27

1.8K 154 6
                                    

Kecewa adalah jawaban utama dalam suatu keraguan.
.
.
.

Sudah jelas Lia sangat kecewa dengan kedua pria yang ia percaya ini. Bagaimana bisa keduanya membuat kesepakatan dengan ada Lia didalamnya? Mereka kira Lia apa?

Lia sangat tahu dan paham apa yang mereka bicarakan dan kearah mana percakapan mereka akan berakhir.

Setelah berucap demikian, Lia langsung saja pergi melewati keduanya. Bahkan panggilan dari pria kesayangannya yang biasanya sangat ia favoritkan, kini terasa mengecewakan saat didengar. Lia mengusap kasar air matanya.

"Lia!" Teriak Wonwoo dan Hoshi bersamaan dan akhirnya Hoshi dapat mencapai tangan Lia. Ditariknya Lia kedalam pelukannya.

"We have to talk Lia. I'm sorry" Ucap Hoshi. Lia terus meronta dalam pelukan Hoshi, hingga pelukan paksa itu terlepas.

"No! There is nothing to explain. Aku udah denger semuanya. Jadi ini maksud manis-manis kamu selama ini? Dan kamu Oppa" Lia akhirnya menatap Wonwoo. Hingga ucapan gadis itu sukses membuat hati Wonwoo tercabik.

"Lia menyesal berpikir bahwa Wonwoo Oppa baik. Ternyata, Lia bisa kecewa dengan pemikiran tersebut" tidak hanya Wonwoo yang merasa bersalah, begitu juga Hoshi. Rasanya sakit sekali melihat orang yang disayangi menangis dan terluka terlebih itu karena dirinya.

"Lia" Hoshi mencoba menyentuh tangan Lia. Tapi langsung dihempas kasar.

"Kita perlu bicara Lia. Semua tidak akan selesai jika kamu seperti ini" ucap Hoshi memohon.

"Kenapa?! Kenapa jika aku seperti ini?"

"Kedorm dulu. Kamu perlu minum"

"Wae! Aku tidak haus. Dan Oppa tidak perlu menawarkannya. Lia permisi" saat Lia berbalik. Suara Wonwoo membuat Lia mengurungkan niatnya.

"Oppa memang salah. Tapi beri kesempatan Oppa berbicara" Lia sangat terkejut saat berbalik dan melihat kedua pria didepannya berlutut dihadapannya.

"Mianhae. Aku menyakitimu" ucap Hoshi setelahnya. Perlahan Lia mendekat. Ikut berlutut disana, kedua tangan Lia terulur menyentuh tangan Wonwoo dan Hoshi bersama. Dari situ terlihat raut wajah lega pada Wonwoo dan Hoshi.

❤❤❤

Kini ketiganya sudah berada di dorm lebih tepatnya di kamar Hoshi. Agar Lia tidak perlu merasa tidak enak akan didengar oleh member lain.

"Talk now or never!" Suara Lia menggema seketika. Wonwoo dan Hoshi mengangkat wajahnya.

"Tentang perjanjian itu. Maafkan kita, kita memang salah dan kamu berhak marah" jawab Wonwoo. Lia menghela nafas lalu terkekeh.

"Lihat ini. Ada gadis remaja belum genap 20 tahun sedang dipermainkan oleh dua pria dewasa 25 tahunan. Lucu bukan?" Sarkas Lia. Walau Lia manis, tapi jika kecewa. Lia tidak lebih dari bara api yang menyala.

"Bukan gitu, Oppa han-" ucapan Hoshi terpotong oleh amarah Lia.

"Oppa tidak percaya dengan Lia! Omong kosong jika Oppa beralasan karena merasa bersalah dengan Wonwoo Oppa. Itu tidak masuk akal. Bukan bermaksud apa, tapi jika Oppa merasa tidak enak bukankah lebih baik Oppa tidak perlu sama sekali mengajakku berhubungan bukan? Oppa hanya bersembunyi dari kesalahan yang Oppa lakukan. Dan Lia membenci manusia demikian" Hoshi seketika terdiam. Benar kata Lia. Harusnya ia memikirkan kembali semua hal yang mungkin terjadi. Seperti kekecewaan Lia sekarang.

"Dan Wonwoo Oppa. Sepertinya Wonwoo Oppa cukup dewasa untuk paham bahwa milik orang lain bukan lah sesuatu yang dapat di miliki oleh yang lainnya juga" Wonwoo hanya diam. Rasanya tidak pantas jika ia membalas ucapan benar milik Lia.

"Lia ga tau lagi harus gimana" Lia memijat pelipisnya.

"Lia" Hoshi mendekati Lia dan berusaha memeluk gadis itu. Tapi Lia segera mengelaknya.

"Sudah. Bukankah Oppa tidak percaya Lia kan? Lia sudah pikirkan. Kita putus saja. Lia tidak mau berhubungan dengan pria yang bahkan tidak mempunyai rasa percaya terhadap pasangannya sendiri. Itu cukup memuakkan" ucap Lia lalu mengambil slingbagnya untuk bangkit. Dengan cepat Hoshi mencegahnya.

"Oppa tidak pernah bilang bahwa Oppa tidak percaya! Oppa hanya merasa bersalah pada waktu itu dan Oppa stres dengan sikap Wonwoo dengan Oppa. Op-"

"Wae! Lalu Oppa melupakan bahwa aku juga punya perasaan? Oppa lupa?" Entah bagaimana kelanjutan keduanya dengan Wonwoo semuanya masih diperdebatkan. Hingga ditemui titik terang walau sedikit redup.

"Aku ga mau putus dari kamu Lia" lirih Hoshi.

"Jujur. Aku cukup ngerasa sakit hati karena ini. Please, give me time for thinking about all. Tentang hubungan pacaran atau pertemanan kita"

"Aku serius menyesal telah melakukan itu dan terkesan aku yang tidak mempercayaimu" ucap Hoshi.

"Aku jauh lebih menyesal telah mengiyakan hal itu lalu berusaha mengambil milik orang lain. Aku minta maaf" ucap Wonwoo setelahnya.

"Wait my pain can cure and I can forgive you"

❤❤❤

Berhari-hari Lia merenung. Dan sering menangis. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Mayat hidup!

Lia banyak mengacuhkan orang sekitar sejak pertengkaran waktu itu. Bersyukur masalah kemarin tidak memburuk. Justru kini Lia sudah bisa beraktivitas seperti biasa.

Tapi tidak dengan hatinya. Entah kenapa ucapan Hoshi yang mengatakan bahwa pria itu meragukannya, masih terngiang jelas ditelinganya. It hurts!

Bahkan sudah berjalan seminggu, Lia tidak memperlihatkan tanda-tanda untuk mengakhiri atau berdamai dengan dirinya sendiri.

"Lia" panggilan itu membuyarkan lamunan Lia. Jihyun memandang prihatin keadaan Lia. Jihyun sudah tahu semua masalah dan pertengkaran temannya ini minggu lalu. Jihyun merasa marah juga.

"Kamu jangan gini terus. Masalah ga bakal selesai kalo kamu cuma diem dan ga ngelakuin apapun. You have to come to them and talk nicely"

"Aku bingung harus bilang apa. Dan aku bingung keputusan apa yang baiknya aku ambil" kini keduanya tengah berada di cafe langganan mereka berdua. Dekat kampus dan nyaman.

"Sekarang aku tanya. Kamu sayang ga sama Hoshi? Dan kamu masih mau ga maaf in kesalahan Wonwoo? Aku masih bisa ngerasain kalo Hoshi dan Wonwoo ga mikirin kalo semuanya bakal berdampak buruk. Everyone makes mistakes. Coba kamu berdamai sama diri kamu sendiri. And try to give them a chance to correct their mistakes" ucap Jihyun menasehi panjang. Astaga kenapa Lia bisa seegois ini? Benar kata Jihyun. Semua orang melakukan kesalahan, dan semua orang mempunyai hak memperoleh kesempatan untuk berubah.

"Bener kata kamu Ji. Mereka pasti punya alasan tersendiri ngelakuin semuanya. Makasih ya Jii. Kamu udah nasehati aku. Ini bener-bener berarti buat aku. Thanks" ucap Lia sambil tersenyum.

"Sama-sama. We are friends, right?"

Tbc

Haii sobat oranye!
Aku up lohhh mweehehe
Ada yang kangen aku?
Kasih cium dong
Kan aku up 2 kali seminggu ini wkwk
Ppupu:*

My Idol Is My Boyfriend | Kwon Soonyoung✔[Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang