Atha pulang dengan keadaan sangat emosi, ia memang sangat menyayangi adiknya itu, tapi kalau sudah mempermainkan perempuan dia tak akan segan segan memberi pelajaran ke adiknya
Atha menaiki satu persatu anak tangga sampai di ujung tangga ia bisa lihat orang tuanya baru saja keluar dari kamar adiknya"bang kenapa"panggil nizar, ia bisa melihat atha tengah emosi entah itu apa penyebabnya
"lian ketraluan yah, aku mau kasih pelajaran sama dia"ujar atha
"emang kenapa?"
"dia udah ninggalin kila di taman yang jauh dari sini dan kalian ngertikan kalau kila belum hafal daerah sini"
Risma memegang pundak atha"jangan sekarang ya, adek baru saja tidur"
Atha menggeleng"bunda jangan belain lian terus, asal bunda tau gara gara lian ninggalin kila di taman, kila sekarang masuk rumah sakit dia demam tinggi dan traumanya kambuh"
"tapi bang, kalau kamu marah marah malah buat lian drop"
Atha mengusap wajahnya kasar kenapa dia sampai lupa"tapi yang di lakukan lian itu salah"
"benar kata atha, lian itu nglujak, udah dikasih hati minta jantung"ujar nizar
"ayah jangan mulai deh, kamu nggak liat lian hampir pingsan tadi, sekarang kamu mandi dan bunda siapkan makan malam"
Atha mengangguk paham setelah itu ia memilih melenggang pergi, ia berjalan dikamarnya, ia harus mandi untuk meredakan emosinya, ya itulah yang dilakukan atha saat marah, memilih mengguyur tubuhnya dengan air dingin, walau tengah malampun ia akan lakukan
*______*
Setelah sarapan lian langsung kembali ke kamarnya di ikuti atha di belakanganya, atha ingin tau alesan lian, kenapa kemarin sampai meninggalkan kila sendiri di taman.
Lian menatap atha dengan tatapan sulit diartikan"kenapa?"tanya lian
"lo kemarin kemana"lian mengernyitkan alisnya"kenapa kemarin lo tinggalin kila sendiri di taman lo pasti taukan kila belum hafal daerah sini, tapi kenapa kemarin lo tega ninggalin dia"ucap atha menahan emosinya
"gue ada urusan"jawab lian singkat
"sampai harus tinggalin seorang cewek, urusan lo sepenting apa sih lo kan bisa ngajak kila atau antar pulang dulu, asal lo tahu kila sekarang masuk rumah sakit gara gara lo tinggalin kemarin, dia demam tinggi dan traumanya kambuh, gue kasih tahu ya yan, kila takut gelap apalagi lo tinggalin dari pagi sampai malam dan sendirian, pikir dia cewek dan tempat itu sepi, kalau sampai ada hal hal yang lebih buruk dari kemarin gimana, contohnya di perkosa gitu, lo mau tanggung jawab"
Lian menatap tajam atha setelah itu ia membuang mukanya"asal lo tau! Lo itu punya hutang nyawa sama dia"atha menujuk wajah lian dengan jari telunjuknya"dia relain donorin darahnya padahal umurnya belum memenuhi dan kila bohong kalau umurnya 17 tahun apalagi waktu itu tekanan darahnya juga nggak memenuhi"atha menghembuskan nafas kasar"gue kecewa sama lo!"ucapnya setelah itu melenggang pergi
Lian masih mematung kali pertamanya ia sangat lambat mencerna kata kata dari lawanya, lian mendudukan bokongnya ditepi kasurnya"apa gue seegois itu"gumanya
Lian beranjak dari duduknya ia segera mengambil jaketnya yang ada di lemari, ia sedikit berlari menuruni anak tangga, lian berhenti kala suara boriton khas ayahnya membuatnya berhenti"mau kemana?"tanya nizar
"keluar bentar"ucap lian
"mau naik apa? ayah nggak izinkan kamu naik mobil sendiri"
"sebentar"
"engga! ayah tetap nggak ngizinkan, kamu sudah ngelanggar kesepakatan kita"
"naik ojol"ucap lian dingin, setelah itu memilih langsung pergi menghiraukan teriakan dari ayahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Fiksi RemajaOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...