Sepulang sekolah atha memilih langsung tidur sebenarnya tadi sepulang sekolah ia ada rapat namun ia gagalkan karena badanya tak kunjung membaik, ia terbangun pukul 5 sore tubuhnya ia bernafas lega kala merasakan tubuhnya jauh lebih baik dari tadi di sekolah walau perutnya masih sedikit nyeri
Ia keluar kamar untuk mengambil air karena tenggorokanya terasa kering namun ia irungkan saat melihat nizar, lian dan risma duduk di ruang tamu, ia berjalan mendekati mereka
"yah bun?"Risma buru buru menghapus sisa air matanya"sini kamu baru bangun?"tanya risma
Atha duduk di sebelah risma"ada apa?"
"nggak ada apa kok, nanti malam kemas kemas ya besok kita pindah dari rumah ini"ujar nizar
Atha menatap nizar tak percaya setelah itu menatap lian yang masih menunduk"beneran yah, ayah pasti bohongkan kata ayah rumah ini nggak bakal di sita!"
Bulan lalu rekan bisnis nizar ada yang menggelapkan uang dengan jumalah nominal yang sangat besar membuat perusahaanya terancam bangkrut, ia tak tau dalang dari semua itu tapi ia yakin ada orang dalam yang membantu. ia sudah berusaha untuk meminjam uang di beberapa perusahaan dan bank untuk menyuntikan perusahaanya ia kira itu berhasil namun perusahaan perusahaan dan bank tak mau memberi pinjaman uang ia tak tau kenapa mereka tidak mau meminjamkan uang alhasil rumahnya ia gadaikan sedangkan beberapa mobil dan motornya harus ia jual untuk membantu perusahaanya bangkit lagi. hanya tersisa satu mobil untuk anak anaknya sekolah ia tak akan membiarkan lian naik motor atau kendaraan umum karena itu akan memperburuk kondisinya.
"bang kemarin ayah udah ceritakan sama kamu kan kamu harus ngertiin. nggak akan lama kok kalau kondisi perusahaan ayah udah membaik ayah janji kita akan tinggal di sini lagi"
"yah...pengobatan lian gimana?"
Nizar menghela nafas kasar"untuk pengobatan lian bulan ini ayah masih ada uangnya kok tenang aja"
*____*
Kila terus mengeluarkan air mata saat mendengar lian akan pindah rumah, pasti ia akan kesepian kalau tak ada lian dan keluarganya, kila menatap lian, atha dan nizar memasukan barang barangnya di mobil pikap
"bun janji ya nggak lama lama tinggal di sana"Risma menghadap ke arah samping lalu tersenyum"bunda nggak bisa janji, doain aja ya biar semuanya cepet balik ke semula. Kamukan masih bisa ke rumah baru kita nggak jauh kok dari sini"
Kila hanya mengangguk
Lian mengahampiri risma dan kila yang tak jauh darinya. Saat lian di hadapan kila, kila langsung menghambur ke pelukanya lian"aul nanti kalau di sana ada cewek lebih cantik dari kila nggak boleh lirik lirik ya apalagi sampai selingkuh"
Lian melepas pelukan kila"kan gue punya mata masak nggak boleh lirik lirik"
"huaa bunda aul mau selingkuh"tangis kila pecah kembali
Risma terkekeh menghadapi kila yang masih labil itu"hahaha enggak engak kila nanti bunda pingit di kamar biar nggak selingkuhin kila"
"pingit? Di pangsit dong bun jangan nanti kila jomblo kalau aul di buat pangsit"
Risma menggeleng nggeleng kepala"terserah kamu aja kil"
"bun sudah semua"teriak nizar
"iya yah. Kila kita berangkat dulu ya jangan nangis lagi anak perempuanya bunda nggak boleh nangis"kila hanya mengangguk
"asalamualaikum"salam lian
"waalaikumsalam"jawab kila
*___*
Lian menatap rumah barunya yang sekarang akan ia dan keluarganya tinggali rumahnya sederhana hanya ada satu lantai jauh dari rumah sebelumnya namun terlihat nyaman. ia tak boleh mengeluh ini semua pasti hanya sementara ia tak boleh mengeluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...