Jeka mematung. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat perempuan cantik berbalut gaun pengantin berwarna putih itu berjalan ke arahnya. Gadis itu berjalan berdampingan dengan Karin dan Syifa yang ikut mengantarkannya ke altar. Pesta pernikahan ini diadakan dengan begitu mewah dan meriah di atas pasir putih pantai, ditemani suara ombak yang menenangkan.
Perfect, itulah kata pertama yang terlintas di otak Jeka saat matanya menangkap sosok perempuan bergaun putih mewah di depannya ini. Perempuan yang selama ini menemaninya itu, kini sudah menjadi istrinya. Ini adalah momen yang paling ia tunggu sejak dulu. Tentu saja momen langka ini hanya akan terjadi satu kali seumur hidup. Jeka menjadi semakin gugup dan mendadak keringat dingin ketika Una semakin mendekat dan berdiri di sampingnya. Keduanya berdiri berdampingan di atas altar pernikahan yang telah didesain sedemikian rupa.
"Jaga anak saya baik-baik, ya..." bisik Karin.
"Pasti! Makasih, ma..." Jeka tersenyum manis lalu beralih menatap Una yang kini berdiri di sampingnya. Sungguh cantik, seperti malaikat yang ada di dunia nyata. "Kamu cantik banget!" puji Jeka.
"Thank you..." balas Una lalu bibirnya mengukir lengkungan ke atas membentuk senyuman. Pandangan mereka beralih pada Zionathan dan Siny yang kini berlari ke arah mereka, kedua orang itu terlihat tergesa-gesa akibat terlambat datang.
"Happy wedding yak!" ujar Siny seraya mengatur napasnya yang terengah-engah karena aksi lari-larinya.
"Thanks..." balas Una dan Jeka secara bersamaan.
"Kalian kapan nyusul?" tanya Una seraya tersenyum menggoda.
"Lima tahun lagi! Iya kan?" Zio menoleh ke arah Siny yang berdiri di sampingnya.
"Lama amat dah! Gue udah keburu tua kalo kayak gitu. Gue nggak mau jadi perawan tua!" kesal Siny yang malah membuat Jeka dan Una terbahak keras.
"Yaelah, lo banyak maunya!" sahut Zio lalu kembali menatap Jeka dan Una. "Yang langgeng ya, guys!"
* * *
Una menjatuhkan bokongnya di atas sofa yang terletak di dalam ruangan kerjanya. Sambil membawa dua cangkir teh hangat, Una tersenyum selebar mungkin lalu memberikan satu cangkir teh untuk perempuan yang duduk di seberangnya. Dia Leyra, adik iparnya.
"Aku pengin kasih tau kamu sesuatu," ujar Una, terdengar begitu antusias. Wajah Una tampak begitu bahagia dan berseri-seri. Entah apa yang sedang terjadi padanya.
"Apaan sih, Na? Dari tadi kamu senyam-senyum mulu. Kenapa sih emang?" tanya Leyra penasaran.
"Tapi, jangan kasih tau Jeka dulu ya!"
"Iya, iya... Emangnya ada apa?"
"Aku hamil!"
Leyra tertegun sejenak mendengar pengakuan istri dari kakaknya ini. Matanya membelalak dan mulutnya terbuka selebar lima jari. Seriously?! Mereka baru saja menikah satu bulan yang lalu. Secepat itu kah?
"HAH?! BENERAN?!"
Una mengangguk dan tersenyum lagi. "Aku bakalan kasih Jeka kejutan nanti malem."
"Cepet amat! Kok bisa ya?" heran Leyra, masih tak menyangka.
"Aku juga nggak percaya tadinya, tapi aku udah ngecek empat kali dan hasilnya positif!"
"Pasti Kak Jeka agresif banget!" celetuk Leyra yang langsung membuat Una terbahak keras sampai mulas. Sejujurnya, apa yang dikatakan Leyra ada benarnya juga. Jeka memang cukup agresif.
"Yeay! Berarti sebentar lagi aku punya ponakan dong!" seru Leyra seraya tersenyum bahagia. Leyra memang sangat menyukai anak kecil. Saat masih SMA dulu, dia juga sempat menjadi babysitter di rumah temannya. Tapi, hanya selang satu bulan, Leyra berhenti dari pekerjaannya karena ketahuan kedua orangtuanya. Jelas saja orangtua Leyra tidak setuju jika anaknya menjadi babysitter. Apalagi, tidak digaji!

KAMU SEDANG MEMBACA
Doctors In Love ✔
Storie d'amoreSemua perempuan baik dokter, perawat bahkan pasien juga memuja ketampanan seorang Jeynando Kastara, ia merupakan seorang dokter sekaligus putra dari pemilik rumah sakit tempat Una bekerja. Aleyuna Delunica, seorang dokter spesialis bedah yang beker...