Hello🌻
Part ini lebih banyak dialog daripada narasi, semoga kalian paham dan suka.Jangan lupa like dan komen
Happy reading
***
"Taehyung?"
Wajahnya yang beberapa bulan ini tak pernah aku lihat lagi sekarang berada tepat beberapa centimeter dari tempatku berdiri. Aku tak pernah membayangkan bahwa pertemuan ini akan terjadi begitu saja dengan berbagai perasaan bingung yang aku rasakan saat ini. Aku tidak tahu harus melakukan apa?
Beberapa menit kami hanya saling memandang, sampai akhirnya Taehyung mendekat ke arahku. Tangan panjangnya, telapak tangannya yang dingin tanpa aku sadari telah bersentuhan dengan kulit pipiku. Tentu saja aku membeku. Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa, aku sama sekali tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri.
"Kau jahat sekali, Hyejin-ah" Suara pertamanya yang aku dengar bebarengan dengan jatuhnya air mata di pipinya, kenapa?
Aku masih membeku, kala ibu jarinya yang setia bertengger di pipiku mengusapnya pelan.
"Kau tidak merindukanku?"
Kenapa suaraku seperti tercekat dalam tenggorokan ketika aku ingin membalasnya dengan, ya aku sangat merindukanmu Taehyung.
Dia pria yang tidak sabaran, tiba-tiba memelukku erat sekali membuat aku ikut menangis juga ketika mendengar isakan kecil dari bibirnya. Jadi, dia benar merindukan ku?
"Taehyung—
Dekapannya bertambah kuat sampai aku hampir saja kehabisan nafas di dalam tubuhnya yang cukup menenggelamkan ku.
"Kau jahat"
"Kau gadis yang nakal"
"Kau meninggalkan ku"
"Kau pergi"
"Kau—
" Maaf " Hanya satu kata yang mampu aku ungkapkan disela-sela isakan ku, "maafkan aku"
Aku lemah. Sangat lemah bila sudah berhadapan dengannya yang seperti ini, sampai tidak ingat bahwa ia sudah menjadi milik orang lain seharusnya.
***
"Ya, jelaskan padaku kenapa kau bisa pura-pura menjadi ketua manajer ku?" Kami duduk berseberangan dengan hidangan pembuka yang baru saja datang setelah lima belas menit dihabiskan untuk menangis dan melepas rindu, mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON | Taehyung ✔
Teen Fiction[FOLLOW DULU] Kata orang, melihat orang lain yang kita cintai bahagia itu membuat kita bahagia juga. ah dasar munafik! bagaimana ceritanya kalau orang itu bahagia dengan perempuan lain sedang kita hanya berdiam diri dengan berbagai rasa sakit, cembu...