tigapuluhtiga

1K 78 17
                                    

Lian bernafas lega setelah berdebatan panjang antara dirinya, atha dan ke dua orang tuanya akhirnya membuahkan hasil bagus, ia bisa berangkat sekolah, entah kenapa ia sangat senang  ia berangkat hari ini

Ia menyusuri koridor bersama kila yang tetap menggandeng tanganya bak seperti mau menyebrang jalan saja, senyuman manis di bibir kila juga tak pernah pudar saat menyapa teman temanya yang menyapa dirinya berbanding balik dengan lian yang selalu dengan muka datarnya

Kila duduk di samping lian, menyenderkan kepalanya ke bahu lian, ia mengotak ngatik isi ponsel lian. Ya sebenarnya cuma itu itu aja sih di ponsel lian, tapi dirinya tak pernah jenuh melihat lihat isi ponsel lian"ul senyummm"

Lian memandang ponselnya yang di genggam kila lalu membuat lengkungan di bibirnya walau tak terlalu ketara dan

'cekrek'

Kila melebarkan senyum lian dengan menggunakan ke dua jari telunjuk dan tengahnya"senyum tuh yang iklas"

'Cekrek'
'cekrek'
'cekrek'

Dengan berbagai pose lian dan kila mendapat jepretan yang bagus dan konyol, lian tak merasa risih ataupun malu karena penghuni kelas masih dirinya dan kila

Satu persatu penghuni kelas memenuhi bangku kelas yang terakhir masuk guru biologi yaitu bu retno di ekori seorang siswi sepertinya siswi baru semua murid tampak gaduh kecuali lian yang masih fokus dengan buku yang ia baca

"namanya siapa neng cantik banget"suhut salah satu siswa

"weh ada sainganya kila nih semoga aja sifatnya kagak kayak kila"

Memang kecantikan kila diakui banyak kaum adam di sekolahnya siapa sih yang tak tertarik dengan kecantikan kila yang seperti model luar negeri apalagi di dukung dengan fasion kila yang memukau tapi jangan tanyakan sifat kila yang bar bar dan nggak bisa diam apalagi mulutnya yang tak berhenti mengoceh seperti burung

"dasar feri gentongg, awas ya kamu nanti!"ancam kila

"bodo amat yang penting ada yang lebih cantik dari pada lo, lo emang cantik tapi sifat lo kayak cabe di pinggir jalan"

Lian membanting bukunya ia tak terima kila di sama samain dengan cewak cabe cabean, ia beranjak dari duduknya langsung menghampiri feri yang duduk di paling belakang"lo tadi bilang apa!"

Feri menuguk susah payah salifanya yang ternyata pria di depanya kalau sudah marah tampak seperti singa yang du bangunkan"eh enggak kok gue cuma bercanda"

Bugg

Feri yang belum siap menerima bogeman lian langsung menubruk teman di sampingnya"coba ulangi lagi, lo bilang apa!"teriak lian

"aulian!"panggil retno

"aul udah ya nggak usah di perpanjang"

"lian feri ikut saya ke ruang BK"

"tapi bu..."

"nggak ada tapi tapi an sekarang kalian ke ruang BK!"

*____*

Atha menghampiri tempat duduk kila, dito, nabila dan anak baru yang datang tadi pagi, atha mengerutkan keningnya heran kok tumben lian tak bergabung dengan teman temanya

"lian mana"tanya atha

"di ruang bk bang"ucap dito

"kenapa? Dia emang cari masalah?"

"tadi mukul feri makanya di bawa ke bk gara gara nggak Terima kila di samain cabe di pinggir jalan. tapi kok lama banget ya padahal dari jam pertama"

Atha mengangguk mengerti, ia melangkahkan kakinya untuk mencari lian, namun saat di ruang bk ia tak menemukan keberadaan lian, setelah mencari beberapa tempat yang terakhir di uks ternyata dugaanya benar lian sedang tiduran di salah satu brankar uks

Atha mengguncang pelan tubuh lian pelan dan memanggil manggil nama lian, sang empu hanya menggeliat nyaman setelah tak berniat membuka matanya hanya berdehem pelan, ia mengguncang lebih keras, membuat sang empu berdecak keras"apa sih bang"

"apanya yang sakit?"tanya atha kawatir

"emang kalau tiduran di uks harus sakit apa? Gue tuh ngantuk banget gara gara tadi salah minum obat yang seharusnya di minum malam"gerutu lian

"kok bisa salah minum obat sih, lo teledor banget"

"namanya buru buru, makanya kalau pagi pagi jangan ngebacot mulu!"

"oke gue minta maaf. Kalau gitu lanjutin tidur gue ke kelas dulu"lian hanya berdehem lalu menutup matanya

Memang efek obat yang tadi ia minum sangat ketara pasalnya lian terbangun gara gara teman temanya membangunkanya karena waktu sudah sore dan menunjukan jam pulang sekolah, ia berdecak keras karena belum menunaikan sholat duhur

"kenapa lo pada baru bangunin gue"

"ya kata bang atha lu tidur karena pengaruh obat dan tadi kita istirahat ke dua udah ke sini kok tapi lo tidurnya pules banget ya nggak enak kalau harus bangunin lo"ujar dito

"tadi kamu di apain bu retno? Aku tanya feri nggak di jawab"tanya kila

"nggak di apa apain, bang atha mana?"

"masih ambil mobil!"

*____*

Kila tengah membantu resa untuk menyiapkan makanan untuk makan malam walaupun di rumah ini ada pembantu ia memilih masak sendiri ya walau ia tak setiap hari seperti ini karena resa harus di toko kue

"kila? Mami minggu depan ke jepang kamu mau ikut?"tanya resa

"emang ada acara apa ma? Kalau nggak ada acara apa apa mending aku sekolah aja"

"kamu gimana sih kakak kamukan mau lamaran masak nggak ikut"

Kila berdecak pelan"kalau nikah aja deh aku ikut"

Resa mengangguk pasrah, sebenarnya ia tak mau meninggalkan kila sendiri dan ia mengajak kila juga ada alasanya ini salah satu sifat resa tak sukai dengan kila, dia susah banget untuk di ajak kemana mana kalau tidak keinginanya sendiri

Di lain tempat yang tak jauh dari rumah kila, lian tengah duduk di balkon kamarnya dengan di temani segelas jus dan roti kering pemberian kila kemarin yang belum ia makan, ia memandangi bintang bimtang yang bertaburan di angkasa yang menggelap

Ia merenungi nasib ke depanya yang tak pernah ia pikirkan dari dalu, ia menajalini hidup hanya seperti air mengalir, di mana ia masih bernafas ia akan melakukan aktifitas biasanya, lian bersyukur karena sampai saat ini ia masih di beri kesehatan ya walau tubuhnya tak seperti orang lain ia sidah sangat bersyukur, ia kira tak bisa merasakan bangku SMA yang katanya paling mengesankan sepanjang hidup

Ia berfikir apa bisa ia bertahan sampai di bangku perkulihan nanti, walau ia masih bertahan sampai lulus SMA ia mungkin tak akan mepajutkan setudy lagi karena hanya membuang buang duwit orang tuanya saja toh ia nanti tak berfikiran untuk bekerja tak seperti atha yang sudah jelas mewarisi perusahaan ayahnya! jelas atha sehat, otak tak di ragukan lagi walau tak sepintar dirinya berbeda dengan dirinya yang rapuh bak kayu yang sudah lapuk karena termakan usia

Pikiranya melayang ke sosok gadis yang mewarnai hidupnya akhir akhir ini di saat gadisnya mengidam ngidamkan ingin menikmati hidup bersamanya namun tidak untuk dirinya, ia ingin menepis semua ucapan yang ingin hidup dengan dirinya seuatu saat nanti, kalau dirinya di beri umur yang panjang seatu saat nanti dia tidak akan mencari pasangan hidup karena ia tak mau keturunanya nanti akan seperti dirinya yang  sangat menyusahkan orang terdekatnya, entahlah semua orang sudah di tentukan garis hidup oleh tuhan, manusia hanya berdoa agar menjadi kepribadian yang terbaik dan berusaha agar lebih baik di mata tuhan dan semua orang.

.
.
.
.ada yang nungguin kah ceritanya?
.
.
.kalian masih betah di rumah saja?

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang