Kini kila tengah menikmati hembusan angin yang ada di taman dengan di temani es krim vanila strobery kesukaanya, suasana sore hari ini cukup sejuk dan nyaman membuat semua orang akan betah berlama kama di sini
Sepulang sekolah tadi bagas menghampiri kila agar pulang bersamanya dari pada nunggu sopirnya, kila langsung mengiyakan saja, membuat bagus tersenyum sumbang
"mau apa lagi?"tanya bagasKila menoleh ke samping"udah kenyang"memang sebelum pergi ke taman kila dan bagas mampir ke resto dulu untuk makan. Kila melihat jam yang melingkar apik di pergelangan tangan kirilnya yang sudah menjukan pukul 04.45"pulang yuk, udah sore"
"bentar lagi masih jam segini"
"aku belum bantuin mami, nanti soalnya aku ke rumah sakit aul belum di izinkan pulang"
Bagas memutar bola matanya malas, kenapa haru cowok itu sih di pikiran kila, emang nggak ada yang lain"yaudah yuk"ucapnya ketus
*____*
Setelah membantu mami di memecking kue kering kila langsung ke rumah sakit untuk menjenguk lian lagi, ia tak sabar bertemu kekasihnya itu, kila membuka pintu ruang rawat lian"selamat malam aul"teriaknya
Lian menoleh ke samping tanpa berniat menjawab ucapan kila, kila mengerutkan ke ingnya heran lian sedang marah ya kok tatapan kayak gitu banget"aul kenapa sih?"ucapnya duduk di kursi samping ranjang lian
"ngapain lo jalan sama bagas"ucapnya ketus
"eh siapa juga yang jalan sama kak bagas, tadi tuh kak bagas nawarin aku pulang bareng karena sopir aku tuh lamaaa banget, ya aku mau mau aja dan tadi mampir makan dulu sama mampir ke taman"
"sama aja oon, awas aja lo sampai sama bagas gue nggak mau sama lo lagi dan nggak usah deket deket gue"
"emang kenapa kak bagas itu baik loh dan orang asyik banget, tadi aja aku di traktir makan sama es krim"
"terserah lo pokoknya kalau lo sampai sama bagas lagi nggak usah deket deket gue lagi"
"kenapa sih aku sama kak bagas cuma temenan aja kok emang nggak boleh, kan kita harus banyak mengenal orang"
"pergi lo! sama bagas aja sana nggak usah sama gue!"
Kila sedih mendengar ucapan lian yang ketus itu kemabali kayak pertama kali kenal dulu"ul jangan marah dong, aku janji nggak akan deket deket sama kak bagas lagi"
"......."
"aul hiks jangan marah, kan aku udah janji nggak akan deket deket kak bagas lagi, kenapa kamu masih marah hiks"ucap kila terisak
"kita temenan aja, nggak usah pacar pacaran lo pacaran sama gue! Lo cuma cari sensasi aja kan? nggak beneran tulus sama gue, ya emang gue sadar diri kalau bagas itu jauh dari gue dia sempurna nggak penyakitan kayak gue, sebenarnya tipe cowok lo itu layak bagas kan"
Kila semakin terisak kenapa kejadianya sampai runyam gini sih, apa yang di katakan lian nggak bener, ia tulus dengan lian menerima apa adanya, kila menggenggam tangan lian yang tak di infus namun lian langsung menepisnya"ul jangan gitu, aku sayang sama kamu, aku nerima kamu apa adanya walau kamu sakit aku nggak permasalahin itu"
"emang ada cewek yang suka cowok yang penyakitan, yang ada itu cewek suka cowok yang bisa jagain bukan malah ngejagain"
Kila langsung memeluk lian, ia tak tau kenapa lian jadi seperti ini"ul aku minta maaf, aku janji nggak jalan sama cowok lain selain kamu sama bang atha hiks jangan gini aku takut"
Lian membalas pelukan kila"gue lebih takut kehilangan lo"batin lian"janji lo gue terima"
Kila tsrsenyum"jangan kayak tadi lagi ya aku takut"lian mengangguk dalam diam, lian melepas pelukanya ia menatap wajah kila beberapa detik, setelah itu ia mencium kening kila
Kila masih membeku atas perbuatan lian, ini pertama kalinya ia di cium lian sontak saja pipi putih kila menjadi meraherona, ah ia jadi salah tingkah kila langsung membuang muka"ayah sama bunda kemana?"ucap kila menetralkan rasa gugupnya
Melihat pipi kila merona dalam hatinya tertawa keras ternyata kipa kalau salah tingkah lucu juga ya"pulang"
Kila mengangguk mengerti"kalau mau ketawa, ketawa aja nggak usah di tahan nanti ujung ujungnya..dutt..ah lega"ucapnya seperti tak punya dosa
"kila ih, jorok banget sih"aul mengibas ngibaskan tanganya untuk menghalau bau kentut kila"lo makan apa sih..ih bau banget"
Kila mengerucutkan bibirnya lucu"salah sandiri bikin aku salting"
"tapi nggak gitu juga kali masak salting kentut. eh, tadi katanya lo sama sopir? Kenapa nggak sama bang atha"
Kenapa dia lupa sih kalau lian belum tau abangnya sakit, terus kalau gini ia harus bilang apa"kenapa diem"
Kila jadi bungkam kan nggak tau harus jawab apa, ia mendengar pinseknya berdering setidaknya ia bisa menghindar sejenak"aku angkat telfon dulu ya"
.
.
.
.
Di sisi lain nizar tengah kawatir melihat anak sulungnya kondisinya sama sekali belum pulih tapi dia nekat kabur dari rumah sakit dan sekarang di suruh kembali tak mau
"tha jangan kayak anak kecil dong, kasian adek kamu sendirian disana""ayah selalu menomor satulan lian, tapi aku juga sakit yah bukan lian aja"
"bang jangan gitu, badan kamu demamnya belum turun kalau terjadi apa apa dengan kamu gimana"
"kalau ayah sama bunda mau ke rumah sakit, kesana aja tinggalin aku di sini toh masih ada pembantu"atha mengubah posisinya membelakangi risma dan nizar,
Atha membulatkan matamya kala melihat darah yang menetes di sprai, tangan atha bergetar mengusap hidungnya yang kembali mengeluarkan darah segar, ia berusaha tenang agar ke dua orang tuanya tak curiga
"tha, balik ke rumah sakit ya mama janji nanti kamu di rawat satu ruanganya lian"ujar nizar menepuk pundak atha, beberapa detik atha tak merespon ia membalikan badan atha ia dan risma langsung terkejut mendapati atha kembali mimisan"astofirullah atha"teriak nizar, tanpa persetujuan ia langsung membopong atha
.
.
.
.gara gara kegabutan yang hakiki aku double up
.
.sumpah ini pertama kalinya aku nolak libur dan pengen kembali ke rutinitasku biasanya, kangen sahabatku di sekolah huwaa dan sebelnya lagi sahabatku di SMA nggak ada yang satu campus sama aku, karena aku ambil FK dan sahabatku pada ambil FIP
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionOrang yang selalu cuek dengan keadaan sekitarnya, berkepribadian dingin bak salju di kutub utara, hampir tidak pernah merespon dengan lawan jenisnya semenjak kejadian kala itu, tapi apakah ada orang yang mampu mencairkan itu semua---aulian dwi basir...