•~Faktanya, setelah kepergian seseorang tidak ada yang baik-baik saja~•
"Bi-Bi-Bisma" Ejaan Erika membuat pelayat menolehkan wajah kearahnya.
Ia melihat pemandangan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Seorang jenazah yang ditutupi samping membuat Erika membuang pikiran negatifnya
Bisma yang sedang menyilangkan kakinya dan menundukan kepalanya, kini akhirnya berdiri menuntun Erika untuk masuk. Griyyan melihat Erika yang memucat, tangannya yang tidak lepas dari kantong keresek membuatnya menatap tajam
"Rik, lo sabar ya. Gue minta maaf"
Erika mendorong tubuh Bisma, ia melepas kantong hadiah dan berlari kearah jenazah. Kekuatan tangannya ia paksakan untuk membuka kain yang menutupi wajahnya
Perasaan yang hancur kini datang kembali pada Erika, ia terperenjat menangis histeris setelah membuka penutup kainnya.
Aaaaaaaa
Erika berteriak tidak karuan, ia menangis hebat bahkan memeluk Fanya dengan erat. Tubuhnya sudah kaku, Erika tidak mendapatkan balasan pelukannya.
"Fan.. Fanya lo bangun Fan" Erika berusaha menggoyang-goyangkan tubuh Fanya agar bangun. Ia berharap ini hanya mimpi buruknya
"Fan, lo becanda kan? Fanya! Lo kenapa sih. Minggu lalu kita masih ketemu Fan, lo ajak gue makan"
"Fanya.... " Erika menangis dalam pelukannya, beberapa pelayat memisahkan tubuh Erika dengan Fanya. Kata orang zaman dulu, menangisi orang yang telah meninggal jangan sampai meneteskan air matanya pada jenazah, sebab hal ini akan membuatnya berat nanti.
Dan mereka sebut dengan kata pamali.
"Fan... Saya mau meluk temen saya"
"Lepasin sayaaaaa"
Pemberontakan Erika terhenti karena beberapa pelayat yang membawanya jauh dari Fanya. Kini sorot mata Erika beralih pada kedua temannya selain Bisma.
Selesai pemakaman membuat beberapa pelayat pulang dengan yasinnya, hanya menyisakan dua laki-laki yang masih membereskan beberapa alat penggali kubur
Erika masih meratapi kuburan Fanya yang masih basah, berharap sosok yang telah dimakam kan tadi bukan Fanya. Griyyan mengusap wajahnya lelah, matanya sudah sama sama bengkak begitupun Edo dan Bisma.
Kepergian Fanya yang secara tiba-tiba membuat Erika menyesali ulahnya.
"Tahu gini gue gak mau kenal sama lo Fan. Gue kecewa sama dunia, kenapa mereka gak berlaku adil sama gue? "
"Kenapa lo lebih kabarin mereka dibanding gue? Gue Fan. Gue orang pertama yang lo kenal, kenapa lo gak terbuka sama gue?!"
"Gue udah bawa hadiah buat lo, gue berharap banget lo pake didepan gue. Lo pasti cantik pakenya"
Erika terus menangisi pusar Fanya, meski seberapa banyak tangisan yang dikeluarkannya Fanya tak akan mampu kembali ke dunianya.
Bisma yang sedari tadi berdiri, sedikit menundukan tubuhnya, membujuk Erika untuk ikut pulang bersama
"Rik, gue minta maaf. Gue sembunyiin ini semua"
"Tapi kenapa Bis? Kenapa lo gak jujur sama temen-temen lo? "
Erika masih mengumpulkan energinya, ia tak kuasa berbicara lebih lama lagi. Isakan demi isakan terdengar melantun ditelinganya.
"Mana arti sejati kata lo? Mana Bis! Gue gak pernah ngerasaiinya! "
"Gue udah buka mata hati gue, tapi lo sendiri juga yang nutupnya kembali"
"Gue bodoh, mau aja lo kibulin. Semuanya hanya kebohongan dan dusta diantara kita. Lo udah khianat Bis lo khianat! "
Erika terus berteriak diambang dukanya, meski hanya menyisakan empat orang yang masih berdiri Erika tidak takut jika sewaktu waktu Bisma membalas amarahnya.
Bisma menundukan kepalanya pasrah, setelah Griyyan yang kecewa padanya harus adakah lagi yang kecewa selainnya?
"Gue minta maaf Rik. Fanya minta buat gue tutup mulut, dia gak mau lo sedih dia mau lo tetep ceria. Dia datang buat hibur lo, dia datang buat beri lo warna. Dan dia rasa dia berhasil"
"Tapi waktu berkata lain, Tuhan lebih sayang sama Fanya. Dan mungkin itu teguran buat kita, agar kita selalu ada satu sama lain suka maupun duka"
"Dan itu gak terjadi pada gue. Lo gak anggap gue sejati Bis" jawab Erika membuat Bisma diam sejenak
"Nggak Rik. Bahkan gue gak pernah mau beda-bedain lo pada. Lo semua berarti bagi gue"
Erika terus menangis dengan kepergiannya, tubuhnya yang kian ingin meroboh tertahan oleh Bisma yang memeluknya.
"Lo harus tetap baik Rik"
"Gak ada yang baik-baik aja setelah perpisahan Bis" jawab Erika dengan purau. Griyyan ikut memeluk Bisma dari belakang, dan Edo pun sama ingin memeluk Griyyan dari arah sampingnya.
Mereka sama sama menyaksikan kepulangan Fanya ketempat terakhirnya. Tangisan dan isakan saling bertabrakan diantara mereka. Beberapa pelayat yang pulang, kini hanya menyisakan mereka yang masih menundukan kepalanya.
"Fanya-kenapa lo lebih cepet sih ninggalin kita" Erika terus menangis di pusar Fanya, Bisma yang sedari tadi berdiri memopang Erika agar ikut bersamanya pulang
Bisma memeluk Erika sendu, bukan Erika saja yang merasakan, semua juga merasakan kehilangan. "Kita pulang ya"
Akhirnya Erika menurut berjalan beriringan bersama mereka dan tidak jauh langkahnya terhenti karena seseorang.
Egy?
Jantung Erika berhenti melihat masalalunya sedang berada didepannya.
Egy melemparkan senyumnya pada Erika, selangkah lebih maju Egy mengucapkan sapaan pada Erika yang masih termangu. "Kuharap kau masih mengenalku Erika"
**
Sepanjang perjalanan pulang Egy menceritakan semuanya atas izin Erika, Erika yang masih canggung dengan keberadaan Egy hanya menyembunyikan tubuhnya disamping Bisma. Sepanjang tadi pun Bisma hanya diam termangut, mungkin langkahnya akan berhenti sejenak sampai disini.
"Untuk itu, saya mau minta Erika pulang bareng dengan saya. Apa tidak keberatan? "
Griyyan memandang Edo yang juga memandang Bisma diam. Cowok itu menahan geramnya, Bisma tahu Egy masih berstatus tapi Erika menganggapnya tidak. Itu tidak masalah, biar Erika saja yang memutuskan.
Erika akhirnya berjalan mendekati Egy, saling menggandeng menuju kaffe terdekat.
Griyyan memegangi bahu Bisma menyabarkan lagi, Griyyan tahu Bisma kecewa dengan semuanya.
"Biss kita bisa lanjut besok besok. Lo istirahat aja dulu"
"Iya bis, anak gue bener. Kita balik yuk siap siap buat 7harian" tambah Edo menyemangati.
Gue harap lo tetep kayak kemarin Rik, biar gue ngeyakinin kalo gue harus berhenti atau tidak.
Hari ini aku mau updet terus ya gengs. Jangan lupa baca sampai akhir, dan tebak tebak akhirnya akan kayak bagaimana.
Jangan lupa vote and komen ya gengss...
KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKA [TAMAT]
Teen Fiction| PERBAIKAN | MOHON MAAF BILA BANYAK TYPO Ketika kamu percaya bahwa tidak ada sahabat sejati di dunia ini, lantas apa yang kau pikirkan setelahnya? berteman dengan kemunafikan? atau berteman dengan kebohongan belaka? -Erika- Namun, seorang Bisma ya...