Orangtua Taehyung tidak tinggal begitu lama di rumahku. Setelah makan siang dan bercengkrama sedikit, mereka memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Jaraknya tidak begitu jauh, hanya beberapa meter saja dari rumah yang aku tinggali dengan ibu.
Taehyung juga ikut kedua orangtuanya pulang, aku yakin dia sebenarnya sangat enggan karena pasti akan ada banyak sekali pertanyaan dari ibunya itu. Aku jadi membayangkan bagaimana wajah kikuk Taehyung saat di tanyai soal wanita oleh ibunya.
Ibu Taehyung itu sebenarnya ingin sekali anaknya memperkenalkan seorang gadis yang ia sebut sebagai kekasih oleh Taehyung. Tapi sampai sekarang, pria itu hanya bermain-main dengan wanita tanpa mau benar-benar serius. Aku bahkan tidak tahu persis bagaimana kriteria yang Taehyung inginkan untuk menyandang status sebagai kekasih Kim Taehyung.
Aku tidak pernah berpikir bahwa itu aku, karena ya memang sudah jelas Taehyung itu hanya menganggapku teman, sahabat, dan orang yang selalu ia gunakan saat dirinya merasa sepi. Mengenaskan memang menjadi diriku, tapi bodohnya aku mau-mau saja dan tidak merasa keberatan atas itu.
Kalau kriteriaku sendiri? Aku bahkan tidak tahu persis apa itu cinta. Perasaan yang tumbuh ketika aku bersama Seokjin Oppa saja, aku masih belum yakin bila itu adalah perasaan cinta. Mungkin lebih tepatnya, perasaan seorang adik dan kakak. Semacam itulah, karena mulai dari Seokjin Oppa sampai Jungkook mereka semua selalu menganggapku sebagai adik. Padahal aku lahir tiga bulan sebelum Jungkook. Tapi pria itu juga sering menganggapku sebagai adiknya.
Terlalu seringnya aku bergaul dan merasa nyaman dengan mereka, aku sampai tidak bisa membedakan perasaanku sendiri. Aku bahkan terbiasa berteman dengan laki-laki dan tidak mudah menaruh perasaan. Aku selalu menganggap semuanya adalah teman yang aku sayangi.
Apa aku masih normal? Atau memang bodoh?Tidak penting untuk dipikirkan, sekarang yang aku harus lakukan adalah bersiap diri. Karena sebentar lagi Chanyeol akan mengajakku pergi entah kemana. ingatkan aku kalau aku ini masih dalam jangkauan pria itu selama satu minggu kedepan.
"Hyejin, temanmu menunggu dibawah!"
"Ya bu, tunggu sebentar!"
Aku bergegas memasang sepatu converse hitam dan menenteng sweeter biru di tanganku. Aku yakin, hari ini cuaca cukup dingin.
Sesampainya dihadapan Chanyeol, aku sampai menganga melihat penampilannya kali ini. Apa-apan ini? Dia mau menggodaku sekarang?
Penampilannya luar biasa tampan, berkali-kali lipat lebih tampan dari yang pernah ku lihat sebelumnya. Pria itu menggunakan t-shirt hitam yang di balut dengan jas hitam, celana jeans senada dan sepatu adiddas keluaran terbaru.
"Apa kau benar-benar mengajaku berkencan sekarang?" Tanyaku padanya yang bersandar di mobilnya.
Dia terkekeh, aku yakin jiwa percaya dirinya akan muncul sekarang juga, "aku tampan kan?" Sudah aku duga dia akan mengatakan itu.
Ya tidak bisa dibilang bohong, karena dia memang tampan sekarang. Aku tidak terlalu menanggapi ucapanya dan langsung memintanya untuk segera pergi dari sini.
Dia tidak memberitahuku akan pergi membawaku kemana, yang jelas dan yang aku tahu kami sudah berada di pinggiran kota. Langit juga sudah mulai gelap, membuatku sedikit takut karena sejak tadi Chanyeol tidak mengajakku bicara.
Mobilnya berhenti di sebuah restoran dengan model kuno tetapi terlihat sangat elegan juga, "Kita makan disini?" Chanyeol mengangguk dan memasuki restourant itu dengan menggenggam tanganku.
Tidak banyak orang di dalam, mengingat tempat ini tidak cukup luas dan terdapat di pinggir kota yang jauh dari jangkauan masyarakat.
Pria itu mengajakku duduk di meja nomor dua dekat dengan jendela, di luar lampu-lampu sudah mulai di nyalakan guna mengganti cahaya matahari yang kian meredup.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON | Taehyung ✔
Teen Fiction[FOLLOW DULU] Kata orang, melihat orang lain yang kita cintai bahagia itu membuat kita bahagia juga. ah dasar munafik! bagaimana ceritanya kalau orang itu bahagia dengan perempuan lain sedang kita hanya berdiam diri dengan berbagai rasa sakit, cembu...