Ke-Tiga puluh Tujuh

24 11 2
                                    

•~Perubahan seseorang justru membuat kita semakin ingin tahu~•

Meski memiliki teman yang selalu ada itu masih kurang bagi Erika. Sebab orang yang dianggapnya akan menjadi tempat curhatan paling nyaman, kini merenggangkan padanya

Mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Egy melirik Erika dengan penuh senyuman yang manis.

"Udah sampai nona"

"Makasih Gy, kalo gitu aku masuk ya"

"Iya. Jangan lupa belajar yang bener"

Erika menggangguk memperlihatkan giginya yang rapih. Lesung pipinya pun ikut tampil dikala tersenyum dengan lambaian tangannya pada Egy yang kian menjauh dengan mobilnya

Masih dengan keadaan berdiri motor hitam melaju dipelupuk matanya, Erika yakin yang bau saja melintas itu adalah Bisma.

"Gak biasanya Bisma cuekin gue kayak gini. Emang gue salah apa sih? "

Masih di gentayangi dengan pertanyaan tadi, Erika melihat Griyyan yang sedang memainkan kamera barunya. Sepertinya sih baru, sebab Erika tidak pernah tahu kalo Griyyan memiliki kamera.

"Cie kamera baru" ledek Erika ikut duduk di mejanya

"Eh Rik. Iya dong, ini hadiah dari pacar lo"

Erika diam tidak percaya. Ia menghampiri Griyyan lebih lekat melihat tangannya yang terus mengscrool bagian selanjutnya

"Kok bisa? "

"Dia kan emang ngasih ini pas itu. Tapi kalo menurut gue sih, kok dia gak mikir panjang gitu ya benda ini tuh berharga banget"

"Iya ya, kalo gue dipikir-pikir sih sayang banget. Apalagi foto foto pas dulu" tambah Edo ikut nimbrung

Erika masih merasa ganjal dengan maksud Egy memberikan kamera yang paling ia sayangi sejak dulu.

Semoga kamu baik baik aja Gy.

**

Bisma berjalan santai menyusuri koridor ia berniat untuk mencari Griyyan dan Edo di kelasnya, namun tidak ada. Pikirannya teralihkan dengan kebiasaan Edo yang banyak makan. Sudah tentu kedua sejoli itu berada di kantin.

Sesampai di kantin Bisma melihat dari ujung pintu bahwa Edo sedang memakan somay. Dan di depannya ada Griyyan yang sedang memainkan kameranya.

Ketika langkahnya hampir sampai, tiba-tiba membuat seluruh tubuhnya ingin berhenti. Ia melihat Erika dengan kepangan dirambutnya sedang menenteng semangkok mie ayam ke arah meja yang di duduki temannya tersebut.

Hal ini membuat Bisma ingin mengurungkan niatnya, namun teriakan Edo menjadi sebuah tamparan bahwa Bisma harus kesana

"Heh Bis! Lo gak ikut jajan bareng kita?"

"Iya Tayo, lumayan loh Erika yang bayar"

"Hussst enak bener lo ngomong. Bayar masing-masing" delik Erika kesal, ia memasukan beberapa mie nya. Bisma tidak larut melepaskan pandangannya pada Erika

Hari semakin hari raganya seolah tidak terima untuk menjauh, bahkan meski logika menolak tetap saja ini menjadi keputusannya.

"Oh ya Rik, pacar lo kan pernah bilang ada surat yang mesti kita baca. Btw mana ya? "

Erika diam sejenak, ia baru teringat bahwa kemarin saat Egy mengantarnya pulang ia dititipi surat dari Fanya

"Oh iya gue baru inget yang gue chat lo itu kan?. Kayak nya di tas deh, gue ambil ya"

"Gak usah, lo makan aja dulu. Kita nunggu" akhirnya Bisma mengangkat suaranya, meski tatapannya malas dan tidak ada arti Erika tidak masalah. Yang terpenting Bisma bisa nyambung

Selesai dikantin Erika membawa tasnya keluar kelas. Ia memperhatikan tiap amplop warna yang berbeda. Bahkan sebelum melihat amplop Erika mendapatkan sebuah kotak yang tertutup rapat.

"Ini punya lo Do"

"Ini punya lo Gry"

"Dan..i-ini, ini-punya lo Bis" Bisma tidak mengambil amplopnya ia masih melihat kamera yang dibawa Griyyan kemana mana.

"Bis? Ini punya lo" Bisma menariknya pelan. Hal ini membuat Erika berbeda tanggapan, jujur ia tidak suka Bisma badmood seperti ini. Perubahannya membuat Erika canggung.

Lo kenapa Bis

Griyyan yang sedari tadi memerhatikan hanya bisa diam, lantas itu keputusannya Bisma dan ia tidak ingin ikut campur. Erika memutar bola matanya malas, membaca surat khususon untuknya

Dear Erika

Gue seneng kalo lo baca ini. Oh ya, ternyata Tuhan ngasih kado terindah buat gue. Gue diberi kesempatan buat bantu Egy, gak sia-sia gue jadi sahabat dia. Ada manfaatnya, sorry ya kedatangan gue yang tiba-tiba dan bahkan mungkin, gue pergi pun tiba-tiba. Lo jangan nyalahin siapapun buat kepergian gue, gue ikhlas kok harus pergi. Gue udah gak siap buat nahan sakit berat ini Rik, lo akan tetap selalu jauh lebih beruntung dibanding gue Rik. Pilihan ada ditangan lo, gue harap lo jangan putus asa ya sama Bisma. Dia cowok yang tulus:)). Dan oh iya, selamat ya lo akan jadi orang hebat nanti, doain gu terus Rik.
Ingin banget rasanya gue jadi suatu kebanggaan, tapi apa yang harus gue banggain? Dan siapa yang akan bangga sama gue? Udahlah gue pegel ya nulisnya

Fanya Antarisko.

Dear Edo

Eh gendut, gue kangen banget sama muka jelek lo hehe. Gue nulis ini sambil bayangin muka lo, lo nampaknya selalu ngertiin pada siapapun. Gue salut sama lo, ketika semua orang gak pernah berpihak pada Erika, ada lo yang selalu berpihak padanya. Lo emang KM the best deh, meski cuman beberapa minggu sih gue rajin sekolah. Selebihnya gue seneng nongkrong. Dan pas kalian datang jenguk gue itu kado paling terindah bagi gue. Dan ah iya, thanks banget ya pernah hadir di waktu berharga gue pada malam itu. Oh ya, lo tetep jadi pribadi yang terus mengerti ya Do. Gue sempet berharap banget semua orang kayak lo, tapi kayaknya gak akan bisa. Salam fuckboy

Fanya Antarisko

Dear Griyyan.

Gue kangen lo jauh jauh hari Gry. Meski muka jelek banyak belek gue tetep suka lo kok. Gue kira lo cuman musuh gue selamanya, omongan lo pedes dan itu paling meyayat hatu. Apalagi tatapan lo, melebihi bu Elang kalo lagi ngajar. Gue seneng bisa ribut sama lo, ternyata kita bertolak belakang ya, tapi gue sangka sih itu romantis banget. Hehehe ini gue sambil ketawa loh nulisnya. Gue malu diliatin Egy. Pesennya sih, lo tetep jadi staycool ya Gry. Lo harus selalu ada buat Bisma, kayak Bisma selalu ada buat gue. Sakit gue ada makna tersendiri ternyata. Gue ikhlas kalo kepergian gue nanti mungkin, buat kalian bersatu dan damai. Selalu kangen :)

Fanya Antarisko

Dear Bisma

Lo pasti inget gue kan? Selalu dong. Buat lo sih, gue makasih banyak udah mau jadi partner. Lo berjasa banget di hidup gue, gue minta maaf ya Bis gak pernah bisa ngerti posisi lo. Gue gak bisa bales kebaikan lo, meski lo makruh bantuin gue. Kadang lo suka ngomel gak jelas, dan itu buat gue kesel. Biss, kali ini gue serius. Lo perjuangin cinta lo Bis, jaga Erika terutama. Jaga persahabatan kalian berempat, gue seneng bisa kenal lo pada. Semoga nanti kita bisa reuni ya. Gue pengen punya anak sekarung:v

Fanya Antarisko

Setelah membaca surat masing-masing mereka masih diam. Erika mengelap ujung matanya yang berair, begitupun Edo yang gemetar membacanya.

"Gue kangen lo Fan"

Erika ingin sekali rasanya kembali terisak, namun hal yang paling baik untuk Fanya adalah mendoakannya.

Semoga lo tenang ya Fan

















Kira kira Bisma kenapa sih? Ada yang bisa ngejelasin gak nih? Jgn lupa tinggalkan jejak kalian ya gengs(:

ERIKA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang