44

2.1K 146 22
                                    

Pada akhirnya
Aku dan kamu pernah menjadi kita...
.
.
.

Entah sudah berapa kali Lia menghembuskan nafasnya kasar. Duduk dibangku umum didepan sungai Han cukup membuatnya meremang. Suhu malam ini 18 derajat. Cukup dingin bagi Lia.

Sesekali menengok ke kanan kiri melihat orang lain berjalan, setidaknya itu cukup menghiburnya dari kebosanan. Hingga tiba-tiba matanya tertutup oleh tangan seseorang. Lia tersenyum senang.

"Oppa," rengek Lia.

"Tau aja. Ah nggak seru," ucapnya. Lia terkekeh dan memberikan ruang untuk pria itu duduk disampingnya.

"Udah ngerasa. Jarak 2 km juga aku udah nyium bau kamu," canda Lia. Hoshi tertawa, mana ada? Dikira anjing.

"Kelamaan nggak nunggunya?" Tanya Hoshi.

"Nggak juga. Baru sampe malah," bohong Lia. Padahal gadis itu sudah dua jam lalu disini. Bukan menunggu, hanya berniat menyendiri lebih lama.

Hoshi tidak menjawab. Membuat Lia juga diam. Tanpa berkata, Hoshi melepas syalnya dan melilitkannya pada leher Lia yang kosong. Lia diam dan memandang mata Hoshi dalam ketenangan. Hoshi selalu saja manis seperti ini. Lia serius sayang dengan pria yang dulu adalah idolnya ini.

Tidak sadar air mata Lia menetes dan segera Lia hapus saat Hoshi kembali duduk disampingnya.

"Makasih," ucap Lia. Hoshi mengangguk.

"Emmm..gimana?"

"Hem?"

"Soal kita. Kapan kita mau nikah?" Tanya Hoshi to the poin. Seketika jantung Lia berdetak lebih kencang. Ketakutan mulai menyeruak didalam dadanya.

Sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk menjelaskan pada Hoshi.

Lia perlahan menyentuh tangan Hoshi. Menggenggamnya erat seolah tidak ingin lepas barang sedikit pun.

"Kenapa? Kok gugup gitu?" Tanya Hoshi saat merasakan tangan Lia yang berkeringat padahal udara sedang dingin.

Lia tersenyum, menampilkan wajah dengan balutan kecantikannya. "Kita sampai sini saja ya," seketika senyuman Hoshi memudar bersamaan dengan renggangnya genggaman keduanya. Apa? Hoshi salah dengar kan?

Hoshi tertawa dengan sumbang. "Kamu ngeprank aku ya? Nggak lucu ihh. Kan kita mau nikah, kamu sendiri yang bilang kemarin. Ahh nggak mau aku bercanda gini," celoteh Hoshi tidak jelas. Bukannya tawa yang ia dapat seperti saat Lia berhasil menjahilinya tapi hanya sebuah raut wajah serius yang Hoshi dapatkan.

Wajah Hoshi kembali menatap Lia dengan serius. Tubuhnya yang seolah lemah mulai beringsut turun untuk berlutut didepan Lia. Lia yang menyadari Hoshi tidak disampingnya kini mulai mengangkat wajahnya.

Air mata wanita itu sudah turun entah sejak kapan. Melihat Hoshi yang seputus asa ini membuat hati Lia hancur.

"Jangan.....tinggalin aku," lirih Hoshi sambil meletakkan kepalanya pada paha wanita kesayangannya ini. Menumpahkan segala ketakutannya selama ini. Ketakutan akan hari ini tiba. Perpisahan.

"Maaf," dari sekian banyak kata. Hanya itu yang mampu Lia ucapkan. Sejak seminggu lalu. Lia dirundung kebimbangan akan kejelasan hubungan mereka selanjutnya. Hingga pada akhirnya Lia memutuskan untuk berhenti sampai disini.

"Kamu bilang kita mau nikah. Kita mau punya anak  3 kan? Kamu udah setuju. Kenapa? Kamu berubah pikiran?" Lirih Hoshi.

"Ini pilihan terbaik Soon. Aku dan kamu emang harusnya udah selesai sejak lima  tahun lalu," Lia menatap langit. Rasanya ia malu ingin menangis saat semua kesalahan terletak pada dirinya.

My Idol Is My Boyfriend | Kwon Soonyoung✔[Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang