Nizar menatap sang istri yang terlelap ada raut kelelahan yang membuat hatinya tersentil, sekarang menunjukan pukul 11.30 malam namun mata nizar masih terjaga tak ada rasa kantuk sedikitpun di matanya padahal pikiranya ingin di istirahatkan sejak tadi, ia bangkit dari duduknya meninggalkan kamarnya menuju kamar si bungsu setiap ia tak bisa tertidur ia selalu mengecek kamar anak anaknya
Ia memasuki kamar si bungsu, lian sudah terlelap ia mendekati ranjang yang di tiduri lian mengusap surai lembut anaknya, matanya memanas ia teringat bagaimanasi bungsu berjuang demi penyakitnya yang tak ada ujungnya, ia tau anaknya itu lelah terus berjuang sejak kecil hingga sekarang. ternyata pergerakanya membuat tidur anaknya tersusik berlahan lahan kelopak mata sayu milik lian terbuka
Buru buru nizar menghapus sisa air matanya yang membasahi pipinya"maafin ayah ya"
Lian menggeleng pelan"ayah ngapain kesini"
"ayah boleh tidur sama adek"
Lian mengangguk ia segera menggeser tubuhnya agar nizar segera merebahkan tubuhnya, nizar merebahkan tubuhnya di samping lian"tidur lagi ya maaf ngganggu kamu dek"
"nggak papa kok yah"
Nizar memeluk lian saat tidur biasanya lian akan membrontak saat ada yang memeluknya saat tertidur tapi kali ini lian membiarkan nizar memeluknya sampai pagi karena ia tau nizar seperti ada masalah yang mingkin belum bisa bilang kepadanya
Risma terbangun dari tidurnya kerena ada gejolak di perutnya memang beberpa hari ini ia merasa badanya sedang rewel, ia segera bangkit dari tidurnya terpogoh pogoh menuju kamar mandi untuk memutahkan isi lambungnya
Di rasa sudah enakan perutnya ia membasuh wajahnya dan mengambil widhu untuk sholat subuh, ia keluar dari kamar mandi untuk membangunkan nizar tapi saat ia ingin membangunkanya nizar tak ada di ranjang, ia mengerutkan keningnya apa sejak semalam nizar taak tidur denganya
Matanya teralih pada pintu kamarnya yang terbuka, ia pikir nizar ternyata atha yang sudah lengkap dengan sarung dan kopyah yang menutupi sebagian rambutnya"yuk bun sholat"
Risma mengangguk"tadi di bawah ketemu ayah?"tanya risma
"enggak. Emang ayah kemana?"ucap atha kemabli bertanya
"kalau bunda tau nggak mubgkin tanya kamu ayah kemana, yaudah kamu duluan aja bunda bangunin adek dulu"
Atha mengangguk
Risma membuka pintu kamar lian, ia mengerutkan keningnya kala melihat pemandangan yang jarang ia lihat itu, suaminya tengah memeluk anak sambunya, ia segera menghampiri mereka takut kalau lian terbangun malah sesak napas karena di dekap nizar"ayah adek bangunn"risma menepuk pelan nizar dan lian
Lian ingin bergerak kala merasakan tepukan dari seseorang tapi tak bisa karena terasa ada yang mengunci tubuhnya, dan pengap nyaris tak bisa napas"sesak"gumamnya tapi masih di dengar risma namun nizar malah mengeratkan pelukanya
Risma langsung melepas pelukan nizar agar lian bisa terbebas dari pelukan nizar"ayah bangun lian sesak itu"nizar tak merespon hanya mengeratkan kembali pelukanya setelah sedikit melonggar
Risma mengeluarkan cubitan maut di bokong nizar agar langsung terbangun dan benar saja nizar langsung melepas pelukanya"awss"ringisnya memegang bokong yang terasa panas dan perih"apa apaan sih kamu, sakit tau"
"lian sesak napas gara gara kamu"
Nizar membulatkan matanya ia lupa semalam tidur dengan lian, matanya langsung teralih pada tubuh yang lebih kecil darinya yang tampak kesusahan nafas"astaghfirullah adekk"pekiknya
Lian menetralkan deru nafasnya yang memburu, lian menepis pelan tangan nizar"aku nggak papa yah"
"yaudah ayo kita sholat yuk dek yah"ujar risma
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...