40

1.8K 135 0
                                    

Kamu dan dia mirip
Hanya waktu yang membedakan
Kamu dibelakang sedangkan ia terlalu jauh didepan
.
.
.

Plakkk

"Aduhhh. Sakit!"

"Ya Kak Reza dateng kok nggak bilang-bilang gue dulu sih. Pake sinis gitu lagi sama Hoshi. Kan kasian bocahnya. Kezel," Lia tidak peduli kakaknya ini merasa kesakitan saat ia gampar. Lia hanya ingin melampiaskan semuanya.

"Ya niatnya mau kasih kejutan. Lo tuh kakaknya dateng kenapa nggak bahagia sih," rutuk Reza yang masih memeganggi lengannya yang cenut-cenut.

Wajah Lia kembali ditekuk. Bahagia sih, tapi tidak tepat pada waktunya. "Trus bisa masuk sini, tau passwordnya dari mana?"

"Yuri?"

"Ehh tuh orang. Mana nggak ngasih tau gue lagi," kesal Lia yang berlipat-lipat. Heuh.

"Maaf deh," Reza memeluk Lia yang tengah ngambek itu kedalam dekapannya. Heuh, tidak mau bohong. Ia sebagai kakak juga rindu dengan Lia yang selamanya akan menjadi adik kecilnya ini.

"Nggak gitu lagi ya sama Hoshi,"pinta Lia. Reza terkekeh masih dengan Lia yang memeluk Reza. Yaaa Lia juga kangen kalik ah.

"Oalah. Gara-gara dia. Tenang aja, kakak nggak beneran gitu kok tadi. Kakak mah dukung apapun yang lo pilih. Lo kan tau sendiri keluarga kita kayak gimana. Apapun pilihan lo, mereka pasti menghargai" Lia tersenyum dibalik pelukan itu saat Reza kembali mengingatkan budaya keluarganya. Bahwa pilihan seseorang itu harus dihargai.

"Lo tuh udah gede, kakak udah nggak khawatir lagi sama jalan yang kamu pilih. Kamu berhak milih."

Lia melepas pelukannya. "Makasih kak."

Reza tersenyum dan mengusap rambut adiknya ini dengan sayang, "Anything."

❤❤❤

"Aku kaget saat kamu ngajak aku ke kafe Pledis," wanita itu terkekeh mendengar penuturan si pria.

"Ya nggakpapa lagi. Kangen nih sama suasananya," jawabnya. Mereka lalu mendudukkan diri disalah satu meja dan mulai memesan. Setelah mencatat semua pesanan, mereka kembali melanjutkan perbincangan.

"Soon. Kamu keliatan bahagia banget. Karena pacar kamu itu ya?" Hoshi tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Yaa lagi jatuh cintanya haha. Kamu sendiri? Gimana setelah kamu debut lagi? Lancar kan?" Tanya Hoshi. Minkyung menggedikkan bahunya.

"Nggak tau lah Soon. Aku kan kembali memulai dari awal. Doain aja," jawab Minkyung tenang.

"Kamu harus semangat ya. Jangan keluar-keluar lagi" ucapan Hoshi sukses membuat Minkyung terkekeh.

"Aku kan kemarin bilang mau ngomong, sekarang aja kalik ya?"

Hoshi mengangguk saja. "Eh iya katanya kamu mau ngomong. Ngomong aja."

"Kamu jangan kaget dan jangan benci aku setelah ini. Ya?"

"Apa sih. Bilang coba. Kamu kenal aku lama kyung, mana ada aku benci orang langsung."

Minkyung tertawa. "Iya sih."

"Mungkin aku kelewat kurang ajar dan nggak sopan bilang ini. Tapi aku nggak mau mendem semuanya sendiri. Aku......sayang kamu. Ah. Aku nggak minta kamu bales kok tenang aja. Aku cuma mau ungkapin, aku tahu kamu sayang banget sama pacar kamu." Ucap Minkyung. Senyum Hoshi memudar. Wanita didepannya tidak sedang mabuk kan?

"Dulu kamu yang nolak aku kalo kamu lupa," ucap Hoshi datar. Minkyung mengangkat wajahnya. Melihat wajah Hoshi yang sedingin itu kembali mengingatkan jaman trainee yang Hoshi dulu sangat baik dengannya. Bahkan menyatakan perasaannya. Tapi Minkyung memilih untuk menolak dengan alasan dia hanya menganggap Hoshi teman.

Tapi lama-lama Minkyung menyadari bahwa ia juga tertarik dengan pria bermata sipit itu. Tapi.....ah sudah lah.

"Iya. Maaf, aku nggak niat apapun kok bilang ini. Cuma mau ungkapin aja."

Hoshi menghela nafas pelan. "Nggakpapa, jika kamu mengharap jawaban. Kamu juga pasti tau apa jawabannya. Aku udah punya orang lain, yang emang sayang aku sejak awal. Kamu......cuma orang lain yang dulunya pernah aku sayang sejak awal" ucap Hoshi sambil tersenyum dan pria itu mengusap rambut Minkyung pelan.

Minkyung tersentak dibuatnya, apa lagi mendengar fakta baru bahwa......Hoshi memang menyukainya sejak awal ia bertemua Hoshi. Itu cukup......menyenangkan untuk diingat.

Yaaa benar. Hanya untuk diingat.

❤❤❤


"Soon" panggil Lia.

"Gimana?"

"Kamu libur kapan lagi?" Tanya Lia.

"Ngapain deh?" Hoshi mendekati Lia yang tengah duduk santai itu. Keduanya sedang berada di dorm, Hoshi meminta Lia datang. Entah lah, kangen mungkin.

"Ke indo yuk. Mama nanyain" mata Hoshi membulat. Apa katanya? Mamanya Lia menanyakan tentang dirinya?

"Lahh kok? Kamu udah cerita sama Mama kamu?" Tanya Hoshi.

Lia menghela nafas pelan. "Sebenernya udah lama sih Mama minta kamu dateng. Sejak Kak Reza balik dulu itu lohhh. Yaudah aku ceritain aja sekalian kamu siapa. Orang mana. Anaknya siapa"

"Reaksi Mama kamu gimana?" Tanya Hoshi yang harap-harap cemas. Tapi Hoshi bingung saat Lia malah tersenyum seperti orang gila.

"Mama suka kamu. Katanya kepo gimana kamu sebenernya. Jadi minta kamu dateng"

Senyum Hoshi mengembang, dirinya bisa bernafas lega. "Jadi pengen ketemu mertua" Lia tertawa. Apa katanya? Mertua? Ada-ada aja.

"Sejak kamu ngenalin aku sama Eomma dan Noona kamu. Aku jadi nggak ragu bawa kamu ke orang tua aku" senyum Lia.

"Yeahh. Masih inget aku, pertama kali aku ngenalin kamu sama Eomma. Eomma bener-bener sesuka itu sama kamu. Emang ya, kamu pinter banget ambil hati orang" ucap Hoshi seraya mengacak gemas rambut Lia.

"Hehh berantakan ya!" Kesal Lia.

Sejak pulang liburannya di Jeju, hubungan antara Hoshi dan Lia kembali lancar. Ditambah Reza yang sempat memergoki keduanya tengah berduaan membuat mereka tambah lengket.

Setelah melalui banyak keraguan, keduanya kini sudah mulai berani memperkenalkan satu sama lain pada keluarganya masing-masing. Keduanya juga masih setia dan pandai menutupi semuanya dari media. Mengingat karir Hoshi yang sedang naik daunnya.

Saat dipanggung, yang Lia lihat adalah Hoshi Seventeen yang menjadi bias favoritnya. Tapi jika di luar panggung, Hoshi hanyalah kekasih yang manja dan perhatian. Huhu.

Terlebih setelah Hoshi menemui keluarga Lia di indonesia, semuanya baik-baik saja. Mama dan Papa Lia sangat welcome kepada Hoshi. Walau terkendala oleh bahasa, tapi Hoshi bisa menanganinya dengan baik. Lia bangga dengan kekasihnya itu.

Apa lagi kedekatan antara Hoshi dan Reza yang sukses membuat Lia senang. Entah melihat Hoshi yang membantu Reza mencuci mobil didepan rumah, atau saat keduanya saling mengumpat dengan bahasa yang berbeda saat bermain video game. Semuanya menyenangkan. Semuanya membahagiakan.

Lia ingin terus seperti ini, Hoshi yang ada disampingnya, keluarga yang selalu mendukung. Dan masa depan yang cerah.

Tbc

My Idol Is My Boyfriend | Kwon Soonyoung✔[Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang