Kenangan indah itu......
Aku masih mengingatnya jelas, teman
.
.
.Lima tahun berlalu sejak pertemuan pertama keduanya dulu. Banyak sekali kisah sedih dan bahagia terlewati. Lia dan Hoshi bekerjasama untuk selalu bertahan dan menguatkan. Semuanya terasa ringan.
Hingga pada akhirnya, keduanya menginginkan hubungan yang lebih serius. Mengingat kini keduanya sudah sama-sama dewasa dan pastinya ingin menikah kan? Apa lagi.
Sebagai informasi, kini Lia sudah diterima bekerja di sebuah studio foto langganan agensi Pledis setelah menyelesaikan studi S1nya. Juga Hoshi yang memilih bekerja dibalik panggung sebagai koreografer andalan agensinya. Berbeda dengan teman-temannya yang lebih memilih debut solo atau membuat agensi hiburan sendiri.
Kini semuanya sudah berubah. Setelah berakhirnya kontrak, semuanya memilih jalannya sendiri-sendiri. Sudah tidak ada lagi kebersamaan lengkap 13. Yang ada hanyalah kerja dan harapan kehidupan menikah. Semuanya sudah berlalu dan berubah menjadi kenangan.
Bahkan beberapa ada yang langsung memiliki kekasih dan berniat menikah dalam waktu dekat. S.Coups contohnya? Tidak heran. Tertua digrup dan dia yang pertama kali menyatakan akan menikah dalam waktu dekat.
Semuanya.........sudah berubah.
"Kangen mereka ya?" Hoshi yang tadinya sibuk bernostalgia melihat poster besar dirinya dan ke-12 temannya sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu. Hoshi menoleh dan entah lah, pria itu langsung memeluk tubuh gadisnya dengan erat.
"Kangen banget. Perjalanan panjang kita bener-bener nggak semudah itu buat di lupain. Kita temenan udah 10 tahun lebih. Dan saat kita harus pisah gini, rasanya sedih banget. Mereka itu......rumah buat aku" Lia yang menyadari jika Hoshi sedang merindukan temannya itu hanya bisa mengusap-usap punggung Hoshi dan sesekali memberikannya semangat.
"Nggakpapa. Wajar kamu kangen. Mereka emang seberharga itu buat kamu. Boleh kangen. Tapi harus inget, sekarang waktunya kalian pilih jalan masing-masing. Ada satu fakta yang pasti, mereka tetep temen-temen sejati kamu" Hoshi mengangguk. Rasanya malu saat ia kini harus meneteskan air matanya ketika mengingat kawan-kawannya itu.
Lia melepas pelukannya dan mengusap pelan air mata Hoshi. "Udah nangisnya. Katanya mau makan. Ini mau bahas nikahhan kita lohh. Masa kamu habis nangis gini. Nanti diledekkin Kak Reza sukurin" canda Lia. Sederhana tapi bisa membuat Hoshi terkekeh. Ya keduanya tengah mengadakan makan malam keluarga, untuk membahas kelanjuttan hubungan antara Hoshi dan Lia.
Tentang keputusan Hoshi untuk bersedia pindah islam? Atau keputusan Lia untuk tetap menikah berbeda agama. Semuanya masih abu-abu.
Rasanya menyesal karena terlalu asik bersama hingga melupakan perbedaan antara keduanya. Kini saat semuanya tinggal meresmikan, keduanya malah belum ada pandangan.
Hoshi menggenggam tangan Lia yang berkeringat lalu menariknya dan mencium punggung tangan Lia. Menatap mata cantik Lia disana dengan perasaan tidak terdefinisi.
"Semoga apapun keputusannya. Kita bisa bersama pada akhirnya" ucap Hoshi penuh pengharapan.
❤❤❤
Makan malam telah selesai. Kini hanya ada Hoshi dan Lia yang tengah berjalan bersama dibawah bulan yang sama. Diam, hening, dan dingin. Hanya itu yang mereka rasakan.
Pembicaraan antara dua keluarga pun berjalan lancar sesuai semestinya. Keluarga Lia telah kembali ke hotel untuk istirahat. Karena acara makan malam memang dilakukan di rumah Hoshi dan mengharuskan keluarga Lia untuk terbang ke Seoul.
"Kita bisa omongin nanti" Hoshi memecah keheningan antara keduanya. Lia melirik kearah Hoshi. Wajah pria itu nampak terlihat lelah dan frustasi. Obrolan memang berjalan lancar tapi tidak dengan hasilnya. Masih sama. Abu-abu.
"Aku juga bakal bujuk Eomma lagi" ucapan Hoshi ini membuat Lia semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Hoshi. Lia.....mulai takut.
Lia menatap Hoshi. Hoshi yang paham perasaan Lia pun memilih berhenti dan memeluk tubuh Lia yang kecil itu. Merengkuh tubuh ringkih yang telah menemaninya lima tahun belakangan. Kekasihnya.
Lia menangis. Hoshi meremat tangannya sendiri. Rasanya......menyesakkan.
"Kenapa saat kita udah sampai ujung. Masalah dateng" lirih Lia. Suara tangisan Lia membuat malam ini semakin terasa buruk. Terlebih bagi Hoshi.
"Untuk pertama kalinya. Aku setakut ini" jawab Hoshi. Lia mendangak. Matanya bertemu dengan mata legam milik Hoshi.
"Kita......akan bersama kan?' Lirih Lia.
❤❤❤
"Eomma. Tolong lah Eomma pertimbangkan pilihan Eomma. Aku nggak bisa tanpa Lia, Eomma tahu itu" entah sudah berapa kali Hoshi memohon dan berharap ibunya ini merubah keputusannya. Tapi hasilnya sama. Beliau tidak mau merubah keputusannya.
"Eomma...."lirih Hoshi. Pria itu menghadang ibunya agar mau berhenti pura-pura tidak mendengarnya.
"Sudah Eomma katakan. Bicarakan semuanya pada Lia. Eomma tidak melarangmu untuk menyukai siapa pun. Eomma juga suka dengan Lia. Tapi jika kamu meminta itu, Eomma tidak mengizinkan" tolak ibunya Hoshi keras. Hoshi frustasi. Apa yang bisa ia lakukan?
Hoshi mengahadang Ibunya lagi. Dan itu sukses membuat ibunya kesal. "Apa sih Soonyoung? Eomma lagi masak"
"Please....izininkan aku sekali ini saja"
Perempuan paruh baya itu nampak menghela nafas berat. "Apapun itu tidak akan merubah keputusanku. Tau kan? Tidak baik membantah orang tua"
"Tapi kenapa??? Bilang Eomma. Aku tidak mau mato penasaran seperti ini. Apa alasan Eomma tidak mengizinkanku?"
Ibu Hoshi meletakkan gelasnya diatas kulkas lalu menatap anak laki-lakinya ini. "Kakek kamu itu pendeta besar di sini. Dan kamu tahu keluarga kita itu sangat religius. Jadi kalo kamu tetep kekeuh pindah islam. Berarti kamu mengkhianati keluarga ini. Eomma nggak mau itu terjadi. Jadi satu-satunya pilihan. Kalian bisa menikah beda agama" itu lagi yang Hoshi bisa dengar. Memang benar keluarga Hoshi termasuk religius. Tapi Hoshi tidak bisa memaksa Lia jika nanti Lia menolak. Walaupun gadis itu belum mengatakannya. Karena memang Hoshi belum membicarakannya.
"Dia tidak menolak kan menikah seperti itu?" Tanya ibu Hoshi.
"Belum tahu. Tapi jika bisa. Aku ingin memimpin keluargaku dengan Lia sesuai agamanya. Menjalin hubungan dengan Lia lima tahun lamanya. Secara nggak sadar aku juga jatuh cinta dengan kepercayaannya" Hoshi menunduk.
Ibu Hoshi memegang bahu anaknya ini. "Eomma kenal kamu sejak lahir Soonyoung. Kamu setertarik itu dengan kepercayaan gadismu, tapi itu tidak cukup untuk membuatmu ingin berpindah. Dengan kata lain, kamu ingin pindah karena Lia termasuk kelompok mereka. Kamu tahu kan? Melakukan seuatu jika memang bukan asli keinginan. Jatuhnya terpaksa"
"Eommaaaaa..." rengek Hoshi. Ibu Hoshi menarik tubuh bongsor anaknya ini kedalam pelukannya. Hoshi masih merasakan pelukan yang sama sejak ia masih kecil. Pelukan kasih sayang dan perhatian. Itu yang ia rasakan.
"Eomma hanya bisa bantu dengan doa sayang. Jika Tuhan berkehendak. Kalian akan bersama Soonyoung. Percaya sama Eomma" Ibu Hoshi mengusap dengan lembut punggung anaknya ini. Hingga perlahan tangisannya mereda.
"Soonyoung takut"
"Semuanya akan baik-baik saja"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Boyfriend | Kwon Soonyoung✔[Proses Revisi]
FanfictionNOTE:UNTUK YANG BUCINNYA SOONYOUNG, WAJIB BACA!! [COMPLETED] Aku tahu kita saling mencintai. Tapi satu yang pasti. Bahwa aku hanya bisa berharap. Aku dan kamu memang sebuah takdir-Jung Selia Start: 08 Juni 2019 End: 30 Maret 2020 Walau sudah selesai...