Ke-Delapan Belas

45 8 9
                                    

•~Harta yang paling berharga adalah keluarga~•

Pulangnya Erika sengaja memperlambatkan langkahnya, berharap Bisma memenuhi janjinya mengajak pulang bersama. Argh.... Mengapa ia bergantung pada Bisma?

Erika melihat kiri-kanan-depan-belakang mencari sosok Bisma namun tidak ada. Lagi-lagi pria itu menyebalkan bahkan membuang waktunya

"EKHEM EKHEM... " teriakan Bisma sepanjang koridor terdengar memantul sampai gerbang sekolah. Erika menghentikan langkahnya, melihat Bisma yang berlari hingga melampaui dirinya yang masih berdiri.

"Etss... Kelebihan ya istriku"

Bisma beranjak mundur dengan kekehannya. Ia melihat Erika yang memasang wajah malas menatapnya.

"Hai. Lama ya nungguin? Sorry-sorry tadi dipanggil pak Gunawan ke ruangannya. Jadi harus ngorbanin istriku"

"Cowok stress"

"Eh bentar dong! Gue bawa dulu motor gue Erik. Bentar ya bentar kok" Bisma berlari sekuat tenaga dengan tas selempangnya yang terbawa ringan.

Tawa Erika meledak memperhatikan Bisma seperti anak anak. Melihat perjuangan Bisma yang menjanjikan akan mengajak pulang, dan sesegera mungkin mengambil motornya. Erika mengulum bibirnya setelah Bisma datang dengan motornya

"Yuk"

Erika menaiki motornya yang tinggi. Jessie yang melihat kearah Erika yang semakin dekat dengan Bisma membuatnya semakin murka. Erika sudah mengambil seluruh kebahagian yang Jessie rancang.

"Ihh..... Kesel kesel kesel gue sama si Erika! Harus gue apain lagi sih anak itu"

**

Sesampai dirumah Erika melambaikan tangannya pada Bisma. "Thanks ya"

"Yauda gue balik ya istriku" Erika mendelik membiarkan Bisma berhalu tentang dirinya. Bisma melajukan motornya keluar komplek, hal ini membuat Erika sedikit berbunga-bunga. Ternyata benar kata pak Gunawan, kita hanya perlu mengenal dunia.

**

Hujan yang tak kunjung reda membuat beberapa makhluk dimuka bumi ini berteduh mencari ruang untuk beristirahat. Berbeda dengan Egy, ia selalu menggulunh kerjaannya sampai tuntas. Jika sudah selesai maka ia akan lebih tenang

Melihat bingkai foto yang berisikan dirinya, Jessie dan begitu dengan kekasihnya Erika. Ya, gadis yang mempunyai lesung pipi dengan rambut panjangnya lah yang Egy suka.

Egy melingkarkan kedua tangannya diatas bingkai berharap bisa menemukan kekasih dan sahabatnya nanti. Ia memeluk album mereka semasa SMP dulu hingga membawanya berbalut dengan angan.

"Permisi den, ada surat dari pos depan" wanita paruh baya dengan daster yang melekat pada tubuhnya itu, adalah pengasuh Egy sedari kecil. Dari dulu hingga sekarang Egy diasuh oleh bi Nasih sekaligus asisten rumah tangga dirumahnya. Egy sudah lama ditinggal pergi dengan kedua orang tuanya yang sama sama sibuk hingga mereka tidak tahu, bahwa Egy sudah beranjak dewasa dan bahkan mengelola bisnis sendiri

"Iya bi. Simpan saja nanti saya baca"

"Baik den. Kalo gitu bibi ke dapur dulu bibi buatkan minum untuk aden"

"Tidak apa bi saya bisa sendiri. Bibi istirahat saja" Egy beranjak menyimpan piguranya diatas meja dan segera melelapkan lelahnya menghadapi dunia.

"Yasudah den kalo aden menolak. Kalo aden mau tinggal bilang bibi saja den, bibi bersedia"

"Iya bi terimakaasih"

Pintu kamar menutup rapat kembali, kini mata sipit itu mengadukan segala ketidak adilan dunianya pada mimpi. Berharap lukanya akan mereda setelah ini.

Erika mengganti pakaiannya dengan piyama. Ia mengamati semua pekerjaan sekolahnya hingga menghabiskan dua jam. Jarum jam menunjukan angka 10 berintruksikan untuk segera melelapkan matanya

Namun Erika dibuat terbangun pada lelapnya, meraih ponselnya mencari kontak Fanya untuk ia hubungi.

"Kenapa gue lupa sih buat hubungin Fanya" rutuknya sambil mengscrool pada telepon masuk.

Erika menyimpan nomor Fanya, ia memberanikan untuk men-chat nomor Fanya pada WathsApp nya. Syukurlah nomornya sama

|Fan, ini gue Erika. Lo apa kabar? Lo
kemana aja Fan?| 22.04

Erika masih berasa gelisah, melihat pesannya yang belum dibaca dan dibalas membuat dirinya terus berguling guling tidak jelas. Namun tidak lama matanya kembali terbuka saat ponselnya berderit dan membuatnya terbangun dari tidur.

Punggungnya ia senderkan pada tepi kasur, melihat pesannya yang sudah terbalaskan buru buru Erika membalasnya

Fanya

|Gue kira lo udah lupain gue Rik| 22.15

|Yaampun Fan, gue gak mungkin kali lupain orang yang selalu buat gue repot|22.15

Fanya
|Hm.. Gue sibuk sama dunia gue|
22.18

|Maksud lo? |22.17

Fanya
|Gue punya dunia sendiri Rik. Dan gue rasa lo juga punya dunia sendiri. Jadi gue mau nuntasin dunia gue dulu baru gue ke sekolah lagi|22.23

|Gue mau ketemu lo Fan, lo bisa gak kira kira? |22.24

|Fanya?|22.27

Fanya tidak kunjung membalasnya kembali, ia hanya me R saja pesan dari Erika. Mungkin lain waktu Erika akan mencari Fanya

**

Erika keluar dengan seragam putih abunya, melihat ayah dan ibunya yang sudah siap menyantap sarapan pagi. Kedatangan Erika disambut baik seperti biasanya, namun hal yang tidak biasa ayahnya selalu berangkat telat dan pulang cepat sebab beliau memilih untuk berlama lama di rumah. Hal ini menjadi sebuah keganjalan, karena mungkin kalian sendiri tahu gen wanita dengan laki-laki berbeda.

Erika sedikit canggung dengan ayah angkatnya, berbeda dengan Anggun selaku mama angkatnya.

"Hai sayang... Sini ayok mama buatin nasi goreng mata sapi" Erika mulai menyeret kursinya untuk duduk, meraih sendok dan segelas susu agar lebih dekat dengannya.

"Erika? Gimana udah konsul sama BK kamu mau dilanjut kemana?" tanya Afgan disela makannya

"Belum yah, tapi kalo sama pak Gunawan sih udah"

"Oh bagus deh. Jadinya kemana? Yogya nih?." Erika menggeleng pelan, ia sendiri pun tidak tahu kepastiannya

"Hmm.. Erika juga kurang tahu Yah, mau ikut seleksi beasiswa dulu"

"Wah hebat ya kamu Erika. Mama bangga sama kamu, mama berharap nanti adik kamu sama seperti kamu yang bersemangat" tukas Anggun turut bahagia.

Erika tersenyum menundukan kepalanya, seharusnya ia tidak boleh iri dengan kehadiran adik barunya nanti. Sebab lambat laun Erika akan ditendang habis ini. Hehe becanda

Erika tidak keberatan, malahan ia ikut senang meski belum sempat mengucapkan selamat. Yang jelas ia selalu berdoa agar yang kuasa tetap mengutuhkan keluarga angkatnya ini.

"Makasih ma"









Jangan lupa vote N komen:)

ERIKA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang