Ke-Empat puluh Dua

49 8 2
                                    

•~Semakin kita kuat dalam bersahabat, semakin terasa juga ada ikatan batin~•

Khusus part ini akan terihat panjang. Sediakan tisu, ambil kacamata biar gak salah baca oke. Tarik nafas ucapkan Basmalah

Bisma memperhatikan Erika dari jauh, mungkin hari ini adalah terakhir baginya untuk menatap lebih lekat. Erika yang tengah berjalan di koridor tidak sengaja menemukan manik Bisma kearahnya dengan lekat.

Ingin sekali rasanya Erika kembali bertanya tapi tak kuasa, Bisma memberanikan diri untuk mendekat.

"Selamat ya, lo emang pantes dapetin semuanya" Bisma mengulurkan tangannya dengan senyum, perlahan Erika membalas ulurannya berterimakasih

"Makasih Bis"

"Oh ya gue juga turut berduka cita atas kepergiannya Egy, sorry gue tahu itu dari Edo sama Griyyan. Dan-sorry banget gue ada disisi lo kemarin"

"Iya gak papa, makasih Bis"

"Kalo gitu gue balik ya, semoga betah di Yogya. Oh ya, kayaknya gue bakal netep disini. Semoga lo sering-sering ke jakarta nemuin gue haha"

"Becanda kok" kekehan Bisma yang hilang kini terdengar kembali, Erika ikut melengkungkan kedua sudut bibirnya senang.

Melihat punggung Bisma yang mulai melenyap membuat Erika kecewa. Tidakkah ada selamat tinggal untuknya? Tidakkah ada kata terindah selain ucapan selamat?

Pulangnya Bisma dan Edo ikut ke kossan Griyyan yang tidak jauh dari sekolahnya. Keduanya membuka alas kaki dan menyimpannya dengan rapih.

Melihat ruang yang tidak begitu besar adalah hal yang akan Griyyan rindukan

Edo menenteng makanan satu kantong kresek nya masuk kedalam rumah, Bisma yang hanya membawa ponselnya saja pun ikut masuk kedalam.

"Assalamualaikum" pekik Edo

"Waalaikumsalam" jawab Bisma membuat Edo berdecak.

Mereka duduk diatas karpet depan televisi. Melihat keadaan Griyyan yang mandiri membuat keduanya salut pada Griyyan

"Gry, gila ya lo mandiri banget. Padahal cowok loh"

Griyyan menyimpan dua gelas air putih kepada temannya, akhirnya ia ikut duduk diantara mereka. Tak lupa Griyyan membuka memory yang tersimpan disaku tas kamera, setelah dibuka ia melihat beberapa gambar yang tak bisa di duga. Didalamnya terdapat Jessie, Erika, dan Egy sedang bersama. Bahkan lebih tak diduganya lagi Egy bersama Fanya saat dirumahnya sedang tertawa bahagia.

"Nih, siapa tahu lo pada ingin tahu. Memory ini kayak sengaja aja sama kameranya buat kita. Barang kali kejelasannya ada dalam sini"

Bisma mulai mendekat disusul Edo yang terus memasukan kripik kedalam mulutnya. Kamera diambil alih oleh Bisma, jemarinya mulai mengklik tombol lain untuk melihat kelanjutan gambarnya.

"Wagalaseh"

"Hmayu, keryen ajifg"

Edo terus mencerocos melihatnya tak percaya, sampai setiap ucapan tak mereka tanggapi karena tak bisa dipahami. Gambar berikutnya memperlihatkan sosok Jessie dan Erika yang tengah tertawa disebuah kaffe. Hal ini disemprot Edo langsung sampai-sampai makanan yang tersisa di mulutnya berjatuhan mengenai layar kamera "Bener-bener anjrit cakepnya busset dah"

Bisma menarik wajahnya menatap Edo geram, "Hahahaha.. Maaf coy gak sengaja sumpah ahahaha"

"Dihh ah Edo, jorki banget sih lo anjir. Kamera gue bau" Griyyan segera merebut makanan yang Edo pegang, ini sebagai hukuman untuknya

ERIKA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang