Pagi harinya tubuh lian terasa nyeri semua padahal ia mau mengambil wudhu untuk menuaikan ibadah shubuh namun setiap pergerakan salah satu sendi pasti terasa sangat nyeri, ia pasrah dengan penyakitnya padahal dulu ia sudah berjuang tapi kenapa harus kambuh lagi
Ia melirik jam yang tertempel di dinding yang menunjukan pukul 04.35 pasti keluarganya sudah menunggu dirinya, lian menggerakan tanganya seketika ia langsung meringis kesakitan, matanya memanas lalu matanya pun mengabur seketikan air mata yang susah payah ia bendung keluar begitu saja, ia ingin berteriak sekencang kencang meluapkan keluh kesahnya
Pintu kamarnya terbuka namun ia tak tau siapa yang masuk pandangan terus memandang plafon kamarnya"dek kok belum bangun"tanya atha menghampiri ranjang adiknya, ia terkejut kala melihat lian matanya terbuka namun tak merespin dirinya sama sekali"lian lo kenapa?"lian tetap tak merespon ucapanya"yan jangan buat gue takut"
"sa..kit"ucap lian pelan
Tanpa kata apapun atha langsung berlari keluar kamar lian, dan kembali bersama risma dan nizar"dek kamu denger bunda kan"
"sa..kit"hanya itu yang di ucapkan lian
"yah ambilkan obat tabungnya warna hijau yang ada di laci nakas kamar"nizar mengangguk langsung melenggang pergi
"sesak nggak?"tanya risma, lian hanya mengangguk pelan, dengan cekatan risma langsung memasangkan oksigen"ke rumah sakit aja ya"lian menggeleng pelan
"ini"ujar nizar menuerahkan obat yang di suruh risma tadi
Risma langsung menerimanya setelah itu menyuntikan ke tangan lian, berlahan lahan mata sayu lian menutup"kita sholat dulu yuk"
"nggak papa di tinggal bun"tanya atha
"enggak, nanti sadarnya juga agak lama, mendingam kita segera sholat subuh keburu habis waktunya"
*____*
Kila menatap papan tulis dengan malas ia tak berniat beranjak dari duduknya padahal bel istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu tapi kila sama sekali tak bergerak seincipun kalau di ajak temanya ke kantin ia hanya menjawab duluan aja nanti nyusul.
Sejak pagi tadi kila tak bersemangat sekolah karena lian izin karena sakit entah kenapa setiap lian tak sekolah kelas terasa sunyi padahal lian di sekolah hanya diam tapi tetap saja ada yang kurang kalau tak ada lian
Kila meletakan kepalanya di atas meja dengan bantalan ke dua tanganya, ia benar benar bosan ia ingin cepat cepat pulang saja dan menemui lian
"dorr"kila berjengit kaget saat ada yang mengagetinya, ia menatap dito dan nabila malas"nih makan tadi lian w.a gue katanya suruh ngingetin lo makan"ucap dito
"enggak napsu"ujar kila
"nanti lian marah sama gue kalau tau pesanya nggak tersampaikan"dito mengeluarkan ponselnya yang berbunyi"nih orangnya vidcall"dito menyerahkan ponselnya ke lian
"hallo"ucap lian di sebrang sana
Kila bisa lihat lian masih memakai nasal canula yang bertender di hidungnya"udah baikan"tanya kila
Lian mengangguk"di kasih apa sama dito"
"roti"ucap kila malas
Lian mengerutkan keningnya"kenapa kelihatan nggak semangat, udah di makan?"
"ih dasar ya nggak peka banget aku tuh bosen kamu nggak sekolah, nggak ada yang aku jahilin kan cuma kamu yang aku jahilin nggak komplen, makanya kalau minum obat itu teratur jangan di tunda tunda jadi gini kan tiba tiba kambuh padahal semalam juga nggak papa"gerutu kila
Lian terkekeh"bawel banget sih"
"pokoknya nanti sepulang sekolah aku ke rumah kamu"
"kayaknya tiap hari ke rumah, kek tamu tak di undang"
"Kamu kira aku jalangkung"
"gue nggak ngomongya, udah dulu gue mau ke kamar mandi"
Tut
Sumbungan di putus lian, mata kila tampak berbinar setelah di telfon lian membuat teman teman geram"tadi aja mukanya di tekuk terus sekarang setelah di telfon doi langsung senang"Kila membuka bukus roti"bodo amat"
"katanya nggak napsu makan, sekarang kok dimakan"ujar dito
"gara gara liat muka aul jadi laper"ucap kila tanpa dosa
"gue heran sejak sd sampai sma lian tuh sama gue baru kali ini dia care sama cewek, apalagi kayak nyaman banget lagi. lian nggak masuk aja langsung nelfon nanyain ceweknya udah makan belum terus sampai nyuruh beliin lagi keknya dulu sama kak bela nggak sampai kayak gini deh"ujar dito
Kila tertawa"namanya aul tuh cinta sama aku siapa tau nanti jodoh aku"dito dan nabila hanya melongo mendengarkanya
*____*
Sepulang sekolah kila dan dito langsung menjenguk lian di rumahnya, kila melihat lian masih tertidur pulas, punggung tanganya tertancap jarum infus dan nasal canula juga masih bertender di hidung mancungnya
"aul"panggil kila menepuk kaki lian yang terbalut slimut tebalnyaLian mengerjabkan matanya untuk menyusaikan cahaya yang masuk"kila"gumanya, ia mendingak mendapati dito yang masih berdiri di sampimg kasurnya
"katanya udah baikan tapi masih kelihatan lemas banget"ujar kila
"tadi pagi aja lian nggak bisa gerak"ucap atha baru saja masuk kamar lian
"kok bisa?"
"tau tuh tanya aja sendiri"
Lian memutar bola matanya malas"di kibulin atha aja percaya"
"lo nggak berniatan ngasih gue cemilan atau apa kek laper gue plus haus"ujar dito
"kagak, lo tuh njeguk orang sakit malah nggak bawa apa apa, kasian kan lian jadi mikirin yang njenguk itu sahabatnya atau bukan"gerutu atha
"ya itu sebabnya sebagai sahabat yang baik gue nggak bawa apa apa kan udah tau di sini gudangnya makanan...nah itu baru aja gue ngomong udah datang makananya hehe"ucapnya melihat risma datang membawa nampan berisi cemilan dan minuman
Atha menjitak kepala dito sampai meringis ke sakitan"ya lo punya sahabat kok somplak gitu"
"abang nggak boleh kasar"ujar risma
Dito mengusap kepalanya yang terasa sesikit sakit itu"iya nih bun, sakit banget"keluh dito
"lebay"
Risma terkekeh"bunda keluar dulu ya"ucapnya melenggang pergi
Lian melepas nasal canula yang menyumpal hidung mancungnya tapi langsung di cegah kila"kenapa di lepas"
"udah nggak sesak, kalau pakai ini oksigenya beli, kalau di pakai padahal udah gk guna nanti mubazir"
"astaga yan duit orang tua lo aja di buang buang, masak beli oksigen aja keberatan sih"
"bodo amat"
"selama gue kenal lo, baru akhir akhir ini lo mau bicara panjang, dulu aja gue kayak orang stres bicara bicara sendiri, jawab jawab sendiri padahal di samping gue ada orang tapi terasa sendiri"keluh dito
"emang dari dulu lo streskan?"
Dito mau manjitak kepala lian namun langsung ia urungkan kala tangannya di tahan atha"mau apa lo"
"heheh nggak jadi"ucapnya cengengesan
Jangan lupa vote and comment gays😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...