43. Paris

90 13 8
                                    

Halo apa kabar?
Semoga sehat selalu, aamiin.

Jangan lupa bintang dan komen

Happy reading🌻




***


Ketika kita berpikir bahwa seseorang akan menganggap diri kita penting, namun kenyataan tidak berkata seperti itu rasanya jauh lebih menyakitkan dari sekedar pertengkaran. Lagi, yang lebih dari itu adalah kenyataan bahwa ada dan terjadi perpisahan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Ya, hidup terkadang selucu itu. Sesuatu yang tidak kita harapkan sering datang membawa petaka dalam hati dan pikiran.

Di belahan dunia lain, seorang gadis sedang mengaduk kopinya dalam secangkir gelas kecil. Ia berusaha menghentikan lamunannya namun tak kunjung juga. Ada sesuatu yang membuatnya berkali-kali lipat ingin menyerah dan kembali. Namun, ia juga tahu bahwa hal itu hanya akan membuatnya jauh lebih menyedihkan dari ini. Biar saja, identitas pengecut melekat dalam dirinya, sudah lelah dengan tangisan yang tak kunjung menyelesaikannya.

Jadi, jika keduanya sudah merasa seperti ini, adegan mana yang seharusnya tidak terjadi?




***





"Hyejin, kepala divisi memanggilmu"

Aku yang sedang meneliti beberapa laporan sedikit terkejut ketika Mingyu datang dan mengatakan itu. Menghela nafas sebentar lalu beranjak dari tempatku dan mengarah ke ruangan paling ujung itu.

"Masuk" Ucap seseorang dari dalam ketika aku selesai mengetuk pintu sebanyak tiga kali.

Wanita muda dengan mata biru dan setelan jas senada dengan sepatunya itu terlihat fokus pada komputer yang menyala dihadapannya. Aku berdehem kecil guna memberitahunya bahwa aku sudah ada disini. Ia mendongak menatapku sebentar, "Lee Hyejin, Direktur utama sangat menyukai kinerja mu. Kau akan mendapat nilai bagus dari perusahaan ini. Sekedar informasi sebelum aku memberi mu tugas lagi"

"Ah, sampaikan terimakasih ku padanya"

"Tentu saja. Untuk selanjutnya, kau akan mendapat tugas membuat laporan dari pembangunan restoran cepat saji di Paris. Kau akan ke sana di temani salah satu manajer muda kami, dan satu lagi kau harus ke sana untuk mengecek langsung itu sebabnya kau akan di temani. Lebih tepatnya kau yang akan menemani dia"

"Aku?" Jessicaㅡ nama kepala divisi ku mengangguk.

"Bukankah aku hanya karyawan magang? Kenapa aku?"

"Kau tidak mau?"

"Ah bukan begitu, aku hanya khawatir ini akan menjadi tugas yang berat. Anda tahu aku hanya karyawan magang, aku takut mengecewakan"

"Hilangkan rasa takutmu dan kau akan berhasil. Lagipula bukan aku yang setuju memutuskan ini, tetapi kepala manajer yang mau. Mungkin dia tertarik padamu"

Aku benar-benar merasa aneh dengan hari ini. Kenapa semua pekerjaan disini rasanya hanya diberikan padaku. Bahkan setelah aku keluar dari ruangan Jessica, aku bisa melihat Mingyu yang sibuk bercengkrama dengan beberapa teman magang dari universitas lain. Seperti dia tidak mendapat pekerjaan apapun disini.

"Mingyu-ya, kau kenapa malah asik bercanda?" Pria bertubuh besar itu menghentikan aktifitas tertawanya dan menatap ke arahku, begitu pula dengan yang lain.

"Laporan ku sudah selesai, dan aku belum mendapat tugas lagi. Lalu apa masalahnya?"

"Kau, tidak ada niat untuk membantuku? Aku ditugaskan pergi ke Paris lusa"

HOLD ON | Taehyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang