•8

150K 12K 98
                                    

"Dia lagi ngomong sama siapa sih?" Una memerhatikan Jeka yang terlihat begitu akrab dengan seorang anak kecil.

"Jadi orangtua kamu lagi kerja?" tanya Jeka.

"Iya, aku bosen makanya aku keluar dari kamar," balas seorang anak laki-laki, lengkap dengan alat pernapasan yang ia gunakan.

"Dokter..." panggil Una seraya berjalan menghampiri mereka berdua. "Hai!" sapa Una pada anak kecil itu.

"Hai!" dia tersenyum manis.

"Kenapa sendirian? Orangtua kamu mana?" tanya Una.

"Lagi kerja."

"Oh..." Una menganggukkan kepala. "Kamu udah makan?"

"Belum," dia menggeleng, senyuman manis menghiasi wajah menggemaskan itu.

"Nama kamu siapa?"

"Farel, kakak."

"Kamar Farel dimana? Mau kakak anterin nggak?" tawar Una, sesekali dia mencubit gemas pipi chubby Farel.

"Emangnya kakak nggak sibuk?"

"Nggak kok..."

"Kita makan es krim aja gimana?" Jeka berjongkok, berusaha menyamakan tingginya dengan Farel.

"Mau!" sahutnya dengan penuh antusias.

"Okay... Kalo gitu, kita ke kantin yuk!" ajak Jeka, dia menggandeng tangan Farel. Mereka pun segera berjalan menuju kantin rumah sakit, diikuti oleh Una yang berjalan di belakang kedua cowok itu.

"Dia udah kayak bapak yang lagi jagain anaknya..." Una tertawa di dalam hati.

* * *

"Lahap banget makannya," Jeka terus memandangi Farel yang tengah memakan es krim yang dibelikan Jeka tadi.

"Udah habis," Farel menyodorkan stik es krimnya pada Jeka.

"Aku yang buang nih?"

"Iya..." jawabnya polos.

Una terbahak, "Pindah profesi jadi tukang sampah, dok?"

Jeka ikutan tertawa setelah mendengar ucapan Una, "Cuma kamu dan Farel yang berani ngelakuin hal yang nggak pernah dilakuin orang lain ke saya."

Una mengernyit, "Maksudnya?"

"Farel..." seorang perawat wanita tiba-tiba menghampiri ketiga orang itu.

"Suster Elya..." Farel tersenyum lebar dan langsung menjatuhkan diri ke dalam pelukan Elya.

"Kamu kemana aja sih? Suster nyariin kamu dari tadi," Elya beralih menggendong Farel.

"Suster Elya?" sentak Una.

"Eh, Dokter Una! Apa kabar?"

"Baik. Suster gimana?"

"Baik juga, dok! Maaf ya, saya nggak bisa ngobrol lama-lama. Ada terapi buat Farel."

Una mengangguk sembari tersenyum manis, "Oh, iya nggak papa."

"Permisi ya, dok..." Elya mengangguk memberi salam lalu beranjak pergi meninggalkan Una dan Jeka.

Doctors In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang