HC 45

33.2K 3.1K 408
                                    

Jogjakarta, Indonesia

Semua berbahagia, ketika mendapat kabar akan datang tamu kehormatan dari propinsi paling timur di pulau Jawa. Senyuman yang merekah tidak bisa disembunyikan lagi dari setiap bibir penghuni pesantren Al-Ikhlas, meskipun begitu masih ada satu atau dua yang merasa iri karena bukan mereka yang mendapat lamaran dari pesantren Deen Assalam yang besar itu.

Ucapan selamat dan doa-doa baik tidak berhenti mengalir untuk gadis berusia 22 tahun itu. Semenjak kabar resmi dari Kyai Ahmad bahwa Kyai Zainal dan keluarga akan datang melamar Zaskia langsung ke Al-Ikhlas. Kemarin mendapat kabar itu langsung dari Kyai dan Nyai, Kia sempat tidak percaya. Bahwa gadis yatim piatu yang hidupnya dipenuhi perjuangan itu akan dilamar laki-laki. Pemuda idaman yang Kia cintai sejak masa remaja, cinta pertamanya, putra sulung dari seorang Kyai besar di Jawa Timur.

"Barakallah, nak. Selamat, kami bahagia atas kamu." Nyai Siti langsung memeluk santrinya dengan tangis bahagia ketika Zaskia telah selesai mendapat kabar dari Kyai Ahmad, bahwa besok Malik beserta Kyai akan melamarnya.

Ini masih seperti mimpi.

"Terima kasih, Nyai. Telah menjaga dan menyayangi saya sebegitunya." Zaskia membalas pelukan Nyai dengan air mata kebahagiaan.

Terima kasih, Rabbi. Ma Syaa Allah.

Rasanya Allah telah begitu adil kepadanya. Di tengah hidup yang sendirian, tanpa sanak saudara, pada perjalanan yang begitu menguras perjuangan dan air mata. Allah membuktikan bahwa Dia membersamai setiap langkah hamba-Nya, berada di setiap hati makhluk yang mengimani-Nya, dan memeluk dengan janji pasti yang indah pada waktunya.

Zaskia bahagia atas takdir yang Allah beri untuknya. Akhirnya akan ada satu laki-laki yang menjadi ladang shalihah untuknya, menjaga, dan menuntunnya pada jalan menuju ridho Allah. Melengkapi separuh iman dan menjadi sayap untuk terbang menuju surga.

Seandainya Abah dan Ummah masih ada, mereka akan sangat bahagia, menangis haru bahwa putri semata wayangnya diminta dengan niat baik oleh lelaki shaleh. Namun Allah sudah memberi garis tangan terbaik, di atas sana Abah dan Ummah pun bahagia dengan kabar ini. Serta Allah percaya, bahwa Kyai Ahmad dan Nyai Siti adalah sebaik-baiknya orang tua Zaskia sekarang.

"Kia, izinkan saya menjadi orangtuamu saat menikah ya, nduk?" ucap Kyai Ahmad dengan mata yang berkaca. Tersirat harapan besar di sana, bahwa Kyai ingin menjadi orang tua yang sempurna.

"Pasti, Kyai," Zaskia mengangguk dengan pasti, menyetujui," Kyai dan Nyai adalah orang tua Kia setelah Abah dan Ummah. Terima kasih telah menyayangi, Kia."

Mendengar itu, Nyai Siti pun kembali memeluk Kia lebih erat. Bersyukur, telah menjadi orang tua dari perempuan shalehah kecil itu. Meskipun belum pernah dikaruniai putra kecil dalam usia pernikahan kepala empat, mereka telah menjadi orang tua dari ribuan santri Al-Ikhlas.

Malam itu, menjadi malam paling berkesan bagi tiga orang yang diberi nikmat bahagia itu. Seorang gadis yang kembali mendapat pelukan hangat dari orang tua, dan sepasang kekasih halal yang mendapat putri shalehah seperti Zaskia.

"Calon pengantin nggak usah repot-repot di dapur. Sana, duduk yang manis. Maka hidangan akan siap tersaji untuk tuan putri," ucap Diva sembari mengambil alih pekerjaan Zaskia.

"Nggak usah berlebihan, Diva. Ini cuma potong bawang aja," ungkap Zaskia sedikit kesal karena Diva bersikap berlebihan padahal dirinya hanya memotong bawang merah. Dia sungkan dengan santri lain, bahwa meski akan menikah berlagak  menjadi tuan ratu sehari.

HALAQAH CINTA (SUDAH TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang