Nichola terbangun akibat cahaya yang masuk melalui sela sela jendela kamarnya, ia merasa aneh dengan kamarnya ini ah ya dia lupa ia tidur dikamarnya sendiri bukan kamar ia dengan Victor
Nichola segera turun dan menyiapkan sarapan untuk kakaknya ia tak akan pernah lupa kalau kakaknya itu manja jika sedang sakit.
"Kenapa kau tak pulang kemarin?" Suara bariton mengganggu kegiatan memasaknya membuat Nichola sontak menoleh dan tidak salah lagi itu adalah Victor
Victor tengah berdiri dibelakang Nichola sambil bersilah dada. Sejujurnya ia sangat marah karna Nichola tidak pulang semalaman dan memilih menginap ditempat Nicholas namun ia mengerti ini juga akibat kesalahan yang ia buat
Victor mendekati Nichola dan mendekapnya, sejujurnya rasa rindu ini terlalu berat dan besar untuk diungkapkan dengan sebuah pelukan saja sangat tidak mengobati apapun
"Aku merindukanmu Cola, pulanglah bersama ku"
"Tidak bisa kakakku sedang sakit"
"Aldrich tidak selemah yang kau bayangkan sayang. Bahkan tadi pagi pagi buta ia sudah pergi tender di belahan bumi lain" Jelas Victor
Nichola memutar bola matanya asal ia tidak lupa jika kakaknya itu adalah seorang yang sangat amat pekerja keras yang tidak pernah rela meninggalkan pekerjaan yang sudah terjadwal.
Nicholas pergi dan di mansion ini hanya ada ia Victor dan para maid yang sedang berada dalam pekerjaannya masing masing.
"Ayo!" Victor menarik tangan Nichola untuk mengikutinya
Nichola tak bisa menolak, percuma juga jika ia menolak tidak ada orang di mansion. Selain itu ia juga rindu bisa bersantai bersama kekasihnya ini.
Victor kali ini mengendarai mobilnya sendiri tanpa Dave atau pun Jeff. Victor jarang sekali ingin mengendarai mobilnya sendiri dan kali ini ia lakukan untuk menjemput kekasihnya yang menghilang kerumah kakaknya itu.
Nichola pergi ke mansion Aldrich dengan tujuan awal menenangkan pikiran sambil berbincang dengan kakaknya, namun itu tidak terjadi sampai hari ini.
Victor memberhentikan mobilnya disebuah butik mahal yang sangat terkenal di New York. Nichola memasuki butik itu mengikuti Victor, sungguh ia terkejut dengan pemilik butik ini
"Era siapkan gadisku" seru Victor
"Ayo kak, aku sudah merancang ini khusus untukmu" senyum Azwera ramah
Nichola membalas dengan senyuman sungguh kehidupan billionaire benar benar penuh kejutan, bayangkan saja Victoria mempunyai mansion yang berukuran besar tersebar diseluruh negara yang ditampati belum tentu setahun sekali. Azwera memiliki butik sendiri tanpa campur tangan keluarganya ah..
"Kak?" Panggil Azwera sambil melambaikan tangannya didepan wajah Nichola
"Ah iya" jawab Nichola gugup
"Sudah siap, ayo kita temui kak V" ajak Azwera
Nichola hanya mengangguk tanda setuju dan menuju ke arah Victor, Victor yang sedang memperhatikan ponselnya langsung menoleh kearah Nichola dan sangat mempesona sampai Victor tak bisa berkata kata lagi
"Tutup mulutmu Anderson aku tidak ingin air liurmu mengotori butik Azwera" senyumnya sinis
"Kau sudah pintar mengembalikan kata kata ku rupanya"
Kata kata itu mengingatkan Victor pada kata katanya pada Nichola ketika berada di basement kantornya.
Azwera yang melihat aksi drama didepannya hanya bisa memutar bola matanya asal, satu sisi ia merasa sudah biasa melihat kakaknya dengan Nichola seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My bastard devil [Anderson Series] #satu
RomanceRank: #1 billionaire #1 klise #1 keluarga Victor anderson CEO muda, kaya, dingin. Sikapnya selalu sama pada siapapun kecuali Mommynya. Sikapnya ini merupakan keturunan Daddynya. Tambok pembatas dengan perempuan selalu berdiri tegak dengan kokoh...