Risma bangkit dari sofa saat mendengar pintu utama di ketuk seseorang, ia mengeryit heran waktu menunjukan masih jam kantor dan ia merasa tak ada janji sama seseorang, risma berjalan ke arah pintu utama, seketika ia kaget melihat siapa yang datang.
"mami?"
Sarah berjalan masuk padahal risma belum mengizinkan sarah masuk, sarah melihat lihat sekeliling rumah yang di tinggali anak perempuanya itu, ia tersenyum miris melihat fasilitas rumah yang jauh dari rumahnya yang bak istana itu, dulu ia membiarkan risma tinggal bersama nizar karena kebutuhanya terjamin tapi sekarang ia tak mungkin membiarkan satu satunya anak perempuanya tinggal di tempat seperti ini.
"kamu yakin bakal betah lama lama tinggal di sini"
"betah banget sebab aku tinggal sama keluargaku"ucap risma enteng
Sarah tersenyum sinis"yakin? Dengan keadaan hamil kayak gini, kamu betah tinggal di rumah ini. Risma risma mami itu tau semua tentang kamu, dan kamu itu paling nggak bisa hidup tanpa harta sejak kecil kamu tidak pernah merasakan susah, beda dengan suami kamu itu yang aslinya hidupnya sudah susah"
Risma memejamkan matanya, ia ber istighfar dalam hatinya agar emosinya tak memuncak"lebih baik mami keluar dari rumah ini!"
"tanpa kamu suruh juga mami akan keluar dari rumah kandang tikus ini, eh kayak kandang tikus kurang besar deh lebih pantas rumah ini di huni kandang semut..haha risma risma hidup kamu akan semakin menderita kalau masih hidup dengan nizar dan ingat kata mami kalau kamu tetep tinggal di tempat kumuh ini mami tak akan segan segan bawa kamu pulang dengan cara apapun! Ingat itu!"ucapnya melangkahkan kakinya keluar dari rumah saat hendak masuk mobil sarah berpapasan dengan nizar yang baru saja pulang dari kantornya, nizar segera masuk ke dalam rumah memastikan risma baik baik saja
"bun?"panggil nizar
Risma membalikan tubuhnya"loh ayah udah pulang? Tumben?"
"iya, lagi nggak enak badan, kayaknya masuk angin deh soalnya tadi sempet muntah"
Risma menatap nizar kawatir pasalnya tadi sebelum berangkat kerja nizar baik baik aja dan sekarang pulang pulang dengan keadaan tak sehat"yaudah ayah istirahat dulu aku siapin susu jahe biar enakan"
"tadi ibu kamu ngapain kesini? Nggak di apa apain kan kamu"
"enggak lah, udah ke kamar kalau kamu pingsan di sini aku nggak bisa angkat"
Nizar terkekeh"lebay kamu"ucapnya mencium pipi risma setelah itu langsung melenggang pergi
"dasar!"
Sesampainya di kamar nizar langsung melepas dasi dan kemejanya kemudian ia taruh ke keranjang tempat baju kotor, tidak lama kemudian risma datang membawa semangkuk bubur dan minya angin.
Risma duduk di sebelah nizar kemudian menyikap kaos yang di kenakan nizar"kok bisa sampai masuk angin kenapa?"ucap risma sambil membalurkan minyak angin ke punggung nizar
"enggak tahu, sampai kantor tadi tiba tiba ngerasa nggak enak gitu aku kira lama lama enakan eh malah muntah dua kali tadi yaudah aku pulang dari pada pingsan di kantor kan nggak lucu"
"makanya jangan kebanyakan begadang, jadi ginikan"
"deadline mepet kalau nggak mepet nggak bakalan begadang"
"jawab aja teruss"
*____*
Sedari tadi sifa terus menerus melihat jam yang melingkar di tanganya, ia tak sabar mendengar bel pulang sekolah nanti yang akan di bunyikan beberapa menit lagi, hatinya di rundung ke sanangan sebab nanti pulang sekolah lian mau menemaninya ke toko buku, sifa tak akan menyinyiakan kesempatan ini. Dengan cara apapun sifa harus mendapatkan hati seorang aulian dwi basira yang katanya sulit di cairkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...