Sejak mengetahui lian pingsan risma belum berhenti juga menangis sampai kini lian sudah di pindahkan di ruangan icu, tadi dia di hampiri salah satu pengurus panti asuhan mengatakan jika lian jatuh pingsan, risma langsung berlari ke belakang menemui lian yang sudah di angkat beberapa pengasuh panti dan anak anak panti juga menagis melihat tubuh lemas lian yang di bopong pengasuhnya
Nizar berusaha menenangkan risma yang sedari tadi belum berhenti menangis, ia mencium picuk kepala risma"lian pasti sedih liat kamu kayak gini"
"hiks seharusnya aku lebih tegas lagi sama lian, padahal aku aku udah tau kalau kondisi lian tidak memungkinkan untuk pergi"rancau risma
"iya aku ngerti lain kali jangan di ulangi lagi ya"
Di satu sisi kila dan atha tak kalah kawatir mengetahui kondisi lian yang memburuk, wajah putih kila berganti merah karena dari tadi ia menangis"bang aku takut.."
Atha menggenggam tangan kila erat"kita berdoa biar agar lian bisa berjuang lagi"
Dito dan nabila berlari lari menyusuri koridor dito baru di kabari atha jika lian kembali drop, tak pikir panjang dito langsung bergegas ke rumah sakit dan membatalkan acara nge-date dengan nabila"bang gimana keadaan lian"
"masih di tangani dokter"ucap atha
Dito dan nabila duduk di kursi samping kila, nabila langsung memeluk kila dan kila langsung membalasnya"yang sabar ya"
"gue takut"
"bukan yang pertama kali lian berjuang seperti ini, jadi lo nggak usah takut lian menyerah begitu saja cuma gara gara penyakitnya"
*____*
2 hari sudah lian berada di ruang icu 2 hari juga mereka semua menjaga lian di depan ruang icu hanya satu atau dua orang yang boleh masuk itupun tidak boleh terlalu lama dan harus memakai baju steril
Nizar perihatin dengan keadaan istrinya yang susah di ajak makan pola makanya benar benar ambrul adul 2 hari ini, bukan hanya risma yang terpuruk atas kondisi lian dirinya atha juga terpuruk, tapi sebagai kepala keluarga dia harus lebih bisa tegar menghadapi ini semua apalagi kemarin mertuanya marah marah mengancam ini itu yang membuat kepala nizar bertambah pusing lagi karena kebanyakan mikir, mertuanya marah karena risma tak mau menjaga sarah akhirnya mertuanya itu berujung darah tingginya naik lagi
Atha memejamkan matanya kala merasakan perutnya semakin sakit nafasnya juga semakin berat, sejak pagi tadi ia belum makan karena mual membuatnya enggan untuk makan bahkan dari sejak lian pertama kali drop atha tak makan jika tak ada yang menyuruhnya makan itu pun hanya sedikit yang ia makan, pasti maagnya sudah kambuh, ia meremas perutnya agar mengurangi rasa sakitnya namun nihil perutnya malah bertambah sakit, ia menuduk menatap lantai berwarna putih itu. Nggak!, nggak dirinya nggak bileh ikut ikutan sakit juga nanti ke dua orang tuanya bertambah susah
Atha membulatkan matanya kala melihat setitik darah yang ada di lantai, ia menyentuh hidungnya yang sudah mengeluarkan cukup banyak darah itu, matanya memburam dan badanya benar benar lemas ia limbung ke samping, kila yang di sampingnya reflek langsung menangkap tubuh atha, ia tambah terkejut kala atha tak sadarkan diri apalagi dia juga mimisan
"ayah bunda"teriak kilaRisma dan nizar langsung menoleh ke belakang mereka tak kalah terkejutnya melihat kondisi atha"astaghfirullah atha"pekik mereka
Nizar langsung membopong tubuh lemas atha ke ugd dan sesampainya di ugd atha langsung di tangani dokter
*____*
Malam harinya kondisi lian membaik bahkan tadi sore lian sudah sadarkan diri membuat semuanya bernafas lega tentang kondisi lian namun tidak untuk atha kondisi dia drop maagnya kambuh bahkan sekarang maag akutnya menjadi maag kronis dan atha juga terkena tifus itu membuat demam tinggi dan berujung mimisan dan atha tadi juga sempat transfursi darah karena hemoglobinya hanya menunjukan angka 5 dan harus melakukan transfursi 5 kantong agar kondisinya membaik
"bun bang atha mana"tanya lian karena sedari tadi ia tak melihat abangnya itu
"lagi istirahat di rumah, kenapa hmm kangen"
"enggak, tumben aja dia nggak nungguin aku biasanya dia selalu stay di sini, ayah juga kemana coba?"
Lagi lagi lian membuatnya bungkam dia tau lagi harus bicara apa"ayah juga istiraht di rumah, udah dua hari jagain kamu ul, kan juga harus istirahat"bukan risma yang menjawab tapi kila yang baru saja masuk ke ruangan lian
"lo dari mana aja, baru pulang juga"
"iya, tadi di telfon mami di suruh pulang"ucap kila berbohong karena tadi ia baru saja dari ruangan atha
*____*
Atha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya ia melihat sekeliling ruangan, ia lupa kenapa bisa ada di sini seingatnya dirinya kemarin masih di depan ruang icu, ke dua tanganya kebas ia baru menyadari kalau ada dua kantin berbeda warna yang satu putih dan satunya merah yang sidah tinggal sedikit, ia menoleh ke samping kala pintu rawatnya terbuka menampilkan dua suster
"selamat pagi mas atha"ucap salah satu suster yang bername tag linda itu
"pagi"
"transfursinya selesai, saya ganti sama infus dulu"atha hanya mengangguk
"sus tolong carikan hp saya"suster itu mengangguk dan menyerahkan ponsel atha yang ada di laci nakas setelah itu pamit pergi
Atha merasa bosan di ruangan sendirian ia sudah menghubungi dua curut teman, agar tak bosan sendirian di sini masa bodo lah mereka harus bolos sekolah yang penting dirnya tak sendirian, ia sedikit kecewa dengan orang tuanya yang sakit bukan adiknya saja namun yang di nomor satukan selalu adiknya, ia tau kondisi adiknya jauh lebih sakit darinya tapi kenapa ke orang tuanya tak mengunjungi juga, dan kenapa ia di taruh di ruangan ini padahal ruangan adiknya luas dan nyaman bahkan ranjang 5 aja tak membuat ruamgan itu sempit
"good pagi mas bro"teriak riko
Atha hanya berdehem
"sendirian aja nggak ada yang nemenin, makanya jangan gonti ganti pacar karma kan lu saat sakit nggak ada yang jagain"sindir dino
"kaasian"ujar riko
"bocot lo semua, kalau nggak iklas ngapain lo ke sini"
"slow man kita iklas kok untung aja tadi guru semua rapat kita bisa lancar bolosnya"
"sakit apa lo sampai nginep di sini"tanya dino
"bisul gue harus di operasi makanya nginep"ujar atha ngawur
"amiin"ucap mereka serentak
Atha memutar bola matanya malas"gue bosen di sini"
"ke ruang rawat adik lo yuk, enak adem dan nyaman"
"eh ada kalian nggak sekolah"tanya nizar baru saja masuk
Dino dan rika menyalimi nizar"di suruh atha ke sini om"
"atha! Ngak boleh kayak gitu"
"aku bosen di sini sendirian"
"nggak papa kok om, guru guru juga lagi rapat dari pada di kelas nggak ngapa ngapain"nizar mengangguk mengerti
"yah, aku mau pindah di ruangan lian"
"jangan ya takutnya adik kamu drop lagi lian kamu sakit, kondisinya belum bener bener normal masih naik turun, nggak papa kan"
"tapi yah aku nggak mau di sini, sedangkan ayah sama bunda terus jagain lian"
"tha,jangan seperti anak kecil! kamu sebagai abang harus ngalah sama adek kamu kasian dia kalau sampai drop lagi, udah ayah mau ke kantor"ucapnya melenggang pergi
"bantuin gue pulang"
Riko membulatkan matanya tak percaya"lo gila, gue bisa di jantur sama bokap lo"
"kalau kalian nggak bantuin gue, gue pulang sendiri.
.
.
.
.
.
.
.bosen banget aku di rumah terus nggak ngapa ngapain cuma rebahan nunggu adzan baru keluar kamar dan mau mandi juga kek males banget😐😐😐
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...