Balasan 2

584 49 8
                                    

"Ketika hati mengatakan bahwa ada setitik kenyamanan maka pastikan bahwa kenyamanan itu tak akan pernah menyesatkan"

****

Balasan pertama

Assalamu'alaikum

Maaf bila sudah salah sangka yang tidak-tidak, saya hanya tak ingin terjerumus hanya karena sebuah gombalan kecil dari anda.

Nama saya Fajrina Nur Riza, panggil saja Nur

Sudah tahu kan? Saya yang giliran akan bertanya pada anda.

Kenapa berkirim surat? Dan siapakah anda sebenarnya, yang saya tahu hanya nama singkat anda Muh. Nur. Dan tidak mungkin juga saya memanggil anda dengan sebutan Nur. Lucu, sepertinya nama kita berdua sama.

Fajrina Nur Riza

Aku selesai menuliskan balasan pertama. Aku ingin tertawa, kenapa jadi ingat jaman dulu sebelum tekhnologi secanggih ini.

Aku melanjutkan menulis di kertas yang masih kosong untuk balasan kedua, aku berasa punya fens yang tersembunyi.

Balasan kedua

Assalamu'alaikum

Saya sudah menerima surat sekaligus sorban yang anda titipkan pada saya.

Sungguh saya tidak mengerti tentang ini, tentang anda yang suatu saat entah kapan akan mengambil sorban tersebut di tempat saya.

Dan maksud anda yang akan menggambil saya. Sungguh saya tidak mengerti tentang bait kata itu.

InsyaAllah akan saya jaga semampu saya.

Terima kasih atas doanya, saya sakit bukan karena anda, tapi ini takdir Allah. Kuasa Allah yang masih memberi saya nikmat sakit hingga saya harus bersyukur bahwa nikmat sehat memang luar biasa.

Anda juga jangan lupa jaga kesehatan. Tenang saja saya bisa jaga diri:-)

Di mana pun anda berada saya akan menunggu balasan meskipun lama. Saya masih ingin tahu tentang niat anda yang menitipkan sorban kesayangan anda pada saya yang jelas bukan siapa-siapa anda.

Fajrina Nur Riza.

*****

"Alhamdulillah," gumam ku sesaat setelah selesai menyelesaikan menuliskan balasan.

"Udah selesai?" tanya Najma, aku hanya mengangguk dengan memosisikan kepala yang aku letakkan di meja. Lelah sekali rasanya.

"Kok cepet? Balas bagaimana?" tanya Laila. Aku menyerahkan dua lembar kertas yang sudah aku coret dengan tinta.

"Langsung mau titip dua?" tanya Najma. Aku kembali mengangguk. Tifak ingin bersuara, kali ini aku ingin menenangkan diriku dengan tifak berdebat dengan kedua temanku.

Aku mengambil sorban yang masih berada dimeja, dan aku gunakan untuk alas kepalaku yang aku letakkan di meja. Bau parfum yang menyeruak membuatku nyaman, terlebih baunya tidak terlalu membuat pusing.

Salam RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang