07. Why I am?

135 28 1
                                    

"Ya aku tidak akan peduli, lagipula kau juga tidak peduli saat aku terluka" Aku mengakhiri kalimat itu dan meninggalkannya di teras sedendirian. Tidak tahu apa yang sedang aku fikirkan sehingga kalimat itu bisa keluar dengan sendirinya dari mulutku. 

Saat melewati dapur, aku melihat ibu yang sedang memotong beberapa sayuran "untuk apa bu, sayuran itu?" 

"untuk besok sayang, ayah dan ibu Taehyung akan datang. Ibu juga sudah bilang pada Taehyung untuk menginap saja malam ini" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari pisau dan sayuran.

"Ibu tidak bekerja besok ?"

"Tidak, sayang. Ibu sudah izin baru saja"

"berarti dia akan tidur denganku malam ini?" tanyaku lagi.

Ibuku tersenyum menatap,
"tentu saja, memangnya kenapa?"

"tidak, aku hanya merasa sedikit canggung denganya bu" aku memang sedikit merasa aneh setelah mengatakan tadi padanya, aku tidak tahu reaksi apa yang dia berikan setelah mendengarnya. aku bahkan tidak mau tau soal reaksinya bagaimana.

Sepertinya ibu tahu dan mengerti apa yang aku fikirkan, ibu memintaku untuk tidur saja di kamarnya malam ini. 

bicara soal orangtua Taehyung, mereka tinggal di London selama ini. Bisnis mereka yang membuat keduanya harus meninggalkan Tahyung pada ibu. Dulu ibu adalah tukang masak di keluarga Taehyung, sejak dirinya belum ada bahkan. Jadi orangtua Taehyung sangat percaya pada keluargaku.  

Sebenarnya tidur satu ranjang dengn Taehyung tidak menjadi masalah bagiku. Kami sering melakukannya dari kecil, hanya tidur. Tapi entalah, aku hanya tidak ingin merasa aneh di hadapanya.

Aku mengambil ponsel, dan bantal kesayanganku di kamar. Baru saja ingin keluar, Taehyung sudah berada tepat di ambang pintu menghadangku, "kau mau tidur dimana?" Tanyanya.

"Dengan ibu,"

"Tidak, tidur dengan ibunya besok saja. Malam ini kau tidur denganku" Dengan seenaknya ia menariku dan mengunci pintu kamar, dia juga memasukan kuncinya ke dalam saku celana.

"Tae, aku ingin tidur dengan ibu. Kenapa kau memaksaku sih?"

"Kau seperti menghindariku Hyejin-ah, ada apa? Kau masih marah padaku soal taruhan itu? Atau ada apa, katakan!"

Pria itu lagi-lagi menatapku tajam, aku sampai bingung harus menjawab pertanyaannya bagaimana. Taehyung seakan mengunciku dengan tatapan itu dan tidak membiarkan aku mengalihkannya sedikitpun.

"Tidak, tidak ada apapun yang harus aku katakan padamu"

Helaan nafas keluar dari bibirnya, ia mendekapku lagi dan lagi. Kali ini sangat lembut dan membuatku tenang. Memang hanya Taehyung yang bisa membuatku marah, sakit hati, senang, dan nyaman dalam satu waktu. Aku sampai tidak pernah berpikir bagaimana kalau aku harus kehilangannya.

Katakan saja bahwa aku terlalu munafik atas ini.

***

Taehyung benar-benar tidak membiarkan aku beranjak dari kamar ini. Jadi, aku tidur dengannya lagi sekarang. Tapi mata ini benar-benar tidak bisa terpejam barang satu menitpun. Sudah berguling kesana kemari tetap saja tidak bisa. Terlalu banyak hal-hal yang aku pikirkan sekarang. Entah apa itu, yang jelas aku benar-benar muak.

Taehyung sudah tertidur lelap, aku tidak tahu manusia macam apa dia ini yang bisa tertidur hanya dalam hitungan detik.

Kebiasaan yang aku lakukan terjadi lagi, aku kembali menatap Taehyung yang terpejam. Malam ini dia sudah mengganti pakaiannya dengan t-shirt putih.

HOLD ON | Taehyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang