Tiga hari lian sudah di rawat di rumah sakit kondisinya sudah stabil numun tetap saja ia masih merasakan tubuhnya tak enak dan lian heran kenapa ke dua orang tuanya sangat jarang menumuinya bahkan bila menumui hanya mengecek saja tak banya mengucapkan apapun seperti biasanya, ia curiga ada yang di sembunyikan oleh orang tuanya dan sikap atha menjadi lebih murung ia tak yakin atha murung karena penyakitnya kambuh lagi pasti ada yang lain
Kali ini diruang rawatnya hanya ada dito karena atha ada rapat osis yang tak bisa di tinggalkan dan kila baru saja pulang karena maminya telfon meminta kila menemani maminya ke puncak karena ada reoni teman SMA maminya
Netranya menatap lurus orang beralalu lalang lewat kaca jendelanya yang tirainya sengaja dibuka membulat kala melihat risma berjalan melewati ruang rawatnya namun tak masuk"bunda"gumamnya
" lo butuh sesuatu"
"nyokap gue kok nggak masuk"tanya lian bingung
Dito terdiam sejenak ia tak tau harus bilang apa"hmm lo salah liat paling"
Lian berusaha untuk duduk"gak tadi bunda"
Dito berusaha mencegah lian yang berusaha turun dari ranjangnya"lo mau kemana"
"gue mau lihat bunda mau kemana"
"nanti juga ke sini kok"
Tapi tetap saja lian berusaha untuk turun dari ranjangnya"oke oke gue anterin tapi pakai kursi roda"
Kian hanya menurut saja saat dito menuntunya ke kursi roda, mereka ke luar dari ruang rawat lian"kita mau cari kemana"
"nggak tau, jalan aja terus"
Dito menurut saja ia sengaja jalan berbanding arah dari ruang rawat sifa ia takut kalau disana ada keluarga lian, tiba tiba lian mengodenya untuk berhenti"sus"panggil lian
Suster itu berhenti didepan lian"ada apa dek"
Lian membuka ponselnya"tahu ibu ini"lian menunjukan foto risma dari ponselnya
"ohh, bu risma bukanya itu juga ibu kamu"ujar suster itu
"suster tahu saat ini dimana"
Suster itu mengernyitkan ke dua alisnya heran"bukanya sekarang bu risma sedang menjaga anaknya yang sedang sakit"
"hah anaknya yang sakit saya sus"ucap lian terkejut
"bukan, bukan kamu, tadi namanya siapaya? Lupa saya, masih kecil kok pasienya sekitar umur delapan bulanan"
"ruanganya mana sus"
"yan mita balik aja yuk ke ruangan lo kan harus banyak istirahat, nanti kalau lo drop lo yang susahkan"ucap dito mengalihkan bicara
Lian tak menghiraukan ucapan dito"sus dimana"tanya lian sekali lagi
"VVIP satu"
"dit ayo kita kesana"
"nanti aja ya hmm bentar lagi nyokap lo ke ruangan lo kok"
"lo kenapa?, ada yang lo sembunyiin dari gue"ucap lian ketus
"ya bukan gitu..."
"kalau lo nggak mau nganterin gue bisa kesana sendiri!"
"oke oke gue anterin lo"ujar dito pasrah
10 meter dari ruangan sifa, lian bisa melihat risma dan nizar, tidak hanya mereka berduan namun ada nenek kakeknya mereka menunggu di kursi panjang yang di sediakan rumah sakit
Sarah berjalan ke arah lian dengan emosi yang menggebu terlihat jelas dari wajah sarah yang merah padam menahan amarah"gara gara kamu cucu saya jadi harus berjuang melawan maut"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...