•~Terkadang sesuatu yang ditakutkan tidak begitu menyeramkan jika dijalankan~•
"Ed, kalo ada guru kasih tahu gue ya" Erika beranjak dari duduknya, ia membawa ponsel beserta aerphone milik Edo. Ya, Erika meminjamnya.
"Ah iya iya. Gue nitip aqua ya"
Erika hanya mengangguk begitu keluar dari kelasnya, ia melihat Griyyan yang menekuk wajahnya beserta satu temannya.
Tunggu?
Itu kan?
Kenapa harus ada dia? Chef di kafe itu? Jadi? Alasan Griyyan ingin duduk dengan Erika?
Erika melangkahkan mundur, ia lebih memilih memutar balik dan mencari tempat yang lain. Erika duduk dibawah pohon rindang dengan dedaunan yang lebat diatasnya. Ia merasakan ketenangan saat ini
Semoga saja Griyyan temannya itu tidak bermaksud apa apa duduk dengan Erika.
Erika memutar lagunya secara bergantian, ia menikmati alunan musik yang melantun pada telinganya. Membawa peraaaan seakan dirinya sedang berada di fase itu
"Gue Bisma. Lo masih inget kan? "
Erika masih menundukan kepalanya, sesekali ia mengikuti alunan musik dengan seksama. Namun Bisma bukanlah Bisma yang lain, ia akan berusaha nekad demi apa yang di inginkannya.
Bisma merebut ponsel milik Erika, ia menyimpannya kedalam saku baju. Ini sebuah hukuman bahwa Erika bersikap seolah tidak menghargai keberadaan Bisma.
Erika dibuat murka, ia mengangkat wajahnya melihatkan bola matanya yang cokelat. Sungguh Bisma merasa terpaku melihat kelopak mata yang dimiliki Erika. Ternyata setajam ini Erika menatapnya?
"Gue gak ada urusan ya sama lo! "
Erika merebut ponselnya kembali, ia juga melipat headseat nya dan memasukkannya didalam saku baju.
"Em.. Oke gue minta maaf. Habisnya sih lo buat gue kesel"
Erika melihat sekelilingnya, tidak ada tanda tanda keberadaan Griyyan disisinya. Apakah cowok itu tidak ikut dengan Bisma untuk menganggungnya?
"Lo mau ngapain sih? Ngapain juga lo disini? " tanya Erika to the point
Bisma menaikan alisnya, ia juga tersenyum miring melihat Erika yang selalu menaikan volume suaranya. Dimata Bisma gadis di depannya ini sangatlah menarik meski agak galak
"Apa ya... Gue mau apa ya kesini" tangannya ia simpan di jidat untuk berpikir, seolah ia sendiri tak tahu apa alasannya. Erika mendelik melihatnya tak suka, sedikit hentakan ia pergi meninggalkan Bisma yang masih berpura-pura
"Eh tunggu! "
Bisma menarik pergelangan tangan Erika, gadis itu menepisnya dan buru buru berlari ke kelasnya.
"Apaan sih! Emang gue kenapa? Ganteng gini juga? " gerutu Bisma membiarkan Erika pergi seperti ketakutan
Bel masuk sudah berdering tepat saat Erika menginjakan kakinya diatas teras kelas. Ia melihat Griyyan yang sedang membaca bukunya.
Erika duduk di samping Griyyan. Ia melihat dari bawah hingga atas dan mengulanginya beberapa kali.
Emang ada cowok rajin dengan setelan abstrak seperti ini?. Pikir Erika pendek. Erika yakin Bisma dan Griyyan 11-12 cowok banyak modus, hanya saja mereka berbeda dalam mengambil tindakannya
"Lo? Kenapa baca buku? "
Erika mengusap wajahnya saat di palingkan, ini pertanyaan konyol jika Griyyan sama becanda nya seperti Bisma jika ditanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKA [TAMAT]
Teen Fiction| PERBAIKAN | MOHON MAAF BILA BANYAK TYPO Ketika kamu percaya bahwa tidak ada sahabat sejati di dunia ini, lantas apa yang kau pikirkan setelahnya? berteman dengan kemunafikan? atau berteman dengan kebohongan belaka? -Erika- Namun, seorang Bisma ya...