•1

484K 21.4K 825
                                    

Mohon maaf bila ada kesamaan nama, tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni hasil ubekan otak gw sendiri. Sekian, terimakasih.

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Seorang gadis bernama Una memasuki ruang operasi lengkap dengan baju hijaunya. Rambutnya terikat rapi dan tertutupi dengan penutup kepala yang biasa dipakai di ruang operasi. Beberapa perawat membantunya memakaikan masker untuk memulai operasi itu. Una melangkahkan kakinya mendekat ke arah meja operasi yang di atasnya berada seorang remaja perempuan yang sudah dibius sebelumnya.

Lampu operasi menyala, mengarah pada pasien yang terbaring di atas meja operasi. "Silahkan dimulai, dokter!" ujar seorang perawat ketika Una sudah berdiri di samping meja operasi.

Ya, Aleyuna Delunica atau yang biasanya dipanggil Una adalah seorang dokter spesialis bedah di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta. Ia baru saja pindah dari rumah sakit cabang yang terbilang kecil menuju rumah sakit besar dan terkenal dengan kelengkapan fasilitasnya yaitu, tempat ia bekerja saat ini.

Una memang seorang dokter yang terbilang mahir dalam bekerja. Setelah lulus menjadi seorang spesialis bedah umum selama empat bulan, dia langsung dipindahkan ke rumah sakit pusat karena dianggap lulusan dokter bedah terbaik. Victor, dia adalah dokter spesialis anestesi yang mendampingi Una untuk operasi kali ini.

4 jam kemudian.

Perempuan bernama Una itu keluar dari ruang operasi, dia melepas semua pakaian hijaunya dan memilih untuk langsung mencuci tangannya.

"Kerja bagus, Na..." ujar Victor yang kini ikut mencuci tangan dan berdiri di samping Una.

"Dokter juga..." balas Una.

"Habis ini langsung ke kantin?"

"Saya mau istirahat di ruang jaga dulu, dok."

"Oh gitu. Saya boleh nitip, nggak?" tanya Victor.

"Nitip apa, dok?"

"Sampein ke temen kamu, Syifa. Tadi dia minjem handphone saya, sampe sekarang nggak balik-balik."

Una tertawa kecil. "Nanti saya sampein, dok."

"Makasih, Na..."

"Sama-sama, saya duluan..." Una tersenyum sekilas menatap Victor lalu melengos pergi meninggalkan pria itu.

Empat jam melaksanakan operasi memang melelahkan, Una memilih untuk beristirahat di ruang jaga.

"Lancar operasinya?" tanya Syifa saat Una baru saja memasuki ruang jaga yang tampak cukup sepi hari ini.

"Lancar," jawab Una dan langsung mendaratkan tubuhnya di atas kasur untuk meregangkan tulangnya yang sudah terasa lelah.

"Ya lancar lah! Kan operasinya bareng sama pangeran..." goda Deyra yang juga sedang berbaring di samping Una.

Doctors In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang