Tak terasa ujian akhir semester sudah selesai dilaksanakan dan class meeting juga sudah dilaksanakan tinggal menunggu hari liburnya saja, semua pelakar bersorak gembira tinggal hitungan hari semua pelajar akan diliburkan tanpa terkecuali
Lian menuruni satu persatu anak tangga ia bisa melihat atha dan bundanya bermain dengan sifa, mereka tengah asyik menertawai sifa yang berusaha merangkak, lian berjalan ke arah mereka"lian udah mandi?"tanya risma
Lian hanya menjawab dengan angukan saja, tanganya mengelus pipi gembil milik sifa, membuat adiknya merasakan kenyamanan, sifa merangkak setelah itu merebahkan kepalanya ke paha lian dan menunjukan giginya yang masih tumbuh dua itupun kecil
"padahal lian nggak pernah bicara sama sifa tapi kenapa setiap ada lian sifa selalu nyaman"
Lian tak menanggapi ucapan atha ia terus mengelus pipi adiknya itu sesekali mengelus rambut tipisnya"soalnya abang auranya negatif hahaha"ucap risma tertawa"oh ya dek bukanya kamu hari ini ada janji sama kila"tanya risma
Lian berdecak"nggak"ucap lian dingin
"dek jangan gitu kalau janji ya harus ditepatin, bunda ambilin jaket dulu ya"
"enggak usah bun"
Risma bangkit dari duduknya ia melihat ada seorang gadis baru saja masuk"asalamualaikum"
"waalaikumsalam"jawab mereka
"baru aja diomongin langsung nongol dianya, jadi jalan sama lian"tanya atha
"jadi dong bang"cika mendekati sifa yang tengah bermain dengan mainanya dipaha lian"allo sifa"
Lian mengalihkan pandanganya ke sembarang arah, entah kenapa sekarang ia mulai menerima kila di kehidupanya, enggak!. Enggak mungkin lian menerima kila di kehidupanya itu nggak akan pernah terjadi"mau berangkat sekarang"tanya risma baru saja mengambilkan jaket untuk lian
"aulnya gimana, mau sekarang atau nanti"
"sekarang"ucap lian meraih jaket dari tangan risma"asalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Sepanjang perjalanan lian hanya diam mendengarkan ocehan dari kila yang tak ada capeknya berbicara, sampai ia pusing sendiri mendengarkanya
Mereka sampai di taman yang cukup jauh dari perumahan sebenarnya ia takut untuk kesini tanpa atha atau siapa gitu yang di percayai ayahnya, kalau sampai ayahnya tau lian keluar bawa mobil sampai di sini dia pasti akan di hukum tidak di izinkan kembali membawa mobil sendiri, tapi mau gimana lagi ia sudah lama tak kesini terakhir kesini mungkin 2 tahun yang lalu
"waw tamanya bagus banget ada danaunya lagi tapi kenapa taman sebagus ini pengunjungnya sedikit"ujar kila, lian hanya membalas dengan gelengan
"duduk di situ aja yuk"lian hanya menurut tanganya di tarik kila
Deg
Kursi ini sama persis kursi yang di dudukinya sama gadis masa lalunya dulu, tepatnya saat dia memilih orang lain di banding dirinya dan sampai saat ini lian selalu berusaha menemukanya tapi tak membuahkan hasil sama sekaliFlasback
"kak duduk disitu yuk"lian menarik gadis berambut panjang ke arah kursi taman yang kosong"kak bela suka nggak"
Bela mengangguk"suka kok"
Lian memetik salah satu bunga yang ada disitu"ini buat kak bela"
"makasih"
"kak, aku sayang sama kak bela"ujar lian jujur
"lian udah aku bilang berapa kali sih aku cuma nganggap kanu itu sebagai adik nggak lebih!"ucap bela meninggikan suaranya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...