Sesuai janji aku bakal double up walau belum sesuai target, soalnya kalau nanti takut nggak bisa up
Atha,kila,risma dan nizar menunggu di depan IGD sudah setengah jam yang lalu dokter memeriksa lian namun tak ada tanda tanda petugas medis yang menangani lian keluar
Mereka sangat kawatir dengan keadaan lian karena di perjalan tadi lian mengalami sesak nafas dan mengeluh dadanya sakit apalagi demamnya sangat tinggi membuat mereka tambah kawatir
Pintu IGD terbuka menampilkan dokter dengan raut yang sulit diartikan"bim, gimana keadaan lian"
Bima menghembuskan nafas kasar"keadaanya belum stabil, nanti setelah di pindahkan ke ruang rawatnya lian akan melakukan trasfursi darah"
"penyakitnya gimana apa kambuh?"
"jelas, tadi juga beberapa titik pembuluh darahnya pecah tapi sudah gue beri suntikan agar tidak meluas, dan sepertinya paru parunya terjadi peradangan lagi itu sebabnya tadi lian merasa nyeri dada, nanti kalau hasil labnya udah keluar kita lakukan ct scan"
Risma merasakan getaran ditasnya, ia langsung mengambil pinselnya didalam tasnya
"asalamualaikum"
"waalaikumsalam bu, non sifa jatuh dari kasur.."
Risma membekap bibirnya dengan tangan kananya, bagai petir menghampar dirinya, kondisi lian menurun dan ditambah kondisi sifa yang katanya jatuh"apa!..terus keadaanya gimana sekarang"
"kata petugas ambulancenya keadaanya parah bu, saya juga nggak tau pasti, nanti saya ceritakan lebih detailnya, bentar lagi sampai dirumah sakit"
Tut
Sambungan dari sebrang sana terputusRisma menutup wajahnya dengan ke dua tangan, seolah olah cobaan demi cobaan terus menghampiri keluarganya, nizar melihat risma menangis setelah menerima telfon langsung menghampiri risma
Nizar duduk disebelah risma"ada apa"
"sifa jatuh dari kasur hiks"
Deg
Nizar memeluk istrinya dari samping"kondisinya gimana""kata mbak iis tadi parah, aku takut terjadi apa apa dengan sifa"
"kesininya naik ambulance apa bawa mobil"
"naik ambulance hiks"
Nizar memeluk istrinya, untuk menenangkanya"kamu tenang ya, kamu tunggu disini aku kasih tahu atha dulu"
"jangan kasih tahu lian, nanti kondisinya tambah drop"
Nizar hanya mengangguk, ia salut dengan istrinya walau lian bukan anak kandungnya tapi risma tak pernah membeda bedakan anak anaknya
Risma berjalan saat di loby bertepatan brankar sifa di turunkan dari ambulance, ia melihat wajah sifa berlumuran darah dan tak sadarkan diri, dan iis salah satu ART rumahnya juga bajunya ada bercak darah
"sifaa"panggil risma langsung berhambur memeluk tubuh dingin anaknya"hiks sifa yang kuat nak""bu biar anak ibu kami bawa ke IGD dulu"
Risma mengangguk mengikuti arah brankar sifa berjalan dan sampai brankar sifa tak terlihat karena pintu IGD tertutup, risma menangis tersedu sedu iis yang melihatnya hanya bisa menenangkan saja
"hiks sifa kok bisa sampai kayak gitu mbak?"
"tadi saya mau ngecek pempers non sifa, pas saya buka pintu non sifa sudah tidak sadarkan diri dan kepala non sifa kejatuhan lampu tidur sepertinya karena lampu tidurnya ada di samping non sifa dan keadaan lampunya pecah, setelah itu saya langsung telfon ambulane, maafkan atas ketledoran saya bu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...