Tentang apa yang dikatakan Chanyeol semalam, aku tidak ingin terlalu memikirkannya. Aku bahkan selalu menghindari apa yang orang lain sebut dengan cinta itu. Perihal orang mengatakan bahwa jatuh cinta adalah sesuatu yang indah, bagiku itu hanya sebuah kepercumaan yang akan berakhir mengenaskan bila kita tidak sanggup menghadapi kemungkinan pahit yang akan terjadi.Perasaan cinta seperti apa aku juga tidak terlalu memusingkannya. Lebih baik memikirkan hal yang menguntungkan aku, daripada sekadar cinta yang entah dari mana asalnya itu.
Pagi ini, Chanyeol benar-benar mengantarku ke rumah. Dia cukup sopan saat bertemu Ibu. Berpamitan seperti pria pada layaknya, aku sedikit heran dengan itu. Tentu saja, karena aku sudah mendengar beberapa tabiat busuknya dari Narra.
Ah gadis itu, ia sedang bersamaku sekarang. Dia memohon pada Chanyeol dengan alasan kosmetik yang aku gunakan adalah keluaran terbaru, dan dia ingin mencobanya sebagai alasan.
"Sekarang Chanyeol sudah pergi, kau mau pulang?" Kataku begitu kami memasuki ruang tamu rumahku. Ibu didapur sedang mempersiapkan sarapan dengan tergesa, ia hampir terlambat masuk jam kantor katanya tadi.
Ibuku seorang penyiar berita di siaran KBS, bisa dipastikan setiap pagi kalian akan melihat ibuku di tv menyiarkan berita terkini di lingkungan Korea.
Sekarang kami hanya tinggal berdua, karena entah dimana keberadaan Ayahku yang aku saja tidak tahu apakah ia masih bernafas atau tidak. Masa bodoh dengan ayahku, jangan bicarakan lagi tentangnya. Hanya membuatku muak dan marah.
"Aku belum mau pulang, lagipula aku tidak menghindari Chanyeol kok" Aku sampai lupa bahwa gadis ini masih ada disampingku.
"Loh, lalu?"
"Hanyaa, aku heran saja denganya. Semalam dia benar-benar manis padaku Hyejin-ah"
Sampai ibu datang membawa beberapa camilan dan berpamitan, aku masih diam tidak merespon apapun yang dikatakan Narra.
"Kau mendengarku kan?"
"Iya, tentu saja. Aku hanya sedang berpikir, Semalam juga Chanyeol bilang padaku, bahwa dia menyesal atas kelakuannya. Sejujurnya aku tidak mau mencampuri urusan orang lain, tapi priamu itu memaksaku untuk berbicara tentang apa yang kau katakan. Maaf ya"
Narra menghela nafas, aku tidak tahu apakah dia kecewa padaku atau tidak. Rasanya aku benar-benar tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikirannya. Tetapi dia tersenyum setelah beberapa menit, "aku yang harusnya berterimakasih padamu Hyejin. kalau tidak bertemu kalian dan pertandingan bodoh itu, Chanyeol tidak akan berubah dan aku tidak akan mendapatkan seorang teman, kau mau jadi temanku kan?"
"Tentu saja!"
Kami berpelukan sebentar, sebelum bel rumahku terdengar oleh kami. Aku mengisyaratkan Narra untuk beristirahat di kamarku yang ada di lantai dua. Siapa tahu yang datang itu teman ibu atau laki-laki yang biasa menagih bayaran listrik.
Tapi semuanya salah, setelah aku membuka pintu dan menemukan Taehyung dengan Jungkook yang sedang menatapku aneh. "Ada apa?"
Aku tidak ingin bersikap ketus seperti itu, tapi perbuatan Taehyung semalam benar-benar membuatku kecewa sekali. Bisa-bisanya dia bersikap seperti itu padaku?
"Memang kita tidak boleh kemari?" Jungkook melenggang masuk setelah mengatakan itu, seperti biasanya dia memang sudah sering kemari dan sudah menganggap rumah kecil ini sebagai rumahnya juga.
Aku kembali menatap Taehyung yang sekarang sedang ingin menyalakan rokoknya, "dirumahku tidak boleh merokok kalau kau lupa"
"Iya, iya. Kau baik-baik saja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON | Taehyung ✔
Teen Fiction[FOLLOW DULU] Kata orang, melihat orang lain yang kita cintai bahagia itu membuat kita bahagia juga. ah dasar munafik! bagaimana ceritanya kalau orang itu bahagia dengan perempuan lain sedang kita hanya berdiam diri dengan berbagai rasa sakit, cembu...