Ke-Dua puluh Tiga

34 9 1
                                    

•~Semakin kamu memikirkannya semakin besar keinginanmu untuk mengetahuinya~•


Sesampai didepan rumah, Erika menengokan kepalanya mengarah Bisma.

"Thanks ya Bis"

"Hm..sama sama" Bisma melihat Erika yang kian masuk kedalam rumahnya. Berharap Erika akan mengajaknya masuk tapi tidak.

"Bis? "

"Gimana? Lo dapet hidayah ngajak gue namu? " ucap Bisma tak sabaran

"Eh? Bukan. Gue mau dadah aja, orang tua gue lagi gak ada gue gak mau difitnah" Erika terkekeh melihat Bisma mengurungkan wajahnya

Bisma mengulum bibirnya malu.

"Yauda dadah"

Erika tertawa lagi, ia menutup pintunya rapat mengingat kembali perkataan lembut yang membuatnya sedikit berbunga. Menyenderkan punggungny pada pintu membuatnya ingin rapuh saat Bisma bersikap hangat padanya

"Jadi, rasa suka tuh seindah ini ya? " Erika tersenyum dengan menyimpan kedua tangannya didepan dada, berharap Bisma akan tetap seperti ini

Argh... Erika waras dong, masa iya suka sama Bisma.

**

Keesokannya sekolah dinyatakan dalam kondisi tidak mengenakan hati para murid kelas 12. Faktanya ujian nasional hanya perlu menghitung hari, dan itu tepat akan dilaksanakan dua minggu mendatang.

Seluruh murid kelas 12 dipersilahkan mengisi lapangan pada jam pertama. Dimana kondisi lapangan masih terik teriknya dengan sinar matahari

"Untuk para kelas 12, kalian akan kami beri bekal untuk menghadapi ujian. Saya harap dan kami harapkan sebesar besarnya untuk fokus terhadap UN kalian."

"Tapi jangan salah, US pun harus tetap fokus. Kita akan melaksanakan US pada satu minggu kedepan, dan satu minggu kedepannya lagi kita akan melaksanakan Ujian Nasional"

"Yah.. Gimana sih ah"

"Gak seru ah "

Gerutu siswa siswi barisan pintar ingin berprotes, sebab waktu US dan UN hanya dijeda beberapa hari saja. Dan mereka rasa itu tidak cukup. Ini terlalu berat untuk dilalui, bahkan minggu ini dipenuhi Ujian Praktek

"Sudah sudah... Protes kalian kami gantungkan dipelaminan"

"Lah... Inget muda deh" gerutu siswa lain dengan gelakgak tawanya.

Erika hanya tersenyum mendengarnya, setelah ini ia tidak akan pernah melihat masa masa seindah ini di hidupnya.

Masa SMA
Masa masa yang orang bilang paling indah, tapi nyatanya becanda. Masa yang selalu orang lain rindukan ketika mereka dewasa. Dan ah iya, masa yang gak akan pernah diulangi bersama.

Erika menuliskan pada Diary miliknya, ia mulai mengisikan itu saat Bisma yang mulai mengusik hidupnya. Perlahan Erika ingin menuliskan sosok laki-laki itu namun gengsi, ia memilih untuk mengawalinya masa SMA nya dengan kedatangan cowok petikilan seperti Bisma. Masalah penutup pada diary nya biarlah urusan nanti

Seluruh siswa dibubarkan dan diperintahkan untuk kembali belajar. Pasti setelah praktek ini, akan ada tambahan belajar.

**

"Gak nyangka ya mau lulus aja Bis"

Bisma yang berada disampingnya hanya berdehem mengiyakan. Ia memejamkan matanya mengantuk menyenderkan sebagian kepalanga pada Griyyan.

"Gak nyangka juga misi lo gagal kali ini. Ditolak Erika haha"

Bisma menjitaknya hingga mendapat protes, padahal memang itu faktanya.

"Sakit nyet"

"Lo kalo ngomong ya. Gue kan belum nembak dia, ya nanti aja dulu gak usah buru buru" bela Bisma gengsi

"Kelamaan ah basi, keburu diembat gue" ucap Griyyan sebelum pergi. Lantas Bisma dibuat memerah dan menajamkan matanya menyelidik

"Lo mau embat Erika? "

"Ya enggak lah! Gila aja, dia galak pantesnya buat Edo"

"Bangsat lo Gry!! " teriakan Bisma ditertawai oleh kaum hawa, mereka sangat terpesona dengan ketampanan Bisma yang semakin hari semakin menjadi. Alah lebay sekali.

"Bismaaa" ucapan dari beberapa anak alay yang berusaha menggoda Bisma

"Hai" Bisma menampakan giginya rapih, berlari kecil menuju kelasnya untuk masuk pada jam pelajaran kimia

Didapati Edo yang masih melipat lipatkan perahu kertasnya mendapat tawa meledak dari Griyyan yang datang tiba-tiba

"Hahaa masih musim buat perahu kertas" celotehnya

"Ini si anak sulung gue yang minta"

"Hah? Kenapa gue? Gue gak minta kok" protes Erika tidak terima. Yang awalnya menahan kepalanya berat dengan buku tebalnya, Erika malah ikutan asyik mengobrol dengan mereka

"Mm..kayaknya hari hari ini kita bakalan pulang telat"

"Biasanya juga gitu kan Gry? " tanya Edo memastikan. Griyyan menggaruk kepalanya, mencoba fokus seperti Erika yang senantiasa membaca bukunya.

"Tapi ini lebih lama. Kita dikasih belajar tambahan"

"Oh..penganiyayaan? Iya sih pinter kagak makin bego iya"

"Ya itu sih elo hahaha" Erika tertawa puas beserta Griyyan, hanya mereka yang melantunkan tawanya didalam kelas. Padahal yang lain tengah di luar menikmati masa-masa nakalnya.

Jessie semakin kesal melihat Erika yang bahagia diatas penderitaannya. Ya iya menderita ketika Erika mencoba mengambil Bisma cowok sempurna dimatanya.

**

Fanya New

|Bis, tolong gue di rumah| 10.55

Pesan dari Fanya sebetulnya Empat jam yang lalu, namun karena keasyikan belajar Bisma sampai lupa untuk menyalakan ponselnya. Bukan asyik belajar sih, tepatnya dia bolak balik untuk tambahan nilai di tiap guru.

Bisma membaca dengan tatapan kosong, apa yang ia lakukan pada Fanya?. Gadis itu pasti membutuhkannya sekarang. Bisma berdiri dan segera keluar dengan menenteng tas nya. Hal tersebut diperlihatkan pak Danu yang sedang berjalan jalan dari tiap koridor

Bisma berlari sekuat mungkin menuju parkiran, sengaja ia mendorong motornya agar tidak mengganggu siswa lain. Bisma memperhatikan tiap sudut pagar yang tidak dijaga, bagus rencana segera dimulai

"BISMA! BERANINYA KAMU!! "

Teriakan pak Danu tidak ia himbau, melainkan Bisma semakin tertawa puas karena berhasil bolos lewat depan. Seumur umur ia baru merasakan bolos tanpa satpam yang menjaga.

"Rik, lo ada tipX gak? "

"Warung"

Griyyan berdecak, memutar bola matanya kesal sendiri. Ia kembali pada wajah Edo yang ditekuk karena tidak mengerjakan soal matematika.

"Do, lo ada tipX gak? "

"Lo cari aja ditiap bangku, punya gue ilang" Edo bicara alakadarnya, membuat pria itu mengacak rambutnya.

Trengg... Bel pulang akhirnya menyaring setelah sekian lama hanya duduk saja. Erika mengumpulkan kertas ujiannya dan kembali ke tempat seperti anak lainnya.

"Baik, pengayaan kita tutup. Sampai jumpa" bu Rika keluar dengan bukunya, diikuti beberapa siswa siswi yang berlomba lomba untuk pulang terlebih dulu

"Ehem.. "

Deheman Griyyan gagal, Erika malah menenteng tas nya dan melewatinya begitu saja. "Itu anak kenapa sih? "

"Lo apaan lagi sih. Minggir ayah mau keluar" pekik Edo yang tidak biasanya.

Edo yang dikenal kalem dan baik, kini terlihat ganas setelah mengisi soal matematika.

Griyyan memberikan sedikit jalan pada Edo, kemudian ia melangkah pergi mengikutinya dari belakang

Gue salah apa ya sama tuh anak

ERIKA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang