•~Apapun yang terjadi saat ini, tetaplah syukuri~•
Seminggu sudah berlalu, kini siswa siswi kelas 12 akan menghadapi soal yang serius. Yaitu Ujian Nasional
Seluruh siswa-siswi dibuat kerepotan membenarkan nilai nilai mereka sebelum UN, sebba setelah UN nanti mereka ingin santai kembali. Dan bahkan gurupun dibuat sibuk dengan keadaan ini.
Bahkan hari ini, tepatnya terakhir kelas12 melaksanakan UN. Tidak terasa sekali, Bisma yang baru saja pindah sudah melewati 4bulannya begitu cepat.
Cowok itu mengangkat sebelah kakinya keatas, menyenderkan punggungnya pada tembok menikmati tiap alunan musik ditelinganya.
Dari sekian banyaknya yang sibuk memperbaiki nilai, Bisma seolah menganggap semuanya baik-baik saja.
Kedatangan seseorang yang baru saja duduk di depannya membuat Bisma membuka matanya. Erika yang masih menatap lurus dengan tatapan kosongnya, kini memberanikan diri melihat kesamping kirinya.
"Gue ikut duduk doang"
Bisma tidak menjawab, ia hanya mengangguk. Erika tahu, Bisma berusaha menghindari dirinya. Tapi kenapa?
Bisma kembali menutup matanya, ia tidak peduli pada sekelilingnya dan bahkan pada Erika sekalipun. Erika menghela nafasnya berat. Mulai mencari topik untuk mencairkan suasana.
"Bis, lo baik baik aja kan? "
"Bisma!"
Kebodohan yang hqq. Ternyata Bisma masih menyumpal telinganya dengan benda kecil itu.
Erika akhirnya memutuskan untuk pergi, mencari sumber lain yang nyambung diajaknya mengobrol
Bisma memelekan matanya kepo, ia mencari Erika disekitarannya. Ternyata gadis itu benar-benad pergi.
Sorry Rik, semoga lo terbiasa kayak gini gue gak mau buat lo makin terluka.
**
Setelah merasa terabaikan Erika kembali ke perpustakaan, niatnya sih untuk mencari sumber lulus nanti ia akan jadi apa. Namun, karena terlalu banyak pilihan akhirnya Erika hanya bengong saja. Ia duduk diantara lemari buku.
Erika membuka ponselnya kembali, baru kemarin ia jalan bersama Egy. Tapi rasanya ia masih merindukan momen bersama.
Erika mengzoom beberapa fotonya, lalu mengclose, dan begitu seterusnya.
"Rik, lo dipanggil pak Gunawan tuh"
"Eh lo tahu gue disini Do? "
Edo menaikan alisnya santai, kini Erika berdiri dan mendatangi pak Gunawan di ruangannya. Namun dalam ruangannya beliau tidak sendiri, melainkan Bisma sudah lebih dulu di depannya.
"Permisi" Erika mengetukan pintunya, disambut baik oleh pak Gunawan dan menyilahkannya untuk duduk
Erika tidak berani menatap Bisma yang sedang badmood sepertinya. Cowok itu melinting ujung bajunya dan kembali menyimpan kedua tangannya diatas meja.
"Saya sangat berterimakasih pada kamu Bisma terutama. Meski ya.. Kamu suka dapet point, tidak masalah. Dan kamu Erika, kamu tahu saya panggil kamu kesini? "
Erika menggeleng pelan, "Saya bersedia mengajukan nama kamu untuk bersaing mendapat beasiswa nanti"
Erika tersenyum senang, ia sangat berterimakasih terutama pada yang diatas.
"Terimakasih pak, terimakasih banyak"
"Iya sama sama Erika. Saya akan daftarkan 10orang terbaik disini. Kamu juga jangan lupa bilang makasih sama badboy disamping kamu ini, dia yang udah ajarin kamu kan? "
Perasaan si Bisma gak ngajarin apa-apa, gue kan test psikologi gak dibantu dia.
"Erika? "
Erika tertegun, ia mengangguk mengiyakan. "Makasih ya Bis"
Bisma lagi-lagi tidak menjawab. Fix, cowok itu sedang badmood. Tapi kenapa harus Erika yang kena?
"Saya baca psikolog hasil kamu, ternyata pas kamu ngisi dibidang sosial udah bagus. Kamu banyak perubahan, dan beberapa guru bilang kamu lebih aktif di bidang kelompok"
Erika kembali melirik Bisma yang masih memainkan jemarinya dengan santai, matanya yang tidak lepas pada pandangannya hanya diam menyimak
Lo kenapa berubah Bis
"Kalo gitu, saya pamit pak. Sekali lagi terimakasih, saya mau nanya nilai kimia saya. Takut ada yang harus di perbaiki"
"Oh iya silahkan" Erika memutuskan untuk kembali mencaru guru kimia. Namun lagi-lagi dan lagi Bisma masih diam, entah sih hanya segitu saja pak Gunawan membuang waktu banyaknya
"Bisma? Kamu masih ngapain? "
Bisma tersentak, memandang pak Gunawan yang menyeruput kopinya
"Yaelah pak cuman segitu doang? Peran saya mana?"
"Kamu cuma jadi asisten saya"
Bisma mengulum bibirnya, sedari tadi ia memang tidak ingin banyak bicara.
Sepulang sekolah Erika memilih mengerjakan tugas kelompoknya bersama Ajeng. Ia juga terlihat sangat bersama menyelesaikan ppt nya.
Bahkan sesekali Jessie memandangnya dengan iri. Ternyata lo berhasil diatas kaki lo sendiri Rik.
Erika nampak ceria dari biasanya, sudah lama senyumnya hilang dan kini kembali merekah layaknya bunga yang baru saja tumbuh dengan kesuburannya.
Erika tertawa begitu lepas setalah Ilham, teman sekelasnya yang receh itu memberi teka-teki yang tidak berhasil Ajeng jawab. Bahkan kelompoknya paling heboh dari kelompok lain
Edo melirik Griyyan yang tengah mengetikan beberapa katanya diatas keyboard. "Gry, anak sulung gue berubah banget"
"Hmm"
"Si Bisma mana sih? Tumben gak kesini udah 4hari loh"
Griyyan menaikan bahunya, "Gak tahu"
"Apa dia mau jauhin salah satu dari kita ya? " pertanyaan Edo lolos membuat Griyyan berhenti sejenak. Memikirkan kembali apa yang pernah ia lakukan pada Bisma. Namun sepertinya tidak ada, dan itu berarti bukan dirinya
"Bukan gue kali ya, terus siapa? "
"Tuhh" Edo mengangkat dagunya kearah Erika yang masih tertawa bersama kaum hawa yang lain. Membuat Griyyan diam memerhatikannya dengan seksama
"Gue jamin si Bisma bakalan nyesel. So so'an sih suka sama si Erika"
"Emang jatuh cinta luka yang paling disengaja"
Griyyan menggeleng dengan tawanya, tidak menyangka bahwa Edo akan ingat dengan kata-kata bijaknya
**
Sampai di rumah Erika melihat Anggun sedang membaca buku hamilnya, kini bayi didalam perutnya sudah menginja usia tiga bulan. Dan itu butuh 6bulan lagi menunggu kehadirannya
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Erika mencium tangannya, lalu ikut duduk dikursi yang lain. "Tumben agak telat sayang, kemana aja? Bukannya masih UN"
"Hehe iya ma, tadi ada tugas kelompok buat ppt jadi di selesain tadi bareng-bareng"
"Wah bagus dong, kompak. Mama suka yang kompak" Anggun tersenyum begitupun Erika
Meski Erika tahu, sejauh ini dirinya melangkah tidak ada apa-apa dengan apa yang dilakukan orang-orang yang sudah sukses diluaran sana. Tetapi ia akan belajar arti dalam kehidupan yang sesungguhnya

KAMU SEDANG MEMBACA
ERIKA [TAMAT]
Teen Fiction| PERBAIKAN | MOHON MAAF BILA BANYAK TYPO Ketika kamu percaya bahwa tidak ada sahabat sejati di dunia ini, lantas apa yang kau pikirkan setelahnya? berteman dengan kemunafikan? atau berteman dengan kebohongan belaka? -Erika- Namun, seorang Bisma ya...