Lalu tetaplah hal kemarin. Yang tidak akan berguna jika disesali.
Disamping dia yang tidak bisa kembali juga pada kenyataanya itu tidak akan terulang lagi.
.
.
.Hoshi cepat-cepat untuk make up. Hoshi amat sangat menyadari bahwa ada bekas dilehernya. Sepanjang perjalanan Hoshi mengenakan turtleneck agar itu tidak terlihat.
Tapi tidak untuk hari ini, ia harus tampil mengenakan kaos. Jadi ia perlu menghilangkannya.
Hoshi mendekati Risa, periasnya dan membisikkan sesuatu.
"Noona. Bisa minta tolong?"
"Apa Soon? Pake bisik-bisik segala"
"Huussttttt pelan-pelan"
"Kenapa? Ini belum selesai matanya"
"Iya. Tapi tolong tutupin ini dulu"ucap Hoshi pelan sambil memperlihatkan lehernya. Hoshi merengut kesal saat melihat Risa tertawa.
"Dasar anak muda. Tau mau manggung kenapa malah ena-ena sih" Hoshi nyengir. Pria itu pun menerima dengan senang hati saat Risa mengoleskan cairan yang sesuai kulitnya itu dilehernya.
"Sama Lia ya?" Tanya Risa. Hoshi berdehem mengiyakan.
"Kamu kok berani banget sentuh Lia. Ga takut Yuri? Tau kan dia seserem apa kalo marah" ah iya juga. Kenapa Hoshi tidak sadar jika tantenya Lia itu menyeramkan.
"Aku ga nyentuh jauh-jauh"
"Kamu ga nidurin dia berarti?" Hoshi menggeleng.
"Ga lah. Dia punya agama yang sangat melarang itu. Mungkin aku yang menyentuhnya kemarin juga sebenernya tidak boleh. Tapi Noona tau lah gimana perasaan pria melihat perempuan seperti Lia. Gadis seumuran Lia sedang mekar-mekarnya" Risa terkekeh lagi saat mendengar alasan Hoshi yang yaaa cukup masuk akal. Wanita itu juga telah selesai menutupi bekas itu.
"Jjjahhhh! Kamu harus berterimakasih padaku" ucap Risa dengan bangga hati.
"Yayaya. Terimakasih" Risa tertawa lagi.
"Aduh dasar kamu. Tapi syukur sih kamu belum jauh-jauh sama Lia. Kasian dia, dia anaknya polos dan cantik. Ga bisa bayangin gimana kalo sampai masa depan dia hancur karena dia hamil"
"Ya. Aku sayang dengannya. Mana mungkin aku merusaknya"
"Iya kamu sekarang bisa bilang gitu, tapi awal tadi kamu bilang. Kalo Lia bukan tipe perempuan yang bagus untuk diabaikan" Hoshi tertegun. Kepalanya seperti berputar. Jujur saja, ia tidak pernah bisa mengabaikan Lia yang tengah dibawahnya.
Apa lagi ketika Lia diam dan tidak menahan. Bagaimanapun, dirinya tetap pria. Yang bisa melakukannya dengan paksa dan berakhir membuat perempuannya kecewa.
Tapi Hoshi tidak ingin.....Lia menangis karenanya.
❤❤❤
"Hyung mau langsung balik dorm?" Tanya Vernon. Hoshi menjawab dengan gelengan.
"Aku ingin menemui Lia"
"Sebaiknya Hyung ikut kita ke dorm dulu, nanti jika Hyung pergi sendiri dengan mobil lain. Media akan curiga dan bahkan bisa saja mengikuti. Kedorm dulu, nanti pas keluar Hyung bisa menyamar. Karena you know lah, bangunan di dorm kita penghuninya banyak" DK menyela tiba-tiba. Hoshi berpikir sebentar, teman-temannya ini ada benarnya juga.
"Ya sih. Masuk akal. Jadi kita balik sekarang aja " jawab Hoshi sambil membawa tas bawaannya. Diikuti oleh teman-temannya yang lain.
"Yang di mobil pertama pada udah jalan, kita ketinggalan. Dapet mobil kedua" ucap Woozi. Hoshi mengangguk-angguk. Semuanya ramai-ramai menuju lift sampai seseorang memberhentikan langkah mereka. Perempuan berambut pendek dan memiliki tubuh tinggi dan wajah cantik menghadang mereka.
"Hai sunbaenim semua" perempuan itu membungkuk sopan.
"Haii. Sudah lama tidak bertemu. Kamu habis debut lagi ya? Selamat" itu suara Woozi. Semuanya juga ikut memberikan selamat. Hoshi juga.
"Kamu cukup banyak berubah ya" ucap Hoshi menampilkan senyum.
"Eung. Kamu juga, aku melihatmu tadi dipanggung. Kamu semakin keren" jawabnya.
"Hyung. Kita duluan ya, kamu bisa ngobrol dulu sebentar. Jangan lebih dari 5 menit. Noona, kita turun dulu ya" ucap Dino. Minkyung dan Hoshi mengangguk.
"Udah lama ya Soon. Kita ga ngobrol bareng lagi?"
"Eum. Sejak kamu memilih menyelesaikan kontrak dengan Pledis. Kita bener-bener pisah" Minkyung terkekeh mendengar fakta tersebut.
"Yaa kamu tahu lah alasanku. Aku terlalu pasif disana, aku ga bisa sebersinar kamu dibawah Pledis. Ga bisa" raut wajah Minkyung berubah sedih. Menunduk, mengingat gagalnya ia dibawah Pledis membuatnya kembali teringat dengan masa-masa sulit menjadi trainee hingga debut dengan grup beranggota 10 dulu.
Entah perasaan apa, Hoshi mengulurkan tangannya dan mengusap bahu Minkyung pelan. Membuat Minkyung mengangkat wajahnya. Minkyung melihat senyum Hoshi yang tulus.
"Kamu tahu. Kamu adalah perempuan talented. Dimanapun kamu berada, aku percaya kamu akan tetap bersinar dan membawa aura positif disekeliling kamu. Dulu, bukan karena kamu yang pasif or something like that. Hanya saja, jalan kamu memang bukan disana. Nama kamu sudah kembali menjadi Minkyung kan, bukan Roa lagi. Aku ingin lihat akan sehebat apa Minkyung ini kelak? Yang pasti, dia akan lebih bersinar daripada Roa. Ya kan? Jangan menyerah karena gagal sekali. Dari pada berambisi dan down, melakukan yang terbaik dalam setiap prosesnya jauh lebih keren kan?" Minkyung tersenyum. Perasaanya menghangat mendengar kata-kata motivasi dari Hoshi. Padahal Hoshi biasanya banyak rusuh atau banyak bercanda. Tapi jujur, jika Hoshi sedang serius seperti ini. Minkyung cukup kagum.
"Em kayaknya aku udah ditunggu deh sama temen-temen. Aku duluan ya? Kamu sama yang lainnya pulangnya hati-hati" ucap Hoshi setelah melihat arlojinya. Minkyung mengangguk.
"Makasih Soon. Kapan-kapan kita makan bareng yuk? Kita ngobrol lagi"
"Iya. Dah" Hoshi menekan tombol lift dan ia masuk lalu meninggalkan Minkyung yang masih belum beranjak dari sana. Tersenyum getir.
"Harusnya aku seneng ya liat kamu sebahagia ini? Tapi kenapa rasanya kangen sama semuanya. Aku nyesel dulu udah mengabaikan kamu Soon. Aku baru sadar, setelah 2 tahun ini. Bahwa aku ga cuma nyesel menganggap kode kamu suka aku itu cuma bercanda. Lebih dari itu. Ternyata......aku butuh kamu"
❤❤❤
"Ih sejak kita balikan. Kamu sering dateng kesini. Bikin tambah sayang tau ga" canda Lia saat Hoshi kembali mengunjunginya diapartemen. Menyenangkan juga, tinggal sendiri. Lia merasa bebas dan tidak sungkan menerima Hoshi datang.
"Ga mau nih aku datengin? Aku pulang ya?" Hoshi bersiap beranjak dan juga mau mengambil box pizza yang ia bawa barusan.
Lia cepat-cepat menahannya.
"Kamu aja yang pulang, pizzanya jangan" ucap Lia. Hoshi langsung meletakkan kembali box itu dan langsung menyerang Lia dengan gelitikan supernya.
"Aaaaa geli. Oppa! Ihh awas haha"
"Siapa suruh berani bilang gitu. Rasain" Lia masih tertawa terbahak-bahak menahan geli diperutnya. Tak sadar Lia sudah tiduran dilantai dengan Hoshi diatasnya.
"Kamu lucu banget kalo lagi ngos-ngosan" kekeh Hoshi melihat Lia yang lemas karena tertawa terus.
"Bodo ah bodo. Kesel ah sama kamu. Aku mau tidur" Hoshi dengan cepat menarik tangan Lia untuk duduk.
"Hehhh bangun. Makan dulu"
"Oppaaaaa" rengek Lia yang semakin membuat Hoshi gemas. Tapi Lia juga akhirnya memakan pizza itu.
"Lia?"
"Eung?" Lia menatap Hoshi dengan mulut yang masih penuh dengan pizza. Hoshi menatap balik Lia dengan ketulusan yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya.
"Bisa ga sih aku cepet-cepet nikahhin kamu?"
Tbc
Iya cii. Nikahhin aku sekarang:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Boyfriend | Kwon Soonyoung✔[Proses Revisi]
FanfictionNOTE:UNTUK YANG BUCINNYA SOONYOUNG, WAJIB BACA!! [COMPLETED] Aku tahu kita saling mencintai. Tapi satu yang pasti. Bahwa aku hanya bisa berharap. Aku dan kamu memang sebuah takdir-Jung Selia Start: 08 Juni 2019 End: 30 Maret 2020 Walau sudah selesai...