Aulian dwi Basira Gaydha biasa di panggil lian atau ian, hidupnya terlihat sempurna, berparas rupawan hampir tidak ada cacat sedikitpun, harta berlimpah, memiliki keluarga harmonis, semua keinginanya pasti terwujut.
Tapi hanya satu yang belum pernah di wujudkan semua orang, tidak pernah ia jangkau dan tidak pernah ia lihat, yaitu ibu kandungnya, yap! lian sangat ingin bertemu ibunya sejak lahir ia belum pernah lihat wajah cantik ibunya bahkan ibunya belum sempat memberi asi untuknya, saat mengandung dirinya ibunya terpeleset dari lantai dua dan mengalami pendarahan hebat di kepala dan kandunganya, lian juga hampir tidak bisa terselamatkan karena bukan hanya pendarahan yang ibunya alami tapi juga usia kandungan yang masih menginjak 26 minggu, namun tuhan berkehendak lain selama 2 bulan lian di ruang nicu, saat itu pula kondisi lian semakin membaik dan seperti bayi normal lainya, walaupun ia tumbuh tidak bisa senormal orang lain.
Lima tahun yang lalu ayahnya menikah lagi dengan dokter cantik yang menanganinya waktu itu, dokter yang begitu cantik, tidak hanya wajahnya yang cantik melainkan hatinya juga sangat cantik seperti rupanya, semua orang menyayangkan jika dokter cantik itu mau menikah dengan seorang pria duda beranak dua, semua orang mengira gadis itu mau menikah dengan ayahnya karena harta tapi itu salah besar, bahkan ibu sambungnya itu seorang konglomerat, saat ini risma ibu sambungnya tengah mengandung 37 minggu.
"sayang bangun, sudah waktunya sholat subuh"risma menepuk pipi lian pelan
Lian mengeliat, ia melirik jam digital yang ada nikasnya yang menunjukan pukul 4.00"iya bun"
"kebiasaan deh, harus dibangunin, cepet wudhu gih, semuanya sudah nunggu"lian mengangguk paham
Setelah lian berwudhu lian langsung ke ruangan yang biasanya di buat mengaji dan sholat
"dek iqamah"ucap athallah nizam pratama gaydha atau biasa dipanggil atha, anak tertua dari keluaga gaydha,
Setelah lian selesai iqamah, nizar kepala keluarga menjadi imam
Asalamualikum warohmatullah
Setelah mereka menyelesaikan kewajibanya mereka tidak lupa berdoa pada yang kuasa yang telah memberi kenikmatan dan keberkahan selama ini.
"dek jangan tidur lagi ya, cek keperluan yang harus di bawa dan terutama abang jangan tidur lagi kebiasaan buruk abang susah banget di hilangin"
"siap bunda"ucap atha memberi hormat ke risma
Lian hanya mengangguk tidak berniat untuk ikut percakapan mereka, itulah kebiasaan lian yang jarang ikut kumpul bersama keluarganya karena lian tipikal remaja dingin, jarang banget untuk berbicara kalau tidak penting
"bang susulin adek gih, bantu cek keperluan takutnya ada yang ketinggalan"
"iya bundaku yang cantik"ucap atha mencium pipi risma
"yah, aku minta maaf masih belum bisa rubah sikap dingin lian, padahal aku jadi bundanya hampir lima tahun tapi belum bisa rubah sikapnya, dulu juga aku sudah janji akan rubah sikap lian, aku ngrasa gagal jadi bundanya lian"
Nizar memeluk istrinya"kamu sudah jadi bunda yang baik sayang, jadi kamu jangan ngomong kayak gitu"
#######
Lian dengan santainya menuruni anak tangga, ia melihat keluarganya kecilnya sudah berkumpul disana, ia mendudukan bokongnya di kursi
Risma yang menyadari lian sudah duduk langsung mengambilkan makanan untuk lian"sayurnya nggak usah"ucap lian
Risma terkekeh, ia tau kalau anaknya ini tak menyukai segala sayuran kalau tidak di paksa lian tidak akan mau makan sayuran, ia sengaja mengambilkan sayuran biar lian mau mengeluarkan suara kalau tidak di pancing seperti ini pasti lian tak mau bicara"dikit aja ya"
Lian menggeleng keras langsung merebut piringnya, lalu ia menyingkirkan sayuran ke tepi piring
"lian makan sayurnya, jangan di singkirin gitu"
Lian tidak menanggapi ayahnya bicara, ia masih asik menyingkirkan sayuran yang ada dipiringnya, setelah nasinya tak ada sayuran ia baru memakanya
"kalau sayurnya nggak lo habisin, gue nggak mau berangkat sama lo"ancam atha
"naik bus"ucap lian dingin karena lian belum di izinkan nizar untuk mengendarai kendaan seperti mobil dan motor, nizar hanya mengizinkan kalau keluar disekitar perumahan saja, karena umurnya yang masih 14 tahun, itu sebabnya nizar belum memperbolehkan lian mengenadarai motor atau mobil jauh jauh, ya walau lian mempunyai perawakan yang bongsor dan tinggi badanya hampir sama dengan atha, mungkin kalau wajahnya tidak baby face mungkin tak ada orang yang tau kalau lian masih berumur 14 tahun
"dek hargainlah bunda masak, bunda bangun pagi pagi hanya untuk masak makanan buat kita"ujar nizar
Nizar harus mempunyai kesabaran yang ekstra menghadapi salah satu anaknya ini, karena lian tak mau merespon ucapan seseorang kalau baginya tidak penting
Lian sudah menghabiskan nasinya tinggal sayurnya saja di piringnya, ia menatap sendu sayuran di piringnya kalau tidak di makan pasti dibuang dan itu membuat bundanya sedih, dengan terpaksa lian memakan sayurnya tapi masih dua suap ia merasakan ada kejolak di perutnya yang mau keluar, lian langsung mendekap mulutnya dan langsung berlari diikuti keluarganya yang kawatir
Huekkk
Huekkk
Huekk
Nizar mengurut tengkuk lian, ia jadi merasa besalah karena telah menyuruh anaknya memakan sayur, tapi biasanya tak sampai seperti ini, ini kali pertamanya lian makan sayur sampai mutah"udah"
Lian mengangguk lemah"dek nggak usah sekolah aja ya"
"aku nggak papa kok bun"ujar lian menyakinkan kalau dia tidak apa apa
"kamu muntah muntah gini pasti gara gara bunda suruh kamu makan sayur, kan cuma MPLS nggak usah sekolah aja ya"
Lian menggeleng, ia jadi merasa bersalah membuat bundanya sedih, padahal perutnya tak enak sejak semalam"nggak papa kok bun, aku sekolah aja"
Risma menyentuh kening lian yang terasa hangat itu"nggak usah sekolah aja ya, cuma MPLS kok"
"ayah juga udah bilangkan masuk setelah MPLS aja, udah ayah izinin"
"nurut aja deh dek, lo mau gue kerjain nanti"
Akhirnya lian mengangguk toh juga palingan cuma gitu gitu aja disekolah, tetap enakan dirumah rebahan sambil baca buku
.
.
.
.
.
.
.
.
.hay ketemu lagi dicerita baru aku, jangan bosan bosan baca carita aku yang absurt ini😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...