HC 9

45.8K 5K 85
                                    

Malik membuka kelopak mata meski rasanya lem masih kuat untuk melekatkan. Rasa kantuk menderanya karena tertidur kurang dari dua jam. Memikirkan apa yang beberapa jam lalu terjadi padanya dan Annisa seperti enggan untuk dilupakan, hingga dia baru bisa terlelap pukul satu dini hari.

Setelah membersihkan diri di kamar mandi, Malik memakai koko putih dan sarung kotak-kotak berwarna gelap. Menyambar peci hitam di meja belajar dan turun dari kamar untuk menunaikan shalat tajahud di masjid.

Tidak ada yang menarik setelah Malik keluar dari ndalem, semuanya sama seperti hari-hari biasanya. Menenangkan dengan hembusan angin malam yang menyegarkan.

Malik merasa canggung saat jarak dengan masjid sudah memendek hanya karena gadis itu, Annisa ada di sana.

"Mari, gus," angguk remaja muda di sebelah Annisa.

Malik hanya mengangguk dan tersenyum sopan. Dari sudut mata dia melihat Annisa melakukan hal yang sama dengan apa yang temannya lakukan, kemudian menaiki tangga masjid ke lantai dua.

"Fyuh." Dia menghembuskan napas melalui mulut. Bertemu dengan Annisa membuatnya harus menahan napas, serta malu.

Sampai akhirnya beberapa santri mengajaknya untuk memasuki masjid.

"Mari, gus, tahajud."

Malik tersenyum. "Iya."

Di saat semua orang tidak mengetahui apa yang Malik rasakan, hanya Allah yang paling mengerti. Mendengarkan keluh kesah hamba-hambanya dengan turun langsung di langit dunia.

Tahajud malam ini masih sama dengan tahajud beberapa hari belakangan. Nama Annisa terselip manis di antara nama-nama orang tersayang. Ah, apa secepat ini Malik merasakan sayang?

Setelah tahajud selesai, Malik meraih mushaf Al Quran di etalase. Membawa kitab suci bersampul emas itu di tempatnya menggelar sajadah, kemudian melantunkan QS. Al Waaqi'ah. Selalu seperti itu sampai waktu subuh tiba.

Surah Al Waaqi'ah memiliki beberapa fadhilah. Dari Ibnu Mas'ud ra. Rasulullah bersabda:

1. "Barang siapa membaca surat Al Waaqi'ah setiap malam, maka tidak akan menimpa kepadanya kesusahan dan kemelaratan. Dan surat Al Waaqi'ah adalah surat kaya, maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anak kamu."

2. "Barang siapa ingin dikaruniai ilmunya cerita orang-orang terdahulu dan orang orang yang akan datang, serta cerita ahli surga dan ahli neraka, penduduk dunia dan akhirat, maka bacalah surat Al Waaqi'ah

"Malik, gimana sekolahe, le?" tanya laki-laki berkalung sorban pada Malik.

"Alhamdulillah baik, bi. Malik ikut rohis di sekolah."

"Dipertahankan kebaikannya, lek iso ditambah. Lek ada lomba ya ikuto. Torehkan prestasi buak kamu sendiri, sama keluarga," pesan Kyai Zainal.

Malik mengangguk. "Enggeh. Siap, bi," patuhnya.

Setelah selesai shalat subuh berjamaah dan memberi kajian pagi. Kyai Zainal sengaja pulang ke ndalem bersama dengan Malik. Hal ini jarang, meski mereka dalam satu rumah dan ruang lingkup yang sama.

***

"Maaf, kak. Annisa tidak bisa." Si pengucap kalimat memundur, memberi jarak dengan laki-laki di hadapan.

"Kenapa? Apa gue kurang ganteng?" tanya laki-laki itu dengan gelombang yang tercetak jelas di bawah poni yang memanjang.

"Bukan," Annisa menggeleng, "Annisa nggak mau pacaran. Tolong hargai prinsip Annisa."

"Gue tau."

"Kalau sudah tidak ada yang perlu dibicarakan, Annisa pamit, kak," ungkapnya sopan.

Annisa balik badan. Meninggalkan laki-laki berpenampilan berandal yang beberapa menit lalu mengungkapkan perasaan padanya.

"Kalo gitu ayo nikah!"

Empat kata itu sukses membuat Annisa berhenti, terlebih dengan kata terakhir. Nikah?

Meski tidak ingin, Annisa harus memutar tubuhnya kembali.

"Menikah itu bukan hanya satu hati, tetapi dua hati yang menjadi satu dan saling mencintai."

"Terus sampai kapan lo bisa cinta sama gue?"

"Annisa nggak tau, kak. Tapi yang pasti, jatuh cinta bukan porsi saya saat ini. Masih banyak impian yang harus saya kejar."

Annisa kembali membalikkan badan dan meninggalkan siswa ber name tag 'Elang Cakrawala' itu sendirian di bawah pohon mangga.

"Kalo gitu biarin gue nunggu lo buat mencintai gue!"

Annisa tidak mengindahkan, langsung masuk area sekolah dari gerbang belakang.

Dia tidak habis pikir, kenapa seorang Elang si trouble maker bisa mencintai gadis sepertinya yang terkenal di lingkup sekolah saja tidak. Apalagi sampai diketahui pentolan bad boy sekolah.

Jika tadi dia mengatakan jatuh cinta bukan porsinya, itu adalah hal yang salah. Sejauh apapun Annisa menghindari perasaan itu untuk hadir, cinta tidak akan mengenal waktu untuk memulai. Dan perasaannya pun sudah terlanjur jatuh pada seseorang yang terasa sulit untuk digapai. Tetapi setidaknya, membiarkan hatinya senang akan harapan boleh kan?

Tidak ada yang tau, peristiwa penolakan cinta itu terekam jelas di ingatan seseorang.

***

Gadis berparas ayu itu duduk termenung di halte sekolah, menunggu jemputan setia mengantarkannya pulang. Jika ada Sinta mungkin masalah hari ini tidak terasa begitu berat. Namun dia juga sadar, masalah sahabatnya di sana jauh dan sangat jauh lebih besar. Ditinggalkan orang terkasih selama-lamanya.

Setelah sebuah angkot berhenti, Annisa masuk bersama siswa yang lain. Mengeluarkan novel dari dalam tasnya untuk mengusir rasa bosan. Biasanya di saat seperti ini dia akan menceritakan hal-hal yang tidak penting dan tertawa bersama Sinta. Annisa berjanji, sekembalinya Sinta ke Jombang dia akan membuat sahabatnya itu selalu tersenyum.

Annisa yang memang lebih suka duduk di pojokan, mengalihkan pandangan keluar jendela. Lagi, untuk kesekian kalinya dia bisa melihat Malik tepat di belakang angkot. Kenapa beberapa hari ini Malik begitu terasa dekat?

Aku memang menyukaimu, tapi aku takut jika sikapmu ini adalah sebagian rangkaian harapku. Dan pada akhirnya aku akan terluka dengan apa yang sudah aku imajinasikan.

Dari balik helm yang membungkus wajahnya, Malik menyorot tajam seseorang di balik jendela angkot. Sudah menjadi kebiasaannya setelah menyadari dia jatuh cinta untuk menjaga Annisa, dan begitulah caranya. Mengikuti Annisa sampai lampu merah terakhir sebelum sekolah atau gang biasa angkot berhenti. Setelah itu dia akan melajukan motornya lebih cepat.

Tidak romantis, tapi setidaknya begitulah cara menjaga seseorang untuk tetap nyaman.

-Halaqah Cinta-

Tulungagung, 27 Desember 2018

Follow Instagram @fitriana2912

HALAQAH CINTA (SUDAH TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang