Matahari sudah tenggelam di gantikan rembulan untuk menggantikan posisi matahari tuk menyinari alam semesta ini, apalagi awan berkabut hitam di hiasi oleh bintang bintang yang berhamburan di atas sana menambah kesan cantik di langit yang menggelap
Suara kursi di geser memecah keheningan setelah itu sang empu mendudukan bokongnya di kursi, netranya meliar melihat menu sederhana makan malam kali ini, tanganya mengambil nasi yang ada di tempat nasi kemudian mengambil satu buah telur balado
"sayurnya di makan dek, jangan makan telur"ujar sang kepala keluarga
Yang di tanyai hanya menghembuskan nafas kasar lalu menggeleng pelan, menatapnya saja sudah menguragi mood-nya untuk makan apalagi memakanya
"lian! Kondisi keuangan ayah lagi kurang baik jangan samakan dengan yang kemarin kemarin, saat kemarin ayah bisa membelikan vitamin dari luar negeri tapi sekarang beda!, kamu harus makan makanan seimbang agar tubuh kamu tidak menurun, ingat kamu nggak boleh makan telur! makan itu sayur, emang kamu nggak kasian sama bunda harus masak dua kali apalagi bunda sekarang lagi hamil loh"
"yah nggak usah di marahin lianya, yang salah itu aku gara gara tukang sayurnya nggak ada dan aku males ke pasar jadi persedian di kulkas cuma ada telur sama bayam, adek nggak usah dengerin apa kata ayah! Nanti bunda pesenin makanan yang bisa kamu makan"
Lian bangkit dari duduknya"udah nggak laper lagi, nggak perlu pesen makanan!"ucapnya melenggang pergi
Nizar menghembuskan nafas kasar"jangan kayak anak kecil kamu, masih untung kamu bisa makan di luar sana banyak yang nggak bisa makan"
Atha beranjak dari kursinya kemudian menarik tangan lian agar berhenti berjalan"makan!"
Lian memutar bola matanya malas"males"
Atha menyentuh pundak lian"setidaknya lo hargain yang masak, kasian bunda capek capek masak terus yang di masakin malah nggak di makan"tuturnya, atha melingkar tanganya ke pundak lian"yuk"
Lian menghembuskan nafas kasar sebenarnya ia sudah malas untuk mepanjutkan makan malam tapi apa boleh buat ia juga kasian dengan risma capek capek memasak.
"sayurnya aja ya"tanya risma mengambilkan sayur di mangkuk
Lian hanya mengangguk, ia langsung mual di suapan pertama, ia benci segala jenis sayur kecuali daun selada entah kenapa lian lebih suka makan daun selada langsung dari pada sayuran lainya yang membuatnya ingin muntah.
*____*
"bunda lagi nggak enak badan kita sarapan bubur dekat sekolah aja!"ujar atha
Memang risma tadi setelah melaksanakan solat subuh ia muntah muntah sampai perutnya terasa sedikit keram dan berujung badanya sangat lemas, nizar sudah menawari risma untuk ke klinik yang tak jauh dari rumahnya tapi risma menoloknya dengan alibi kalau dirinya masih kuat tak perlu pergi ke klinik, nizar sangat kawatir dengan kandungan risma kali ini morning sickness yang di alami rima jauh lebih parah dari hamil pertamanya tapi risma sangat susah di ajak memeriksakan kondisinya.
Setelah menjempuk kila di rumahnya mobil yang di kendarai atha langsung membelah jalanan menuju sekolah, sebenarnya kila tak enak berangkat sekolah dengan lian dan atha, ya emang jalanya masih se arah tapi pintu masuk perumahanya sama rumahnya kila lumayan jauh kalau dulu rumhanya masih sebelahan tapi sekarang tidak, membuatnya tak enak saja kila sudah bilang tak usah menjeputnya tapi lian kukueh ingin beragkat denganya, kila juga ingin mengganti uang bensin tapi atha menolak mentah mentah, memebuatnya semakin tak enak saja.
Setelah makan bubur di warung dekat sekolahan kila dan lian masuk sekolahan duluan sebab atha harus mengambil berkas dulu di rumah calon pengurus harian osis baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Fiksi RemajaOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...