•~Hal yang tidak biasa perlu di biasakan. Begitupun rasa~•
Selesai pratikum selesai, kelas 12 dibiarkan jamkos untuk sisa waktunya menuju pulang. Dari pada mengikuti beberapa langkah teman-temannya yang sibuk mengobrol Erika lebih menghabiskan waktunya untuk membuat laporan.
Terlebih minggu sekarang sudah akan memasuki USBN, jadwalnya akan semakin padat saja.
Hanya suara angin yang mencairkan suasana, Erika mengamati sekelilingnya yang pergi entah kemana. Ia juga sedari tadi tidak melihat Gry dan Edo.
"Assalamualaikum" suara familyar membuat Erika mencibir. Siapa lagi kalo bukan Bisma
"Waalaikumsalam"
"Nih, makan dulu. Gue tahu lo belum makan" Bisma menyerahkan roti dan air mineralnya.
Kesambet apa nih orang?
Erika sedikit menggeserkannya karena menghalangi. Ia masih fokus dengan laporannya
"Rik lo jangan mikiran kayak gituan terus. Lo harus dikasih nutrisi dulu biar vit kembali. Lo kayak yang cape gitu"
"Gue gak laper Bis. Makasih btw"
"Hm. Yauda lo mau apa? Ice cream? Juice? Es jeruk? Atau apa gitu? Duit gue masih banyak nih"
Erika hanya menyimak, "Nggak, lain kali"
"Oh ya gue kan punya hutang sama lo 15rb, lo mau gue beliin apaan? " tambah Erika mendongak.
Bisma menaikan alisnya, ia tertawa hambar hingga sorot mata Erika menyipit. "Kenapa? "
"Lo aneh-aneh aja. Hadiahin gue 15rb"
"Yang penting ikhlas Bisma!"
"Gue gak anggap hutang kok gak usah terlalu di pikirin. Oh ya gue kemarin udah pd banget mau ditembak sama lo. Eh taunya ngebakso biasa ajak si kutu-kutu"
Erika terkesima, jantungnya sudah mulai stabil kembali.
"Lo pegang dada kenapa? Sakit? " Erika melepaskan tangannya, ia menutup hasil kerjanya dan menyimpannya di kolong meja
"Gue gak sakit. Yang ada lo tuh yang sakit, ngaku ngaku mau gue tembak haha"
"Ya barangkali aja kan. Kalo lo mau nembak gue, dengan senang hati gue bakalan berubah"
Erika menaikan alisnya bertanya, "Bis..kalo lo mau berubah jangan karena seseorang. Tapi karena diri lo sendiri"
"Hm..lo mirip pak Wisnu, dulu pesennya kayak gitu. Eh kita berpisah, gue harap sih kata-kata lo gak tulus ya"
Erika membuka roti yang dibawa Bisma, ia sudah tak gengsi-gengsian itu tidak penting. "Katanya gak laper, tapi ada roti di embat juga"
"Yaudah nih! "
"Nggak kok gue cuma ngomong doang. Emang rese ya"
"Siapa yang rese? "
"Gue" Erika terkekeh ia menyuapkan beberapa potongan rotinya didepan Bisma. Bisma hanya menaikan alisnya dan mengunggingkan senyumnya.
Sebentar lagi Bis...
"Rik, lo ngerasa gak sih? "
"Lo ngerasa gak kalo semakin hari kita tuh semakin akrab. Iya gak sih?" sambung Bisma to the point
"Nggak"
"Argh...masa sih lo gak ngerasa. Gue aja yang tiap hari tertolak ngerasa" Bisma mengangkat wajah dan kakinya. Ia berbaring di bangku Edo dan menyenderkannya pada tembok
KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKA [TAMAT]
Teen Fiction| PERBAIKAN | MOHON MAAF BILA BANYAK TYPO Ketika kamu percaya bahwa tidak ada sahabat sejati di dunia ini, lantas apa yang kau pikirkan setelahnya? berteman dengan kemunafikan? atau berteman dengan kebohongan belaka? -Erika- Namun, seorang Bisma ya...