Lian berdecak keras saat ia membuka matanya tidak ada satupun keluarganya yang menjaganya menyesal ia menyuruh dito pulang karena sudah sangat larut apalagi dito menjaganya dari siang sampai malam, kalau ia tahu sampai pagi hari tidak ada yang menjaganya ia tidak menyuruh dito pulang
Apa salah satu dari orang tuanya tidak bisa menjaganya ya walaupun lian bukan anak kecil yang apa apa harus di jaga tapi setidaknya mereka mengerti jika sendinya masih suka nyeri jika di gerakan walau tidak separah kemarin, argh kata teman temanya dulu memang benar jika seorang memumpunyai adik pasti orang tuanya sikapnya akan berubah dan kini lian mengalaminya, dulu sebelum adiknya lahir lian selalu di nomor satukan tidak pernah keluarganya meninggalkan dirinya apalagi saat sakit seperti ini
Pintu ruang rawatnya terbuka menampilkan kila dengan stelan casual-nya memang masa scorsing-nya masih ada tiga hari lagi makanya kila memakai baju biasa tapi ada yang aneh dengan kila, matanya sembab dan merah apa dia habis menangis
Kila tersenyum manis menghapus sisa air matanya"kenapa?"tanya lian heran
"kenapa apanya?"
"ck kenapa nangis"
"enggak kok, tadi aku kesini naik ojol ternyata naik motor debu dan polusinya banyak, makanya mata aku sensitif kayak gini, merah banget ya?"ucap kila tentunya berbohong, karena tadi sebelum ke rumah sakit ia menyempatkan dirinya ke rumah keluarga ghayba yang sudah banyak pelayat berdatangan, namun baru beberapa menit kila di hampiri nizar dan atha meminta tolong untuk menjaga lian yang dirumah sakit sendirian, dengan keadaan sedih kila mengiyakan ia juga tak tega pada lian
"beneran?"tanya lian memastikan pasalnya ia sedikit tak percaya
"beneran kok, tadi awalnya aku kira naik mator udaranya masih sejuk tapi malah sebaliknya"kila senang karena lian akhir akhir ini sudah tak cuek kedirinya tak seperti awal pertemuan mereka yang bicara saja kayak mau kentut
Lian memencet tombol amargenci membuat kila heran, apa lian butuh sesuatu, apa dia kesakitan dan nggak bilang ke dirinya"kenapa kamu butuh sesuatu"
Lian menggeleng"panggil suster untuk ngobatin mata kamu"
"nggak perlu nanti sembuh sendiri kok"ucap kila menyakinkan lian kalau dirinya tak butuh apa apa
Dua suster masuk ke dalam ruanganya"ada yang sakit, atau butuh sesuatu"tanya suster itu ramah
"teman saya matanya sakit, boleh minta tolong obatin"jawab lian
"enggak usah sus nanti sembuh sendiri kok"
"mata lo iritasi, tolol"umpat lian
"iya mbak, saya obatin ya"pasrah kila hanya mengangguk padahalkan matanya tak kenapa napa kenapa harus diobatin coba, kayaknya ia salah bohong dengan lian, tapi kalau ia tidak bohong lian akan curiga denganya
Salah satu saster tadi keluar untuk mengambil sesuatu, tidak lama kemudian suster yang keluar tadi kembali dengan membawa nampan
"duduk dulu ya mbak"kila hanya menurut ia duduk disofa yang ada di ruangan lianSuster tadi mengoleskan sesuatu di sekitar matanya lalu meneteskan obat tetes ke mata kila, ia merasa perih saat obat tetes tadi masuk ke dalam netranya"agak perih tapi jangan di kucek ya matanya, nggak lama kok"kila hanya menagngguk
"saya keluar dulu ya, kalau butuh apa apa pencet tombolnya"
"iya sus"ujar lian
Lian menghembuskan nafas kasar ia jenuh tiduran terus, buku yang ada diruanganya sudah ia baca semua, ia ingin membaca sesuatu agar ke junuhanya hilang"nggak bosan ya ul baringan terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Novela JuvenilOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...