10. Tear

141 26 3
                                    

Terimakasih yang udah komen kemarin huhuu aku seneng banget :"

Semangat!

***






Satu utama yang menjadi tujuanku saat ini adalah ibu. Persetan dengan Taehyung yang memang tidak sempat terpikirkan lagi. Ibu, Beliau wanita paling kuat hati dan pikiran di muka bumi ini, ada apa dengannya hari ini ? Apa yang membuatnya salah sampai melewati batas terkuatnya.
Ibu, ku mohon jangan buat aku khawatir.

Jungkook membawa mobilnya dengan kecepatan penuh, aku akan mengapresiasi caranya mengendalikan mesin ini dengan sangat baik. Ayo Jung, kau yang terbaik saat ini.

Sampai di Rumah Sakit yang di tujukan Jungkook, aku berlari tanpa menghiraukan siapapun yang menghadangku. Menuju ruangan ibu yang sudah diberitahukan Jungkook saat dijalan. Aku hanya bertanya soal dimana ruanganya tadi, tidak dengan kondisinya. Sengaja, tidak mau membuatku berpikir negatif sebelum melihatnya sendiri.

Wanita yang paling aku sayangi di dunia ini terbaring lemah di atas kasur rumah sakit berwarna biru dengan meja kecil penuh buah-buahan segar di sampingnya.

"Ibu," Kataku mendekat.
Tidak ada yang merespon ucapanku, ibuku masih menutup matanya ketika aku semakin mendekat.
Terdapat perban yang melingkar di bagian dahinya, dan juga yang melilit di tangan kirinya.

"Apa yang terjadi?"

"Kecelakaan tunggal, ibumu baik-baik saja. Dokter sudah memeriksa semua bagian dalam organ ibumu. Aman, kau tidak perlu khawatir Hyejin"

"Bagaimana aku tidak khawatir ketika ibuku bahkan tidak bisa menjawab panggilanku Jung?"
Pria itu mendekapku yang terisak. Seharusnya aku menangis untuk hal-hal yang seperti ini, bukan tindakan bodoh dan tidak masuk akal seperti tadi.

Ah, pelukan Jungkook nyaman. Aku serius.

Beberapa saat kemudian, orang-orang mulai datang. Seokjin, Namjoon, Yoongi, Hoseok dan Jimin secara bersamaan. Memberiku hiburan walau sama sekali tidak menghilangkan rasa khawatirku.

"Sudah Hyejin, jangan menangis lagi" Hoseok oppa menangkup wajahku dengan ekspresi wajah dibuatnya yang sangat imut. Aku terpaksa menampilkan senyuman untuk melegakan hatinya.

Bahkan Yoongi Oppa yang terlihat tidak peduli sedari tadi menatapku penuh, seakan mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Oppa, kapan ibu akan bangun?"

"Tunggu Hyejin, ibumu masih terkejut dan belum bisa merespon tubuhnya dengan baik, kau yang sabar, hm?" Lagi-lagi aku memeluk Hoseok Oppa yang masih setia berdiri di hadapanku.

Inilah mengapa aku tidak pernah bisa jauh dari mereka, mereka selalu membuatku nyaman kapanpun. Aku selalu berstatus sebagai adik kecil yang tidak boleh sedih sedikitpun.

***

Hari berganti, pagi ini aku menyuruh mereka pulang setelah semalaman menginap dan tidak tidur disini. Awalnya tentu saja menolak, Hanya untuk memastikan bahwa aku tidak akan menangis lagi. Tapi aku meyakinkan mereka bahwa aku akan baik-baik saja disini, ada ibu.

Sekarang aku hanya dengan ibuku, tidak ada orang lain. Kecuali saat nanti dokter tiba-tiba masuk ingin memeriksa keadaan ibu.

Aku malas beranjak dari tempat duduk disamping ranjang ibu. malas mandi, malas makan, malas minum, hanya ingin mamandangi ibuku kalau-kalau  ia membuka matanya. Tapi aku tidak juga menemukan itu.

"Ibu, aku ingat dulu ibu selalu bilang padaku, bahwa mengabaikan panggilan orang adalah sesuatu yang buruk. Tapi mengapa ibu mengabaikanku terus?"

Tentu saja aku bermonolog, karena ibuku belum juga membuka matanya.

HOLD ON | Taehyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang