12. Stop it

137 23 2
                                    

Halo aku kembali wkwk

Warning!
Ini terpanjang yang udah aku tulis selama menulis di buku ini. Nggk tau juga sih chapter selanjutnya begimana kwkwk

Vote dulu yuk, biar nggk lupaa!!

Selamat membaca 💜

...











Bulan nampak malu-malu kali ini, menandakan bahwa malam semakin datang. Aku masih setia duduk di samping ranjang orang yang paling aku sayangi di dunia ini.

"Ibu, ayo bangun dan cepat pergi dari sini" Kataku lirih sambil menggoyang-nggoyangkan tanganya pelan.

Belum ada peningkatan dengan kondisi ibu sejak tadi siang oprasi ringan itu di lakukan. Padahal aku tidak berhenti berdoa untuk keselamatan ibuku. Ku mohon, jangan ambil ibuku.

"Hyejin"

Aku menoleh dan mendapati Jungkook terbangun dari tidurnya. Sepertinya dia sangat lelah dan kurang tidur. Aku memaklumi, karena semalam dia memang tidur paling lambat untuk menenangkan aku.

"Apa kau mau ku belikan sesuatu Hye? Kau hanya makan tadi pagi saja saat sarapan denganku"

Aku menggeleng tanpa mengalihkan pandanganku dari ibu. Masih tetap menggenggam tangannya yang lembut dan menaruhnya di pipiku.
Terasa dingin dan memucat, aku tidak paham dengan apa yang di alami ibu sampai membuatnya seperti ini. Apa yang terjadi?

"Kau pulang saja Jung, ganti bajumu dan pergilah ke kampus besok. Jangan sampai nilaimu rendah karena menunggu ibu disini"

"Tenang saja, aku sudah bicara pada Jimin hyung, dia akan mengatur semuanya"

"Tetap saja, kau tidak bisa terus-terusan mengandalkan Jimin kan?"

Pria itu tersenyum lembut sekali dan mendekat ke arahku. Mengusap rambutku pelan, "baiklah tuan putri aku akan pulang sekarang dan pergi ke kampus besok"

Dengan wajahnya yang dibuat imut itu sukses membuatku menarik sedikit sudut bibir. Dia lucu sekali.
Jungkook memang terlihat nakal, sama seperti Taehyung dan Jimin saat di luar sana. Tapi saat ia bersamaku, maka Jungkookie adalah panggilan yang tepat untuknya. Hatinya benar-benar lembut untuk seukuran tubuh yang kekar itu. Gadis mana pun pasti akan terpesona oleh pria ini. Tapi sayangnya dia juga masih sama, sama-sama berganti pasangan untuk napsunya. Walaupun tidak sesering Taehyung.

Ah pria yang satu itu, dia sama sekali tidak mengabariku sejak pagi tadi. Mungkin saking asiknya berkencan dengan incaran barunya. Aku sudah sampai bosan memperingatkannya untuk tidak mempermainkan hati para gadis. Maksutku, kenapa dia harus menerima tawaran itu kalau dia sendiri hanya peduli dengan rintihan para gadis itu?

Aku benar-benar heran.

"Hye?" Aku sampai lupa kalau Jungkook masih ada disampingku.
 
"Aku pulang ya?" Katanya pelan.

Aku mengangguk dan berdiri untuk mengantarnya keluar. Tapi tangan kekarnya itu malah menghentikanku melakukan hal yang aku inginkan sekarang.

"Kau disini saja, ibu mu harus melihat kau saat pertama kali membuka matanya"

"Terimakasih Jung,"

Langkahnya di lanjutkan dengan irama normal, helaan nafas keluar saat siluetnya hilang memasuki lift.

Sekarang aku hanya dengan ibu di ruangan yang cukup besar ini. Aku takut, takut menangis lagi karena ibu tak kunjung membuka matanya. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukan adanya kemajuan pikirku. Nyatanya memang ibu belum bangun juga dari tidurnya, rasa sakit seperti apa yang sedang ibu alami? Aku ingin sekali menggantikannya, tidak sanggup melihat beliau terbaring terus-terusan seperti ini.

HOLD ON | Taehyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang