•23

106K 8.3K 303
                                    

Cahaya matahari dari sebuah jendela besar berhasil membangunkan cewek cantik yang tadinya tertidur pulas di atas ranjang. Una langsung terjaga begitu saja saat mengetahui jika ruangan ini bukan kamarnya. Matanya juga sedikit melotot saat melihat sebuah tangan yang kini melingkar pada pinggangnya.

Di hadapannya sekarang adalah Jeka, pria tampan yang masih tertidur lelap. Rupanya, sejak kemarin siang Una memang tertidur di sini hingga pagi. Jika tidak dibangunkan, Una memang akan sangat susah bangun atau bahkan tidak akan bangun. Mengerikan!

Una segera menjauhkan tangan Jeka dari tubuhnya secara perlahan, karena tidak ingin membangunkan cowok itu. Una bangkit dari kasur, kedua kakinya mulai menyentuh lantai kamar yang terasa dingin pagi ini. Dengan cepat ia merapikan jubah putihnya yang sudah terlihat kusut, tak lupa mengikat rambut cokelatnya yang sekarang tampak berantakan.

Una memutuskan untuk langsung keluar dari ruangan milik ayah dari kekasihnya ini. Una begitu panik sekarang, dia ingin secepatnya kabur dan pulang ke rumah untuk membersihkan diri. Bagaimana bisa ia melupakan jam kerjanya kemarin dan tertidur tanpa rasa bersalah di ruang ini? Semoga saja tidak ada yang sadar jika Una menghilang sejak kemarin.

Baru saja Una membuka pintu, langkahnya langsung terhenti ketika melihat Syifa yang kini berdiri di depannya. Una melotot, cewek di hadapannya juga ikut melotot seperti sedang melihat setan.

"UNA?! Astagfirullah! Kemana aja lo?! Dari kemaren ngilang kayak ditelen bumi."

"Ah, itu...—"

"Lo habis ngapain? Kok rambut lo berantakan banget? Ini kan masih pagi, habis darimana lo?"

"Tadi itu gue....—"

"YA ALLAH! Jangan-jangan lo berduaan sama Dokter Jeka di dalam sana! Iya kan?!" tiba-tiba saja Syifa menatap Una dengan tatapan menyeramkan seakan ingin menerkamnya.

"Dih, apaan sih lo?! Udah ah! Gue pengin pulang sebentar. Dah!" dengan langkah seribu, Una berlari meninggalkan Syifa yang masih terpaku di depan ruangan Arifan. Dia merasa bingung dengan Una yang seharian menghilang dan tiba-tiba muncul dalam kondisi seperti itu. Kemana saja bocah itu?

* * *

Kali ini Una memilih untuk menutup telinganya rapat-rapat ketika banyaknya pertanyaan terlontar dari mulut kedua orang di hadapannya saat ini. Setelah pulang untuk mandi dan mengganti baju, cewek itu kembali lagi ke rumah sakit dan langsung mendapat ribuan pertanyaan dari Syifa dan Deyra.

Una mendengus pelan, "Gue sibuk. Ntar aje ya! Bye..." Una bangkit dari tempat duduknya, ingin pergi tetapi tidak jadi karena Deyra dan Syifa langsung menariknya untuk duduk kembali.

"Jawab dulu!" ujar Deyra dan Syifa secara bersamaan.

"Apa?" tanya Una seraya memasang wajah sok polos.

"Kalian ngelakuin itu?" Syifa mulai memberi tatapan sinis.

"Otak kalian ternyata sempit yah! Kalo mikir suka aneh-aneh banget. Udah ah, gue sibuk!" cetus Una dan langsung berjalan meninggalkan kedua temannya yang super rempong itu. Dia segera pergi ke ruang ganti untuk operasi pertamanya hari ini, namun langkah Una terhenti tepat di koridor rumah sakit ketika matanya menemukan sosok perempuan cantik yang sekarang berdiri dengan jarak lima meter di depannya.

"Hai, Dokter Una!" cewek itu tersenyum ramah, tentu saja dibalas oleh Una meski dirinya tahu jika senyuman dari gadis bernama Yeira itu hanyalah sebuah kepalsuan. "Mau kemana, dok?"

"Saya mau siap-siap buat operasi."

"Oh gitu..." Yeira menganggukkan kepala. "Habis itu mau nemenin aku makan siang di kamar aku, nggak? Sekalian kita makan bareng."

Doctors In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang