Qinan benar benar membuktikan ucapannya kemarin pada Satria. Qinan memasang banyak alarm agar bisa cepat bangun karena tidak bisa dipungkiri kalau Qinan tipe perempuan yang lumayan susah untuk bangun.
"Kalo gak karena Bang Satria, males banget gue harus bangun jam segini," gumam nya kesal lalu membereskan terlebih dahulu tempat tidurnya.
Qinan bangun pukul 03.45 WIB. Setelah membereskan kamarnya, Qinan keluar kamarnya lalu menuju dapur untuk melihat apakah Mama nya sudah bangun atau belum. Ternyata, di dapur hanya ada Mbok Inah, IRT yang sudah belasan tahun berada di rumah itu.
"Loh Neng? Tumben sudah bangun? Mau minum Neng?" tanya Mbok Inah yang sedikit bingung karena Qinam bangun terlalu awal menurutnya.
"Enggak Mbok, aku sengaja bangun awal. Males diceramahin terus sama Bang Satria," jawab Qinan sambil terkekeh lalu nada kesal.
"Mau Mbok buatkan air hangat untuk mandi?" tanya Mbok Inah
"Gak papa Mbok, aku juga mandi nya masih belum niat, sih, nanti aja."
Tak lama kemudian, adzan subuh pun berkumandang dan Qinan langsung menuju mushola di rumahnya, begitupun Mbok Inah. Sudah lama sekali Qinan tidak melaksanakan sholat di Mushola rumahnya, karena selalu saja Qinan melaksanakan sholat di kamarnya.
Setelah melakukan ritual sholat, Qinan mengekori Mbok Inah yang sepertinya akan membuat sarapan untuk keluarga kecil Qinan.
"Emm.. mbok, bolehkan Qinan bantuin? Kayak nya Qinan tertarik deh buat belajar masak," ucap Qinan.
"Seriusan Neng Qinan mau bantuin Mbok?" tanya Mbok Inah memastikan tidak percaya.
Qinan mengangguk antusias lalu merapatkan kedua tangannya didepan dada menunjukkan memohon dan memasang pupply eyes-nya,"Please ya mbok."
Tiba-tiba saja suara Fina mengejutkan Qinan dan Mbok Inah "Eh anak Mamih udah bangun ternyata."
"Iya dong, emang ayam jago aja yang bisa bangun jam segini. Buktinya aku bisa bangun lebih awal dari Ayam," jawab Qinan.
Fina hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum dengan jawaban putrinya.
"Udah sholat?" tanya Fina
"Udah dong tadi sama Mbok Inah," jawab Qinan bangga.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 06:05 WIB dan sekarang semuanya sudah berada dimeja makan untuk sarapan.
"Lo bangun jam berapa dek?" tanya Satria memindahkan sayur sop telur puyuh kedalam piringnya.
Qinan hanya menunjukkan layar HP nya yang menunjukkan Alarm pukul 03:45 WIB.
"Halah, palingan lo tidur lagi," ejek Satria.
"Idih, enggak ya! Abang fikir siapa yang siapin semua sarapan dimeja makan?" Qinan sudah memulai untuk menyombongkan dirinya.
"Mbok Inah sama Mamih lah," jawab Satria santai dan memasukkan suapan pertamanya kedalam mulutnya.
Qinan pun menunjukkan ekspresi kesalnya kearah Satria yang tidak Satria ketahui. Namun, saat Qinan akan mengomel Qinan menaruh harapan pada abangnya yang kedua tentang masakan Qinan.
"Gimana bang sayur sup nya?" tanya Qinan harap-harap cemas.
"Enak. Tapi enaknya bukan enak buatan Mbok Inah, ataupun Mamih," jawab Edzard yang memang selalu memerhatikan setiap masakan yang ia makan.
"Jadi gimana?" tanya Qinan tidak puas dengan jawaban Edzard yang memang meragukan.
Edzard terdiam sejenak karena menelan sarapannya. Lalu menjawab pertanyaan sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKDT [REVISI]
Teen Fiction"Mau menolak dengan cara apapun, jika kau adalah takdirku maka kau akan bersamaku." -Raka "Dan mau memaksa dengan cara apapun juga jika kau bukan takdirku, maka kau tidak akan pernah bersamaku." -Qinan Start : 11 Februari 2020📍 Finally : 22 Juli 20...