Masih belum bisa mecerna apa yang baru saja terjadi antara aku dan Taehyung. Bagaimana bisa pria itu dengan seenaknya mengatur hidupku, yang bahkan aku saja tidak pernah ikut andil dalam masalah percintaanya. Aku tidak pernah melarangnya bermain dengan wanita yang ia pilih, aku hanya mengingatkan tentang apa yang ia lakukan itu tidak benar. Apa aku salah disini? Atau aku yang terlihat egois sekarang?
Sampai di kamar ibu, aku hanya bisa diam. Harusnya aku bisa merasa tenang, karena ibuku sudah mulai membaik. Tapi nyatanya masalah baru muncul lagi yang membuatku kembali berkutat pada pikiran yang melelahkan ini. Begitu banyak masalah secara turut-berturut datang padaku, entah mau sampai kapan Tuhan mencoba mengujiku lagi dan lagi. Jujur saja, aku lelah.
"Hyejin, kau dari mana?" Tanya ibu yang masih terbangun ketika aku membuka pintu ruangan. Aku tersenyum menatapnya, mencoba memberikan senyum terbaik agar ibu tak perlu tahu bahwa anaknya ini sedang merasa khawatir.
"Tadi mengantar Chanyeol dan Narra bu. Aku sekalian ingin pergi ke kantin mau beli cemilan, tapi ternyata tutup"
"Aneh sekali, Rumah Sakit sebesar ini kantinnya tidak 24 Jam" Aku terkekeh mendengar itu, benar-benar melegakan ketika ibuku sudah bisa berbicara nyeleneh seperti ini.
"Mereka kan juga manusia bu, masa iya harus buka terus""Em, iya juga. Ah ya sudah ibu mau tidur, rasanya lelah sekali semoga ibu cepat pulang, sudah gatal mau bekerja"
"Aku pasti tidak akan mengizinkan ibu untuk bekerja ketika baru sampai rumah, enak saja"
"Iya, iya terserah kau saja. Ibu akan menurutimu mulai sekarang"
Benar-benar sesuatu yang melegakan ketika melihat ibu bahkan sudah bercanda seperti biasa denganku. Walaupun pada akhirnya saat ibu sudah mulai terlelap seperti sekarang, aku kembali teringat akan Taehyung. Dia bahkan tidak menyusulku untuk sekadar menengok keadaan ibu.
Ini kali pertama aku melihat Taehyung melarangku dalam sebuah pertemanan. Mungkin karena Chanyeol adalah orang yang masuk dalam daftar orang yang ia benci, jadi dia tak ingin aku berteman dengan Chanyeol juga. Padahal kenyataannya, disini hubunganku dengan Chanyeol sangat baik. Dia tidak pernah menyakitiku sekalipun, walaupun sikapnya sedikit menjengkelkan tapi dia tetap pria baik. Ah, namanya sudah membenci mau berbuat baik seribu kalipun akan tetap salah. Mungkin seperti itu di mata Taehyung.
Ponselku berdenting kala aku masih memandangi jendela besar ruangan ini. Hujan rintik yang semakin deras membuat gemuruh di luar sana.
Hyejin, aku tidak bisa datang hari ini. Ayahku dirumah.
Tidak apa Jung, aku dan ibu baik-baik saja. Ibu sudah bangun :)
Benarkah? Syukur kalau begitu, besok aku akan datang dengan yang lain. Malam ini biar kusuruh Taehyung hyung saja yang menjaga kalian.
Tidak perlu.
Ku rasa Jungkook tau benar maksud dari balasan pesanku yang terakhir. Aku tidak ingin pria itu datang, tidak untuk sekarang. Dan aku yakin dia mungkin kembali pada Yuqi untuk bersenang-senang atau bahkan mencari gadis lain yang lebih menarik. Tidak akan peduli denganku.
Malam mulai larut, hujan di luar semakin membuat udara di ruangan ini menjadi dingin berkali lipat. Aku merapatkan selimut ibu, mencium keningnya lama sekali. Berharap aku bisa menjadi sepertinya, menjadi wanita paling kuat di dunia ini. Ibu selalu menjadi panutanku. Ketika para ibu di luar sana yang selalu di rumah menanti kehadiran suami tapi ibuku selalu menungguku pulang. Tidak pernah bertanya padaku persoalan menikah lagi, padahal jika ibu menginginkan aku pasti menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON | Taehyung ✔
Dla nastolatków[FOLLOW DULU] Kata orang, melihat orang lain yang kita cintai bahagia itu membuat kita bahagia juga. ah dasar munafik! bagaimana ceritanya kalau orang itu bahagia dengan perempuan lain sedang kita hanya berdiam diri dengan berbagai rasa sakit, cembu...