kalo bisa Ibu pengin kalian tunangan," bisik Indira pada Melvin dan berusaha agar tidak terdengar oleh Retta.

Melvin menoleh ke belakang, pandangannya dengan Retta bertemu. Jujur, dia mulai merasakannya. Jantungnya mulai berdebar-debar cepat, itu aneh, baginya. "Tapi Melvin gak suka sama Retta, Bu."

"Kamu serius?"

Melvin terdiam dan menoleh ke belakang lagi. Didapatinya Retta yang tersenyum tulus ke arahnya. Melvin kembali menatap Indira.

"Kamu serius gak suka dia?" tanya Indira lagi.

Dan sekarang, Melvin ragu untuk menjawab tidak.

Apa mungkin ... dia benar-benar mulai tertarik dengan Retta?

🌠🌠

See you next part!

Tinggalkan jejak! Ajak juga kawan-kawan kalian baca cerita ini ya😉

Dan juga, selamat tahun baru 2020✨ Semoga kalian tetap sehat dan bahagia.

Thanks ❤️

By Warda, 03 Januari 2020.

Approccio [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang