sembilanbelas

1.2K 88 1
                                    

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi atha langsung bergegas keluar dari sekolahnya, waktu terasa sangat pajang padahal cuma tiga jam menunggu bel pulang tapi terasa sangat lama

Atha pulang dengan riko karena riko tak membiarkan atha menyetir sendiri dengan keadaan kalut seperti ini, saat diperjalan atha terus mengerang kesal karena riko menyetirnya sangat lelet membuat atha geram saja

"sama keong aja lambatan lo"gerutu atha keluar dari mobil

"bukannya terima kasih malah ngebacot terus"

Atha mengabaikan ucapan riko ia terus berjalan ke ruangan lian yang berada dilantai 2, ia membuka ruang rawat adiknya netranya meliar melihat sejenak keliling ruang rawat adiknya namun nihil tak ada satupun orang disana membatnya bertambah kalu

"tha"riko menepuk pundak atha pelan

Tiba tiba kaki atha terasa lemas seketika ia luruh begitu saja riko yang kaget langsung berjongkok"adik gue mana"

Riko juga bingung harus bilang apa"lo tanya suster aja dulu jangan mikir aneh aneh mungkin adik lo dipindahkan gitu ruanganya"

Atha menggeleng, nggak mungkin lian di pindahkan ke ruang rawat lainya karena ruang rawat bogenfil adalah ruang rawat khusus di buatkan untuk lian, fasilitasnya paling lengkap dari pada ruangan lainya

Salah satu suster berjalan mengarah ke ruang rawat lian"sus pasien disini dimana?"

"maaf mas saya kurang tau saya cuma di tugaskan untuk membereskan ruangan ini"

Atha menghembuskan nafas kasar"yaudah makasih ya sus"suter itu hanya mengangguk dan berjalan masuk ke dalam

Atha suda menelfon orang rumah namun semuanya tak mengangkat telfonya dan ia bertanya ke beberapa suster dokter dan penjaga rumah sakit tapi jawabanya sama sekali pun tak mengetahui dimana keberadaan lian, hanya satu yang belum ia tanya i yaitu dokter bima, atha langsung bergegas ke ruangan dokter bima namun hasilnya sia sia ruangan itu kosong

"sebenarnya lo dimana sih dek"gumam atha

"capek gue keliling rumah sakit, istirahat bentar ya"

"enggak gue mau cari adik gue sampai ketemu"

"tha percumah kita udah keliling dan tanyatapi tetep aja nggak ada yang tau dimana lian"

"ini ada yang nggak beres nggak mungkin semua petugas rumah sakit di tanya nggak ada yang tau dimana keberadaan lian"

"mungkin lian udah pulang gitu"

"nggak mungkin tadi aja kila bilang kalau lian drop nggak mungkin kalau lian malah pulang"

"udah, kita ke taman rumah sakit aja yuk, biar otak lo jernih"
atha menurut saja, mereka berdua berjalan beriringan menuju taman rumah sakit

"itu rame rame ada apa ya?"tanya atha heran, karena melihat kerumunan beberapa petugas rumah sakit dan beberapa anak kecil yang sepertinya juga pasien

Kerumunan tadi memecah menjadi dua bagian memeperlihatkan nizar, lian yang duduk dikursi roda dan risma membawa tumpeng mininya yang hanya sekedar simbol
"happy birtday"teriak mereka

Atha heran kenapa orang orang mengucapkan selamat ulang tahun saat dirinya dan riko datang, siapa yang ulang tahun

"siapa yang ulang tahun?"tanya atha ling lung seperti tak mempunyai dosa apapun

Riko menjitak atha sampai atha meringis"menurut lo, masak gue"

Atha masih bingung karena ia lupa hari ini hari apa dan tanggal berapa"ah lo lama bang"ujar lian kesal pasalnya apa gampang pelupa tentang kalender kalau di tanya tanggal mesti nggak tau kalau belum buka ponsel

Atha membuka ponselnya melihat hari ini tanggal berapa"eh, gue hari ini ulang tahun"

Mereka semua memutar bola matanya jengah"kebiasaan nih abang sama ulang tahunya sendiri lupa"

"iya iya bun, makasih ya semuanya"

Nizar memeluk atha dari samping"anak ayah udah besar ternyata, semoga di kasih kesehatan, di jauhkan dari segala penyakit, tambah pintar, tercapai semua cita citanya, bisa membahagiakan keluarganya"

"ammin"ucap mereka serentak

"sekarang potong tumpengnya"ujar risma semangat 45

Atha mengangguk, ia mulai memotong tumpeng yang berukuran cukup besar itu, memeng keluarganya setiap tahunya kalau keluarganya sedang berulang tahun selalu mengganti kue tart dengan tumpeng"ini buat ayah"potongan pertama seperti tahun tahun sebelumnya selalu nizar mendapat potongan pertama, setelah itu atha nemeluk nizar"makasih udah menjadi hero atha dan lian selama ini, atha ucapin beri ribu terima kasih, maafin atha yang sering ngecewain ayah"

Nizar melepas pelukanya, menghapus air matanya"iya, makasih ya"

Dan potongan ke dua ia serahkan ke adiknya lian, ia berjongkok agar menyamakan ketingginya dengan lian"doa paling sering gue ucapin selama ini adalah untuk kesembuhan lo dek, jangan pernah menyerah dengan keadaan"

Lian menerima piring yang di serahkan atha"iya kak makasih ya, maaf tahun ini juga harus dirayak'in dirumah sakit gue itung itung udah ke tiga kalinya lo rayain ulang tahun lo di rumah sakit, tadi gue udah bilang sama ayah bunda untuk ngerayain di rumah aja tapi om bima jahat nggak izinin gue pulang"

"nggak papa kok, kayak ginipun gue udah bahagia"atha bangkit memotong tumpengnya dan menyerhkan ke risma"ini untuk bunda, makasih udah jadi bunda terbaik"

Risma mengangguk"makasih abang"

"dan semuanya ambil sendiri ya"

Acara ulang tahun athapun berjalan dengan lancar dan khitmat semua orang bahagia merayakan ulang tahun atha
.
.

*____*
.
.

"kenapa kalian nggak kasih tau aku"teriak lian, ia tak terima keluarganya menyembunyikan perihal sifa

Memang risma dan nizar memberi tahun kalau sifa sudah tidak ada, sebelumnya ia tak tega untuk membicarakan tentang sifa karena takut kondisi lian drop lagi, tapi bima menyarankan kalau lian dikasih tau sekarang takutnya lian dengar dari orang lain, yang membuat lian akan semakin marah

"kenapa yah bun?"

"bunda takut kalau kamu denger malah buat kondisi kamu memburuk"

Lian melepas paksa infusnya, dan punggung tanganya langsung mengeluarkan darah yang risma dan nizar langsung mendekati lian"kamu mau kemana"

"aku mau ke makam sifa"

Nizar berusaha menahan lian agar tak beranjak dari ranjangnya"jangan sekarang, kalau kondisi kamu sudah baik pasti ayah nggak akan larang kamu"

Dada lian mulai terasa sesak dan untuk mengambil nafasnya juga berat"uhuk uhuk a-yah"

Sontak semua orang kawatir dengan kondisi lian, dengan cekatan risma langsung memencet amergency"lian jangan buat bunda kawatir"

"uhuk uhuk uhuk sa..kit uhuk"keluh lian

Bima dan beberpa perapa terpogoh pogoh masuk ke dalam ruang rawat lian, risma dan nizar menyingkir agar bima bisa mengecek lian leluasa, bima langsung memasangkan masker oksigen dan menyuntikan obat penenang tak butuh lama mata lian mulai terpejam"nggak papa kok, cuma lian lagi syok aja, mungkin lian akan sadar besok pagi, kalau dia mau ke makam sifa boleh asal jangan sampai kecapean"

"kalau lo izinin lian pasti nggak mau balik ke rumah sakit"ujar nizar

"nggak papa, kondisinya sudah membaik, gue keluar dulu"ucapnya setelah itu melenggang pergi

.
.
.
.
.
Udah nggak jelas pendek banget lagi, maapin aku ya mager up panjang😀

Kalau kalian rajin nge vote and comment aku juga rajin nge up

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang