Enam puluh tujuh

6.4K 125 52
                                    

Bali, Indonesia

El dan Alana sudah tiba di Indonesia sejak kemarin sore, ya mereka hanya menghabiskan waktunya sampai detik ini diatas kasur sambil bersantai

"Kak aku rindu grandpa" seru Alana yang sedang bersantai diatas dada bidang kakaknya

"Kapan kau ingin kesana Al?" Tanya El sambil memainkan rambut Alana lembut

"Tidak tau hanya aku rindu dengan suasana mansion grandma" rengek Alana

El tersenyum singkat sambil menatap adik kecilnya yang manis, Alana bukan lagi anak kecil yang menangis karna meminta mainan

Ia sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang mandiri dan tentu saja dengan paras cantik juga menawan. Tetapi jika sudah berada dalam dekapan El, ia akan selalu menjadi gadis kecil yang manja

Karna tidak tahan dengan lucunya tingkah Alana, El mencubit gemas hidung mancung milik Lana

"Awh.. kak sakit" ringis Alana

El tertawa singkat "gemas"

Alana memajukan bibirnya, ya seperti kebiasaan Nichola ketika tengah merajuk. Ibu dan anak ini memang bak pinang dibelah dua

"Kau tidak ingin ber keliling Bali Al?" Tanya El sambil menyisir halus rambut Alana, ya itu memang kebiasaan yang El lakukan ketika berada di dekat adik kecilnya

"Jelas saja aku ingin kak, hanya saja aku masih betah berlamaan dikasur ini bersama denganmu" jawab Alana

El kembali tersenyum, memang setiap kali bersama dengan Alana ia akan selalu dibuat tersenyum dengan tingkah adiknya itu mengingat waktu yang mereka miliki untuk dihabiskan berdua sangat sedikit

Bertengkar dengan Alana merupakan salah satu petaka yang sangat ia hindari, oleh karna itu El akan selalu berusaha membuat adiknya bahagia

"Sarapanlah terlebih dahulu Al nanti kakak menyusul" ucap El dan ya dengan sekejap Alana menganggukkan kepalanya tanda ia patuh

Bisa dibilang Alana lebih patuh pada El daripada Victor ataupun Nichola. Memang hanya kakaknya itu yang dapat membuat dirinya takut akan kehilangan

Alana kini tengah berada di ruang makan seorang diri sambil menunggu kehadiran kakaknya itu, tiba tiba bunyi ponselnya mengganggu. Buru buru Alana mengecek siapa pengganggu itu

Revon is calling...

Wajah panik langsung megantikan wajah bagia Alana saat ini, ya bagaimana tidak Revon menghubunginya disaat dirinya tengah menunggu El

Buru buru Alana bangkit dan menjauhi meja makan untuk menjawab panggilan Revon

"Alana kamu dimana?"

"Aku di Indonesia dan satu hal Revon aku sedang bersama kak El jadi jangan hubungi aku dulu"

"Kenapa tidak memberitauku aku mengkhawatirkanmu Lana"

"Maafkan aku Revon tapi aku tidak ada waktu untuk berdebat sekarang"

Alana mendengar suara langkah kaki mendekat, sudah tidak salah lagi pasti itu milik El kakaknya

Buru buru Alana menutup sambungan itu dan berusaha menetralkan dirinya agak El tidak curiga. Kalian penasaran kenapa Alana begitu ketakutan jika kakaknya itu mengetahui ia habis berbicara dengan Revon? Tunggu dicerita selanjutnya ya...

My bastard devil [Anderson Series] #satuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang